Curhatan Seorang Ibu yang Bersahaja
Curhatan seorang ibu...
Saya makin khawatir dengan perilaku anak saya yang semakin hari semakin kurang ajar terhadap saya. Dulu, memandang sayapun sedikit tertunduk, tapi sekarang, dia bahkan memandang saya dengan wajah menantang, bahkan mengatakan perkataan yang saya yakin maknanya negatif. Saya menyekolahkannya berharap sekolah bisa menjadi tempat untuk menjadikan anak saya lebih baik, anak yang penuh sopan santun, dan anak yang nurut sama orangtua. Tapi mengapa semakin hari semakin begitu, saya tidak mengerti apa yang keliru disini, apa yang diajarkan gurunya di sekolah?
Orangtua yang selalu diberkahi Tuhan. Semua hal di dunia ini tidak terjadi sesuai dengan harapan kita. Bahkan seringkali keinginan kita berbanding terbalik dengan kenyataan. Mungkin awalnya, anak kita memang terlihat sopan dan penuh kesantunan. Tapi semakin hari perilakunya semakin tidak menyenangkan kita. Tentu, hal ini sangat mengkhawatirkan orangtua. Bahkan, hal ini terkadang menyakitkan bagi orangtua. Hal yang pertama kita harus cari tahu, mengapa itu bisa terjadi? Apakah anak kita dalam kondisi yang baik, atau dia bahkan dalam kondisi yang tertekan? Kita tidak bisa memasang cctv selama 24 untuk melihat aktivitas anak kita, sehingga kita hanya berdoa semoga mereka semua baik-baik saja.
Tidak semua anak bercerita kepada orangtua apa yang sedang mereka rasakan, coba dekati ia dengan hati, berikan hal yang kecil yang ia sukai, mulailah untuk mengobrol dengan santai untuk memancing apa yang sedang ia rasakan. Bersabarlah, mungkin ia butuh waktu untuk menceritakannya pada kita. Bisa jadi banyak hal yang ingin mereka ceritakan tapi belum ada kesempatan untuk mengungkapkannya. Cari tahu penyebabnya sehingga kita bisa tahu solusi terbaiknya.
Satu kalimat dari anda yang menarik bagi saya. Dulu, anak anda tidak terlalu berani hanya memandang anda, benarkah? Saya harap itu tidak sepenuhnya benar. Jadilah sahabat untuk anak anda bukan menjadi atasan yang membuat anak anda selalu takut menatap anda.
Menyinggung masalah sekolah, mungkin ada benarnya, sekolah atau personil yang didalamnya dapat memberikan pengaruh terhadap kepribadian anak.Tapi, alangkah kurang bijaknya kita sebagai orangtua jika kita menyalahkan sekolah karena perilaku anak yang semakin buruk. Seharusnya kita malu, karena sekolah pertama untuk anak kita adalah diri kita sendiri. Mengapa anak bisa seperti itu? Itu adalah pertanyaan yang seharusnya kita lontarkan pada cermin sehingga mengena tepat ke arah kita.
Saya percaya, setiap orangtua, tentu menginginkan akhlak yang baik dari anaknya. Bahkan, kita rela mengeluarkan biaya yang mungkin di atas rata-rata supaya anak dapat menjadi manusia yang sebenarnya, manusia yang tidak hanya tajam kecerdasannya namun juga luar biasa budi pekertinya. Setiap sekolah tentu memiliki visi yang baik, yakni melayani anak dengan sebaik-baiknya, kalaupun ada yang keliru kita sebagai orangtua harus lebih kritis dalam menanggapinya.
Saya juga percaya, tidak ada guru di dunia ini yang mengajarkan keburukan kepada muridnya, kalaupun ada, itu bukanlah guru, mungkin mereka hanya secuil orang yang hanya bersembunyi di balik profesi mulia ini. Ucapkanlah terimakasih kepada guru-guru yang sudah bersedia mendidik anak-anak kita karena mereka telah bersedia meluangkan waktunya, seandainya digaji sebesar-besarnya juga, itu tidak akan pernah mereka lakukan kecuali kelapangan hati yang mereka miliki untuk mendidik anak-anak kita. Ucapkan terimakasih karena meskipun mereka tidak mengenal kita, mereka rela mendidik anak kita dengan segala karakteristiknya, dan mau bersabar dengan segala perilaku anak kita, yang terkadang kita sendiri belum tentu bersabar mengahadapinya. Mereka rela mendidik anak-anak kita sedangkan anak merekapun dititipkan entah dimana.
Orangtua yang dirindukan, banyak faktor yang dapat mempengaruhi perilaku seorang anak. Banyak juga faktor eksternal, tapi bukalah hati, faktor yang paling menentukan adalah faktor internal yang ada dalam keluarga kita. Anak yang berbahagia dengan keluarga mereka akan tumbuh menjadi anak yang menyenangkan. Bisa jadi, perilaku anak yang berubah diindikasikan karena adanya tekanan dalam keluarga, mungkin kita sebagai orangtua terlalu sibuk dengan dunia kita sehingga kita lupa dengan dunia anak-anak kita yang seharusnya membutuhkan perhatian yang cukup dari orangtuanya.
Belajarlah untuk tidak menyalahkan lingkungan luar karena perubahan drastis pada perilaku anak. Meskipun pada kenyataannya, lingkungan luar punya andil yang cukup besar dalam membentuk karakter anak, itu tidaklah sebesar peran yang ada dalam keluarga. Jadilah model yang dapat diandalkan anak, jadilah orangtua yang menyenangkan, yang selalu hadir disaat anak membutuhkan.
Sekolah karakter yang terbaik hanyalah di rumah. Dan guru karakter yang terbaik hanyalah orangtua. Ingat, siapapun yang mendidik anak kita, tetap tanggung jawab dunia akhiratnya ada di tangan kita, bukan di tangan oranglain.
Semoga membantu. Salam santun dari saya.
Maya Malianggi Manar.

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar