74. SEMANGAT PARA SALAF BERSAMA AL-QURAN DI 10 TERAKHIR RAMADHAN
Qatadah bin an-Nu'man (Arab: قتدة بن النعمان) adalah Sahabat Nabi Muhammad. Qatadah yang bernama asli Abdul Khatib merupakan penduduk Madinah, sehingga disebut golongan Anshar.
Sallam bin Abi Muthi' ra berkata :
▪Dahulu Qatadah ra
mengkhatamkan Al-Quran setiap 7 malam.
▪Jika datang bulan ramadhan, maka beliau mengkhatamkannya setiap 3 malam.
▪Jika masuk sepuluh terakhir bulan Ramadhan, maka beliau mengkhatamkannya SETIAP MALAM.
[Siyar a'lam an-Nubala' 5/276]
حال السلف مع القرآن في العشر.
قال سلّام بن أبي مطيع:
«ﻛﺎﻥ قتادة ﻳﺨﺘﻢ اﻟﻘﺮﺁﻥ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺳﺒﻊ ﻟﻴﺎﻝ،ﻓﺈﺫاﺟﺎء ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺧﺘﻢ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺛﻼﺙ ﻟﻴﺎﻝ،ﻓﺈﺫاﺟﺎء اﻟﻌﺸﺮ ﺧﺘﻢ ﻓﻲ ﻛﻞ ﻟﻴﻠﺔ»
[ سير أعلام النبلاء 5/276]
Dalam Pertempuran Uhud, mata Qatadah terluka hingga lepas dari rongga mata, kemudian Nabi Muhammad dengan didahului dengan doa mengembalikan bola mata Abu Qatadah seperti sediakala. Ia dijuluki sebagai "Ksatria rasulallah" (فارس رسول الله Faaris rasulullah). Meninggal di kota Madinah tahun 54 H. Menurut sebuah situs, Qatadah memiliki arti "pohon kayu keras."
Sebuah anak panah menancap pada bagian bola matanya, darah segar mengalir deras tanpa henti dari salah satu sahabat Rasulullah ini. Saat itu para sahabat pun sebagian hendak mengambil anak panah yang tertancap pada bola mata Qatadah. Namun sebagian lagi memilih untuk menyampaikan kabar tersebut kepada Rasulullah Saw. Saat mendengar kabar itu, Rasulullah Saw meminta agar Qatadah mendatangi beliau. Sebelum mencabut anak panah dari bola mata Qatadah, Rasulullah Saw terlebih dulu bertanya kepada Qatadah. Saat itu Qatadah dihadapkan pada dua pilihan oleh Rasulullah Saw.
Pilihan itu adalah mencabut anak panah tersebut dari mata Qatadah, tetapi tak menjamin mata Qatadah pulih seperti semula. Sehingga Rasulullah Saw meminta Qatadah bersabar dengan pilihan pertama tersebut dan dijanjikan surga oleh Rasulullah Saw. Kemudian pilihan kedua adalah, Rasulullah Saw akan mencabut anak panahdari mata Qatadah dan ada jaminan matanya akan pulih kembali. Namun tak ada janji surga dalam pilihan ke dua tersebut.
"Wahai Abu Qatadah, jika kau sabar kau akan masuk surga. Tapi jika engkau mau aku akan mendoakanmu dan tak ada jaminan surga," kata Rasulullah Saw saat itu. Saat dihadapkan dengan dua pilihan tersebut, Qatadah pun terdiam sejenak. Dia berpikir keras dengan pilihan apa yang ia ambil. Terlebih, saat itu Qatadah disebutkan akan segera menjalankan pernikahan. Tak disangka, Qatadah saat itu menjawab jika ingin matanya pulih kembali. Namun, ia juga meminta kepada Rasulullah Saw agar didoakan untuk bisa masuk surga yang dijanjikan Allah Swt kepada umat muslimin. Jawaban Qatadah itu pun disebut telah membuat Rasulullah Saw tersenyum.
Tak lama Rasulullah Saw pun mencabut anak panah yang menancap pada bola mata Qatadah. Selang beberapa saat setelah anak panah tercabut, Qatadah menyebut jika matanya telah kembali pulih. Dia pun bisa melihat dalam kondisi normal, seperti tak terjadi apa-apa pada matanya. Kisah Rasulullah Saw yang menyembuhkan mata seorang sahabat tersebut menjadi salah satu keutamaan dan mukizat Rasulullah Saw.
Begitu besar anugerah mata yang kita punya, mata yang selalu bisa untuk melihat setiap anugerah Allah Swt, mungkin bentuk rasa syukur seorang Qatadah yang pernah mengalami peristiwa pada masa mudanya kemudian digunakan untuk mendekatkan diri dengan memperbanyak membaca Al Qur'an.
Aisyah Radhiyallahu anha menjelaskan apa yang dilakukan Nabi pada 10 hari terakhir Ramadhan.
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر – أي العشر الأخير من رمضان – شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله . متفق عليه
“Adalah Rasulullah Saw apabila memasuki 10 terakhir Ramadhan, beliau mengencangkan tali sarungnya (yakni meningkat amaliah ibadah beliau), menghidupkan malam-malamnya, dan membangunkan istri-istrinya.” (HR. Bukhari Mulim).
Mengencangkan sarung, menjelaskan takwil para ulama, artinya mengurangi makan, tidur, dan tidak mendekat ke para istrinya. Fokus beribadah.
Sebab, 10 hari terakhir Ramadhan adalah momentum perpisahan, dimana segala perilaku yang positif di dalam diri mesti tetap terjaga di luar Ramadhan, dan segala amal sholeh yang dilakukan di bulan Ramadhan, terus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan diri dan keluarga sepanjang hayat.
Tantangan terberatnya adalah bagaimana menjadikan Ramadhan tetap hidup dalam rentang waktu 11 bulan ke depan, terutama setelah beberapa hari lepas dari Ramadhan, saat lebaran dan selanjutnya.
Pada hakikatnya sangat banyak yang bisa dilakukan. Namun garis besarnya bisa dilihat beberapa yang populer, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an (tentu secara kualitatif dan kuantitatif). Kemudian memperbanyak istighfar, memperbanyak sholawat atas Nabi Muhammad. Mensucikan diri dengan membayar zakat fitrah. Dan, menjauhi sifat dusta, shalat tarawih, shalat tahajud, memberi makan orang berbuka, memberi makan dan menyantuni yatim piatu, sedekah jariyah dan amal ibadah lainnya.
Dari Ali RA. Bahwasannya Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya di surga terdapat kamar-kamar yang bagian luarnya terlihat dari bagian dalam dan bagian dalamnya terlihat terlihat dari bagian luarnya. Seorang Arab Badui berdiri dan bertanya, “Bagi siapakah kamar-kamar itu diperuntukkan, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Untuk orang yang berkata benar, yang memberi makan, yang senantiasa berpuasa, dan senantiasa shalat pada malam hari di waktu manusia tidur.” (HR. Tirmidzi).
Semoga Allah memudahkan kita untuk mengisi hari-hari kita di bulan Ramadhan dengan amalan sholih yang ikhlas dan sesuai dengan petunjuk Nabi Saw. Aamiin.
#Lodoyo, 9 Mei 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi
terima kasih, salam literasi juga, masih perlu banyak bimbingannya