Ramadhan ke 6

Insan Berikhtiar

Di hari ke enam ini, masih berkaitan dengan momentum pembersihan dosa dengan puasa. Kalau menurut konsep zuhud imam al ghozali, kita perlu melakukan pengosongan diri. Yakni proses mengosongkan diri dari segala hal yang berbau maksiat kepada Allah.

Meskipun hidup manusia, kalau tidak hati-hati akan mudah sekali terjerumus dalam perbuatan maksiyat, namun berusaha untuk jangan sampai tercebur kedalamnya menjadi keyakinan pokok yang tidak boleh dibilang ringan. Untuk itu salah satu usaha yang perlu dilakukan adalah berusaha mengosongkan diri dari segala hal yang bisa menjerumuskan manusia ke dalam dosa.

Melakukan aksi bersih diri dari segala hal yang tercela, lalu mengisinya dengan kebaikan yang banyak, kemudian menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan, maka lama kelamaan usaha itu akan menjadi sebuah jati diri yang membentuk kepribadian seseorang.

Memiliki kepribadian yang baik merupakan impian semua orang islam. Dengan berbagai upaya dilakukan agar cita-cita itu dapat terwujud. Salah satunya adalah dengan berusaha untuk ikhlas menjalani ibadah puasa Ramadhan.

Momentum Ramadhan yang tidak boleh disia-siakan oleh setiap mukmin adalah, memohon ampunan sebanyak-banyaknya kepada Tuhan. Dengan disempurnakan usaha itu melalui amal sholeh yang terus menerus dilakukan sesuai kemampuan.

Memperbanyak amal sholeh itu tentu sudah mengarah pada usaha pengosongan diri dari aneka bentuk kemaksiatan kepada Allah. Dimana segala bentuk pelanggaran atas ketentuan Allah itu sudah masuk kategori perbuatan maksiat kepada Allah. Karena jelas bahwa itu merupakan sebuah pelanggaran.

Yang perlu selalu dipahami adalah bahwa Allah itu maha pengampun, maka memohon ampun kepada-Nya mutlak dilakukan setiap insan beriman. Jika tidak dilakukan maka status manusia muttaqin tidak akan dapat diraih meskipun puasa Ramadhan satu bulan penuh.

Oleh karena itu, setiap usaha yang dilakukan oleh para insan, agar derajat muttaqin dapat diraihnya adalah, dengan tulus ikhlas mematuhi segala perintah agama tanpa tawar menawar lagi.

Wallahu a’lam.

Yanggong, 28-3-23