M Barid

Lahir di dukuh Yanggong, Ponorogo arah Timur, Jenangan menuju Selatan. bertugas di lereng gunung wilis. ingin belajar menulis. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Nikmatnya Syukur

Nikmatnya Syukur

Ramadhan ke 2

Nikmatnya Syukur

Alhamdulillah, hari kedua Ramadhan telah terlewati. Guyuran hujan begitu deras menghantam bumi. Begitulah malaikat Mikail beraksi membagi rezeki. Semua makhluk tunduk, tawadlu’, dan khusyuk menjalankan perintah suci Ilahi.

Awal Ramadhan tahun 2023 ini memang panuh dengan kemurahan Allah. Cuaca yang begitu kondusif, sangat memudahkan umat Islam dalam menjalankan rukun siyam. Beda sekali jika Ramadhan jatuh di bulan-bulan kering. Cuaca yang sangat panas terasa begitu menyiksa.

Maka, nikmat Tuhanmu mana lagi yang tidak kau syukuri. Begitu arti sebuah ayat berbunyi. Oleh karenanya, puasa kali ini terasa begitu nikmat. Tentunya bagi mereka yang merindukan hadirnya Ramadhan.

Hal yang demikian itu tidak lepas dari bagaimana Allah berkehendak. Tidak satupun makhluk mampu menghindarinya. Manusia tinggal menerima segala kehendak-Nya.

Di hari kedua ini, saya merasakan bagaimana deritanya mereka yang betul-betul kekurangan rezeki. Hidup dalam serba kekurangan. Berada dalam situasi tidak berkecukupan ini, bisa-bisa mengakibatkan kufurnya seseorang. Bagi mereka yang tidak memiliki fondasi iman yang kuat, hidup dalam situasi serba kekurangan, akan berdampak tidak baik. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran Rasulullah, yang dalam salah satu sabdanya beliau mengingatkan, “hampir-hampir kefakiran itu akan menghantarkan seseorang pada kekufuran”.

Benar saja, disaat kondisi jasmani kekurangan nutrisi, maka koordinasi antara hati, pikiran dan lisan bisa tidak sejalan. Jika hal itu terjadi, maka bisa saja dampaknya akan jauh melenceng dari prinsip ajaran Islam. Harusnya seseorang itu bersyukur, gara-gara kurangnya nutrisi itu, bisa saja dia ingkar kepada nikmat Tuhan yang begitu melimpah, karena pikirannya terganggu konsentrasinya.

Oleh karena dari hal itu maka, menjadi orang beriman saja tidak cukup bagi setiap orang. Orang beriman itu harus menyempurnakan keimanannya dengan berbagai amal sholeh. Diantara amal sholeh yang tidak boleh diabaikan adalah ikhtiar. Seberapapun besar ikhtiar yang dilakukan, maka pasti Allah akan memberikan hasil dari ikhtiarnya itu. Tidak mungkin Allah tega membiarkan hamba-Nya hidup dalam penderitaan kala bukan karena Dia sedang mengujinya.

Sementara itu, ujian dalam kehidupan setiap insan sudah pasti berbeda-besa. Ada yang terasa mudah dan ringan-ringan saja, ada juga yang mengalaminya terasa begitu berat dan seakan tersiksa. Hal demikian itu hanya perkara bagaimana seseorang melihat dan menilai bagaimana ujian yag diberikan oleh Allah kepada dirinya.

Kiranya, sikap optimis dalam memandang segala persoalan dalam hidup ini, akan memberikan dampak bagaimana kelanjutannya. Apakah seseoran gmerasa berat atau ringan dalam mengahadapi ujian itu, tergantung dari sudut pandang mana dia menilai dan merasakan.

Wallahu a’lam

Yanggong, 24-3-23

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Maka nikmat Tuhanmu manakah Dustakan? Barakallah Pak

24 Mar
Balas



search

New Post