Sabar dan Syukur
#tantanganmenuliske-232
Sabar dan Syukur
sabar dan syukur, dua kata yang sangat menyentak Nurani kita. kata yang mampu memacu adrenalin, agar kita bisa meraihnya. meski terlihat mudah, namun ternyata dibutuhkan kerja keras yang tidak mudah. perlu kekuatan khusus agar dua kata itu bisa terwujud dengan baik.
kesabaran memerlukan kekuatan pengendalian diri yang optimal. Kemampiuan mengendalikan emosi diri musti berada pada level yang baik. tidak akan mampu seseorang akan mengendalikan emosi dirinya jika kemampuannya tidak baik. untuk itu perlu berlatih sejak dini untuk mengendalikan diriagar mampu menahan dan mengendalikan emosinya.
Kesabaran sangat dianjurkan oleh agama Islam. Bahkan dalam kitab sucinya disebutkan bahwa “Dan jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.”
Dari sini jelas bahwa, sebagai seorang hamba kita mesti bersabar atas segala hal. Bukan hanya sabar dalam menghadapi musibah, tetapi dalam menjalankan perintah Tuhan pun, kita mesti bersabar pula.
Sementara itu syukur, menuntut kita untuk selalu mengingat akan segala kebaikan Allah pada hamba-Nya. Begitu sayangnya Allah pada setiap makhluk ciptaan-Nya, hingga ketika kita rajin bersyukur, akan ditambah nikmat yang diberikan kepada kita. Akan diberikan nikmat yang sangat banyak dan melimpah, yang datang dari segala penjuru tak terduga.
Seberapapun nikmat yang kita dapat, bersyukur tidak boleh kita abaikan. Apakah nikmat itu membahagiakan hati atau tidak, bersyukur tetap saja harus dilakukan. Dengan begitu, sesuatu yang tadinya dirasa kurang nikmat akan menjadi begitu nikmatnya setelah kita bersyukur kepada Sang Pemberi nikmat.
Seperti seorang perempuan Arab yang sedang memandang wajahnya yang sangat cantik rupawan di depan kaca cermin. Sedangkan suaminya adalah seorang lelaki jelek teramat sangat.
Dengan kaca di tangannya, dia bilang pada suaminya.
“Kakanda!, Aku sangat berharap agar aku dan kanda sama-sama masuk surga.”
“Mengapa kamu berkata seperti itu?” tanya si suami.
“Karena aku terkena musibah bersuamikan Kanda, lalu aku bersabar. Sedangkan Kanda mendapatkan anugerah beristrikan aku, Lalu Kanda bersyukur kepada Allah.” Jawab si perempuan.
“Sementara orang yang bersabar dan orang yang bersyukur akan sama-sama masuk surga.” Lanjutnya.
Dari kisah ini bisa kita cermati bahwa kesabaran istri yang mendapat suami buruk rupa bisa menjadikan bahtera rumah tangganya tenteram dan berkah. Dengan kesabaran, tidak penting lagi wajah tampan nan rupawan, atau wajah cantik nan molek.
salam literasi,
yanggong, 10 september 2021
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ulasan yang menyentuh hatiku. Keren.
Luar biasa pak Barid. Ulasan yang sangat menginspirasi
Terima kasih pak Trianto. Semoga lancar usahanya.
Alhamdulillah saya dapat vitamin untuk jiwa di pagi hari. Terima kasih, Ustadzi
Sama sama ustadz, semoga semakin sukses
Sangat indah dan menyentu hati ulasannya. mencerahkan dan informatif. sehat dan sukses selalu saudaraku Pak M Barid
Terima kasih hadirnya pak Abu. Semoga sukses selalu
mantap keren cadas... ulasan keren menewen...salam sehat sukses selalu ustaz M Barid
Syukran ustadz Sugiharto, sukses selalu ya.