Thalabul Ilmi Ahad Pagi
Sudah berlangsung rutin sejak sekitar tahun 1996 yang lalu, hingga kini tak pernah berhenti. Yaitu kegiatan thalabul ilmi yang berlangsung di halaman Masjid Kampus Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Ya, pengajian Ahad Pagi al-Manar, itulah nama yang diberikan sejak itu.
Kini setelah puluhan tahun, rutinitas itu masih tetap eksis. Masyarakat datang berduyun-duyun untuk menghadiri kajian ini. Mereka datang dari berbagai pelosok Ponorogo. Bahkan tidak jarang saya jumpai beberapa hadir dari wilayah Madiun. Semua hadir dengan tujuan yang sama. Thalabul ‘ilmi.
Tema kajian selalu berbeda. Muballigh yang diundang pun selalu berganti. Kebanyakan dari luar kota. Rata-rata adalah para Dosen di perguruan tinggi ternama. Tentu ini kesempatan emas untuk betul-betul berthalabul ilmi dengan baik. Ilmu yang ilmiyah.
Informasi pengetahuan yang selalu up to date, tak jarang mereka sampaikan. Dari persoalan rumah tangga hingga perkara Negara. Dari urusan ekonomi hingga bekal untuk mati. Termasuk perkara aqidah dan muamalah berbalut Syariah dikupas tuntas dalam setiap kajian Ahad Pagi ini. tentu dengan jadwal yang tertata.
Mereka yang hadir ada yang duduk di kursi yang telah disediakan. Ada pula yang pilih lesehan di emperan kampus, atau bahkan dihalaman yang begitu nyaman. Suasana pagi yang sejuk menambah mudahnya hadirin menerima ilmu dengan sempurna. Suara pengeras tersiar luas hingga ke tempat parkir kendaraan pula.
Dari pihak panitia, sesekali menyiapkan bonus sarapan nasi pecel kepada semua yang hadir. Usai mendapatkan santapan rohani, giliran mereka mendapatkan santapan jasmani. Sungguh sebuah nikmat yang tiada tara. Jasmani dapat, rohani pun tidak ketinggalan. Sarapan sambil lesehan disertai obrolan ringan antar jamaah, menambah suasana semakin akrab bersahabat.
Tidak kurang dari lima ratus hingga delapan ratus pengunjung yang rutin menghadiri kajian ilmu ini. Meski terkadang jika musim hujan, pun mereka tetap hadir dengan setia. Apatah lagi di musim kemarau seperti ini.
Sungguh sebuah rutinitas lahir batin yang mampu menyegarkan pengetahuan. Merefress ulang segala bentuk pengetahuan yang telah lama terpendam, atau mungkin telah hilang. Menajamkan akal budi hingga terbentuk karakter muslim sejati.
Yanggong, 29-10-23

Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi
Salam Pak Dede. Bagaimana kabarnya?
Kegiatan yang menginspirasi dunia pendidikan dalam pembentukan karakter. Salut