Dimanakah Keadilan itu & apakah salahku....
Siang itu bagaikan disambar petir ...
Aku dipanggil seorang Kepala Sekolah
Dia bertanya
K: Apakah benar aku akan pergi jalan-jalan dihari libur bersama anak murid?
S: Aku jawab iya benar bu, kenapa bu?
K: kenapa tidak bilang kalau mau pergi ajak anak murid
S: lah saya pergi dihari libur bu, Dan tidak semua anak ikut. Lagian saya pergi tidak bawa nama&atribut Sekolah Bu. Anak2 pergi. bersama orang tuanya,
K: harusnya bilang sama say klo terjadi apa-apa
Bagaimana? Saya nti yang disalahkan.
S: saya tambah bingung apakah benar say salah?
Tapi bu saya pergi Kan dihari libur bukan Hari Sekolah.
K: Kan klo kamu bilang cucu/anak guru yang lain bisa ikut.
S: say sudah menawarkan tapi pada ga Ada yang mau ikut Bu.
K: klo kamu bilangkan bisa jadi program Sekolah
S: Bu saya pergi karena Ada promo khusus bulan ini, klo jadi program Sekolah emang bisa terlaksana cepat?
K: ya minimalkan banyak yg ikut
S: saya juga sudah menawarkan Bu. Lagian yang mengkordinir bukan saya. Orang cuma 15 anak yang ikut.
K: kamu mau Cari untung sendiri ya?
S: astagfirullah bu istigfar, yang Cari untung siapa?
K: ya kamu
S: astagfirullah
K: dah sekarang kamu bikin Surat pernyataan
S: untuk apa bu?
K: ya klo lg jalan2 Ada apa2 dengan anak murid Sekolah tidak bertanggung jawab.
S : ????
Setelah diintrogasi akhirnya saya mendapatkan kata2 dari kapsek. Karena dia Punya jabatan tertinggi di organisasi beberapa Sekolah Dan ternyata pihak tempat hiburan yang akan saya kunjungi Ada perjanjian kerjasama jika Ada Sekolah yg berkunjung kesana akan mendapat komisi.
Ya Allah kenapa semua harus seperti itu. Padahal niat saya hanya ingin kasih tau Ada promo liburan siapa yang mau .... Tapi syaratnya 15 anak.
Dan harus berujung dengan Surat pernyataan serta ancaman.
Jika Ada masalah kami sebagai bawahan selalu di ancam buat Surat pernyataan & Surat pengunduran diri. Why???
Apakah harus seperti itu bersikap jika jadi pemimpin ..
Tanpa pernah berpikir panjang.....
Dan apakah salah jika Kita jalan -jalan bareng sama anak murid di Hari libur?
Dunia ini memang sungguh aneh....
Bukannya tidak bersyukur dengan nikmat & rezeki yang sudah didapat namun aku Dan teman-teman rindu suasana kerja seperti dulu sebelum status, pemimpin & nama Sekolah Kita berganti.
Ya Allah berilah kami semua kesabaran dalam menghadapi sikap pemimpin yang seperti ini
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Padahal saya mendaftar tidak pakai nama sekolah.& Stempel Sekolah. Klo saya daftar pakai nama serta stempel Sekolah tanpa bilang kepala Sekolah menurut saya itu baru kesalahan besar.
Iya Bu Mega. Jk beliau menganggap Ibu mitra kerja bukan sbg bawahan seharusnya tdk merasa dilangkahi dan dpt membedakan mana ranah kegiatan sekolah maupun bukan. Karena beliau menempatkan dirinya sbg majikan makanya urusan pribadi yg menyangkut siswa menurutnya adalah menjadi bagian keputusannya.
Inilah contoh pemimpin yg mematahkan kreatifias guru krn menganggap dirinya adalah pimpinan berbentuk majikan dan mangganggap guru sebagai bawahan bukan sebagai mitra kerja. Seharusnya beliau tdk mengedepankan ego ketika berada di tampuk pimpimpinan. Semoga niat baik Ibu menjadi ladang amal karena berawal dari keiklasan. Aamiin
Aamiin