Megawati Purba

Saya seorang guru di tingkat SMP. Ribuaan siswa sudah berinteraksi dengan saya. Ribuan karakter juga yang sudah saya hadapi. Sebagai guru, banyak yang say...

Selengkapnya
Navigasi Web
Jebakan di Lift

Jebakan di Lift

Kunjungan kami ke Jatim Park di akhir Oktober lalu menyisakan satu kenangan yang ngeri-ngeri sedap. Kenapa? Ketika rombongan sudah jauh berjalan di depan, kami bertiga (Bu Mega, Bu Astri, Bu Sutri) justru asyik menikmati berbagai pembelajaran yang disajikan di perut Bagong yang super buncit itu.

Entah inikah yang dikatakan "memiliki rasa ingin tahu yang berlebihan" diantara kami. Atau kami hanya sekedar kepo. Apapun alasannya nyatanya kami ingin tahu tentang semua yang ada di dalam perut Bagong itu.

Setelah beberapa lama mencoba berbagai percobaan ilmu fisika, dan biologi, kami tidak menyadari ternyata tinggal kami bertiga yang ada di dalam selain beberapa petugas. Hanya petugaspun tidak ada terlihat. Maklum, hari itu bukan hari libur. Pengunjung sangat sepi sehingga petugas setiap stand tidak kelihatan. Hari itu kami bertiga benar-benar lepas kendali tertawa. Setiap kami mempraktekkan teori ilmu pengetahuan yang ada, tawa pun berderai tidak terkendali. Kebanyakan menertawakan kebodohan kami, karena ternyata demikian itu, kami bertiga masih sama tidak pahamnya terhadap berbagai percobaan tersebut. Untung saja tidak banyak orang, sehingga aman tidak perlu mau untuk tertawa.

Ketika tiba di ujung pintu keluar, kami pun masuk ke dalam lift untuk turun ke area permainan. Selang beberapa waktu, lift yang kami tumpangi sudah berhenti. Ingin rasanya cepat-cepat keluar bergabung dengan rombongan. Tombol pintu keluar mulai kami tekan.

"Loh kok tidak bisa terbuka?" Suara saya sedikit terdengar khawatir. Secara bergantian kami kembali menekan-nekan tombol pintu keluar, tetap tidak terbuka.

Seketika panik mendera. Bagaimana ini? Waduh, pie Iki? Kok tidak bisa dibuka pintunya? Pertanyaan panik bergantian terlontar. Benar juga ya, dalam situasi panik akal sehat sepertinya tenggelam karena rasa takut yang berlebihan. Saya sendiri sempat berpikir, sampai berapa lama oksigen dalam lift ini bertahan untuk pernapasan kami bertiga?

Selanjutnya salah satu teman berbalik menghadap sisi belakang lift. Ehh... ternyata di sana juga ada tombol untuk mengoperasikan lift. Sekali tekan, pintu langsung terbuka. Hati rasanya lega luar biasa.

Ketika pintu terbuka, kami bertemu dengan seorang petugas yang langsung bertanya ada apa dengan kami. Pertanyaannya kami jawab dengan tawa. Lalu kami bertiga ngacir meninggalkan lift disertai tawa yang tidak habis-habisnya. Menertawakan kebodohan kami yang begitu mudahnya dibodohi oleh lift.

Benar-benar hari itu fluktuasi emosi sangat beragam. Tertawa, lalu panik, lanjut ngeri-ngeri sedap saat naik sky ride di ketinggian. Ahh.....luar biasa rasanya.

28102023

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kisahnya bisa buat pembelajaran kita agar tenang dalam situasi genting

27 Nov
Balas



search

New Post