Mei Impiyani

Sebagai seorang Guru Bimbingan Konseling yang berpengalaman, saya memiliki komitmen untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Saya berdedikasi untuk...

Selengkapnya
Navigasi Web
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 “Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid”

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua. Saya Mei Impiyani, S. Psi, seorang Guru BK di SMA N 1 Widodaren. Saat ini saya sedang mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Senang sekali rasanya saya dapat berbagi dengan Anda melalui tulisan blog kali ini. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pengalaman saya dalam menghubungkan berbagai konsep dan modul pembelajaran, khususnya mengenai pengelolaan program yang berdampak positif pada murid, yang saya pelajari dari Modul 3.3. Mari kita bersama-sama menjawab empat pertanyaan penting yang membawa kita untuk lebih memahami bagaimana kita dapat meningkatkan pengalaman belajar murid di sekolah. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

1. Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Setelah menyelesaikan modul ini, saya merasa sangat senang dan bersemangat. Pengetahuan yang saya peroleh dari modul ini telah membuka wawasan baru bagi saya dalam merancang program-program yang bermanfaat bagi murid, baik di dalam maupun di luar kelas. Saya percaya bahwa memahami konsep pengelolaan program yang berdampak positif pada murid tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga membentuk karakter murid sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu, modul ini juga meningkatkan kemampuan saya sebagai seorang guru penggerak dalam mengembangkan diri sendiri dan orang lain. Saya sangat termotivasi untuk mendorong keberanian murid dalam mengambil peran aktif dalam pembelajaran melalui pemberian suara, pilihan, dan tanggung jawab dalam program-program sekolah. Meskipun demikian, saya menyadari bahwa kolaborasi yang lebih baik antara murid dan rekan guru masih perlu ditingkatkan agar program-program yang dirancang dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Setelah menyelesaikan modul ini, saya merasa lebih yakin dan terbuka terhadap cara efektif dalam mengelola program-program sekolah yang dapat memberikan dampak positif bagi murid. Salah satu inti pembelajaran yang saya tangkap adalah pentingnya melibatkan murid secara aktif dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program-program tersebut. Konsep student agency atau kepemimpinan murid menunjukkan bahwa murid harus diberi kesempatan untuk memiliki kontrol atas pengalaman belajar mereka sendiri, seperti memiliki suara dalam menentukan kegiatan, memilih opsi yang relevan, dan merasa memiliki keterlibatan dalam proses pembelajaran.

Namun, dalam mengimplementasikan konsep ini di sekolah, saya menyadari adanya beberapa pertanyaan yang muncul. Misalnya, bagaimana cara yang tepat untuk mengaktifkan partisipasi siswa agar mereka benar-benar merasa memiliki suara dan kepemilikan dalam program-program sekolah? Bagaimana strategi kolaborasi yang efektif antara guru, staf, dan kepala sekolah untuk menciptakan program yang relevan dan bermanfaat bagi murid? Serta, bagaimana mencari dan mengevaluasi program-program yang dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan dan pembelajaran murid?

Selain itu, modul ini juga mengubah perspektif saya terkait pengelolaan program di sekolah. Saya kini lebih memahami bahwa kepentingan dan partisipasi murid harus menjadi fokus utama dalam merancang program-program sekolah. Tantangan yang dihadapi, seperti pemahaman yang belum merata terkait konsep student agency, serta kurangnya partisipasi aktif siswa dalam proses pengambilan keputusan, perlu diatasi dengan upaya sosialisasi yang lebih intensif, memberikan ruang partisipasi yang lebih luas bagi siswa, dan menciptakan kesepakatan bersama dalam kelas.

Dengan demikian, modul ini memberikan wawasan baru bagi saya dalam memandang pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid, serta menegaskan bahwa keberhasilan program-program tersebut terletak pada sejauh mana mereka mampu memenuhi kebutuhan dan kepentingan murid secara langsung.

3. Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara Modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Filosofi KHD dan Visi Sekolah Berpihak pada Murid (Modul 1.1 dan 1.3):

Filosofi Ki Hajar Dewantara, yang menekankan pentingnya menuntun anak sesuai kodratnya, menjadi landasan utama dalam merancang program yang berpusat pada murid. Visi sekolah yang berpihak pada murid menjadi kompas yang mengarahkan program tersebut.

Nilai Guru Penggerak dan Kepemimpinan Murid (Modul 1.2 dan 3.3):

Nilai-nilai Guru Penggerak, seperti berpihak pada murid, inovatif, dan reflektif, menjadi pedoman dalam pengelolaan program. Guru, sebagai pemimpin pembelajaran, memfasilitasi tumbuh kembang kepemimpinan murid melalui program yang dirancang dan dijalankan bersama.

Pengambilan Keputusan Berbasis Data dan BAGJA (Modul 1.3 dan 3.3):

Pengambilan keputusan berdasarkan data dan suara murid menjadi kunci dalam merancang program yang tepat sasaran. Tahapan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Data, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) membantu guru dalam mengintegrasikan suara murid dan melaksanakan program secara sistematis.

Budaya Positif dan Pembelajaran Berdiferensiasi (Modul 2.1, 2.2 dan 3.3):

Budaya positif di sekolah menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif bagi murid untuk berkembang. Pembelajaran berdiferensiasi memastikan program yang dirancang sesuai dengan kebutuhan belajar setiap murid.

Pembelajaran Sosial Emosional dan Coaching (Modul 2.2, 2.3 dan 3.3):

Keterampilan sosial emosional membantu murid untuk mengelola diri dan menjalin hubungan yang positif. Coaching membantu murid dalam mengembangkan kepemimpinan dan potensi mereka. Konsep coaching dalam pendidikan erat kaitannya dengan pengelolaan program berdampak positif pada murid. Coaching memperkenalkan strategi untuk menumbuhkan kepemimpinan murid, sejalan dengan Modul 3.3 yang menekankan partisipasi murid dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah. Keduanya menggarisbawahi peran guru dalam mendukung pertumbuhan murid melalui pendekatan inklusif.

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran (Modul 3.1 dengan 3.3)

Modul 3.1 membekali guru dengan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab, berdasarkan nilai-nilai kebajikan dan data yang akurat. Kemampuan ini menjadi landasan penting dalam merumuskan program yang efektif dan berdampak positif pada murid di Modul 3.3.

Pengambilan keputusan yang tepat, seperti memilih program yang sesuai dengan kebutuhan murid dan kontekstual, akan mengarahkan program menuju tujuan yang diharapkan. Modul 3.3 membantu guru dalam mengimplementasikan program dengan efektif dan bertanggung jawab, berlandaskan pada keputusan yang telah diambil di Modul 3.1.

Pengelolaan Sumber Daya (Modul 3.2 dan 3.2):

Modul 3.2 membekali guru dengan pengetahuan dan keterampilan untuk mengelola berbagai sumber daya, baik finansial, manusia, maupun sosial, secara optimal. Pemahaman ini menjadi landasan penting dalam merencanakan dan melaksanakan program yang berdampak positif pada murid di Modul 3.3.

Pemanfaatan sumber daya yang tepat dan efektif, seperti melibatkan orang tua dan komunitas, akan memperkuat program dan meningkatkan dampak positifnya bagi murid. Guru, sebagai pemimpin pembelajaran, mampu mengorkestrasi berbagai sumber daya ini untuk mencapai tujuan program secara maksimal.

Keterkaitan antar modul ini memainkan peran penting dalam mewujudkan program yang berpusat pada murid, berdampak positif, dan menumbuhkan kepemimpinan murid. Guru Penggerak, dengan pemahamannya yang menyeluruh tentang modul-modul ini, mampu menjadi konduktor yang memimpin simfoni tersebut menuju tujuan mulia: pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak positif pada murid. Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif pada murid?

Sebelumnya, pemahaman saya tentang program sekolah yang berdampak positif masih terpaku pada program yang dirancang dan dijalankan oleh guru, dengan murid sebagai penerima manfaat pasif. Namun, setelah mempelajari modul 3.3, perspektif saya mengalami transformasi yang signifikan.

Kini, saya memahami bahwa program yang berpusat pada murid, bukan guru, adalah kunci untuk mencapai dampak positif. Murid harus menjadi agen aktif dalam setiap tahap program, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Suara, pilihan, dan kepemilikan mereka harus diakomodasi dan dihormati.

Pendekatan berbasis aset menjadi landasan penting dalam merancang program yang efektif. Aset dan kekuatan yang dimiliki murid, sekolah, dan komunitas perlu diidentifikasi dan dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan menciptakan sinergi yang kuat dan memperkuat dampak program.

Tahapan BAGJA (Buat Pertanyaan, Ambil Data, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, Atur Eksekusi) menjadi panduan yang esensial dalam mengimplementasikan program. Dengan mengikuti tahapan ini, program akan terarah, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi murid.

Menciptakan lingkungan yang mendukung kepemimpinan murid adalah elemen penting lainnya. Budaya sekolah yang positif dan inklusif, serta pelatihan dan pendampingan yang memadai, akan memupuk rasa percaya diri dan mendorong murid untuk mengambil peran kepemimpinan dalam program dan kegiatan sekolah.

Modul 3.3 membuka mata saya terhadap paradigma baru dalam pengelolaan program sekolah. Keterkaitannya dengan modul lain dalam Pendidikan Guru Penggerak, seperti Visi dan Misi Sekolah, Budaya Positif, Pengambilan Keputusan Berbasis Data, dan Coaching, memperkuat pemahaman saya tentang pentingnya program yang berdampak positif pada murid.

Pengalaman teman saya yang menjadi CGP, yang menekankan konsep student agency, memperkuat keyakinan saya bahwa murid memiliki potensi luar biasa untuk memimpin dan menentukan program yang terbaik bagi mereka. Guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing, mendukung murid dalam perjalanan mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.

Kesimpulannya, program yang berdampak positif pada murid harus berpusat pada murid, berbasis aset, mengikuti tahapan BAGJA, dan didukung oleh lingkungan yang kondusif untuk kepemimpinan murid. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat membantu murid untuk berkembang menjadi individu yang mandiri, kreatif, kolaboratif, inovatif, dan berkarakter Pancasila, siap untuk menjadi pemimpin masa depan.

Dengan berakhirnya tulisan ini, saya berharap bahwa pembahasan tentang pengelolaan program yang berdampak positif pada murid dari Modul 3.3 dapat memberikan inspirasi dan pemahaman baru bagi pembaca. Semoga dengan menjawab empat pertanyaan tersebut, kita dapat lebih siap dan terampil dalam merancang program-program pendidikan yang berdaya guna bagi generasi masa depan. Terima kasih telah menyimak, dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

"Tergerak, Bergerak, Menggerakkan"

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post