Mei Impiyani

Sebagai seorang Guru Bimbingan Konseling yang berpengalaman, saya memiliki komitmen untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Saya berdedikasi untuk...

Selengkapnya
Navigasi Web
Menelisik Pusaran Polemik Program Guru Penggerak Antara Peluang dan Penolakan
Menelisik Pusaran Polemik Program Guru Penggerak: Antara Peluang dan Penolakan

Menelisik Pusaran Polemik Program Guru Penggerak Antara Peluang dan Penolakan

Program Guru Penggerak yang diinisiasi oleh pemerintah membawa misi mulia: merubah mindset pendidikan melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan sistem pendidikan. Program ini merupakan bagian integral dari upaya mencapai standar pendidikan yang setara dengan negara maju. Guru Penggerak diharapkan menjadi agen transformasi yang mendukung suksesnya Kurikulum Merdeka, yang telah digaungkan sebagai arah baru pendidikan Indonesia. Namun, sayangnya, inisiatif ini tidak luput dari kontroversi dan penolakan, terutama di kalangan para guru itu sendiri.

Sebagai seorang guru Bimbingan dan Konseling (BK) yang telah mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak selama sembilan bulan, saya menyaksikan langsung betapa sistematis dan mendalamnya materi yang disajikan. Modul demi modul dirancang untuk menggali filosofi pendidikan hingga ke akarnya, serta mempersiapkan implementasinya sesuai dengan perkembangan zaman. Program ini menekankan orientasi pada murid, mendorong mereka untuk menjadi pemimpin pembelajaran, serta memperkuat kolaborasi dan transformasi pendidikan melalui teknologi informasi. Semua ini bertujuan akhir pada pengembangan siswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter dan adaptif terhadap perubahan.

Namun, mengapa program yang begitu bagus ini justru ditentang oleh banyak guru? Penolakan terhadap perubahan tampaknya menjadi isu utama. Banyak guru lebih nyaman dengan kebiasaan lama, dan senioritas yang kental dalam dunia pendidikan menjadi penghalang signifikan. Para pemangku kebijakan sering kali masih mempertimbangkan senioritas dalam pengambilan keputusan, menganggap bahwa guru muda kurang memiliki kemampuan memimpin. Sistem feodal yang membedakan strata guru—senior dan junior, atasan dan bawahan, like dan dislike—masih sangat dominan. Hal ini menciptakan lingkungan yang tidak kondusif bagi perubahan.

Selain itu, banyak program pemerintah yang hanya dilaksanakan sebatas memenuhi laporan tanpa menerapkan prinsip-prinsip yang mendorong perubahan pola pikir siswa. Bagaimana bisa terjadi perubahan yang diharapkan jika gurunya sendiri enggan berubah? Guru Penggerak sering kali dianggap negatif, dianggap sibuk sendiri, atau bahkan sok pandai. Sikap antipati seperti ini tidaklah pantas dimiliki oleh seorang pendidik yang seharusnya membuka diri terhadap inovasi demi kemajuan pendidikan.

Pengalaman saya dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak membuktikan bahwa program ini sangat baik dan berorientasi pada murid. Modul-modul yang kami pelajari sangat mendetail, mengupas filosofi pendidikan, dan cara implementasinya sesuai perkembangan zaman. Program ini mengajak kita untuk tergerak, bergerak, dan menggerakkan pendidikan ke arah yang lebih baik, memperkuat kolaborasi, dan melakukan transformasi pendidikan melalui teknologi. Kita diajarkan untuk mengembangkan program-program sekolah yang berdampak positif pada murid.

Namun, di media sosial maupun di sekolah, banyak guru yang mencibir program ini. "Apa kontribusi Guru Penggerak di sekolah?" "Ikut Guru Penggerak cuma mau jadi kepala sekolah," "Guru Penggerak biasanya tidak mengajar malah sibuk sendiri," dan "Apa hebatnya Guru Penggerak?" adalah beberapa contoh pendapat yang sering terdengar. Analisa saya menunjukkan beberapa faktor penyebab pandangan negatif ini. Mungkin saja mereka pernah mendaftar tapi tidak diterima, atau kurang literasi tentang esensi program itu sendiri. Alih-alih mencari tahu, mereka memilih ikut-ikutan berkomentar negatif tanpa mengetahui yang sebenarnya. Selain itu, pola pikir yang sempit dan kurang terbuka terhadap perubahan juga berkontribusi.

Perubahan adalah sesuatu yang pasti dan kita harus siap menghadapinya. Program Guru Penggerak hadir untuk membawa angin segar dalam dunia pendidikan Indonesia. Sudah saatnya kita, sebagai pendidik, membuka diri terhadap inovasi dan perubahan demi pendidikan yang lebih baik. Mari kita ubah mindset yang keliru dan mulai bergerak bersama untuk masa depan pendidikan Indonesia yang lebih maju dan setara dengan negara-negara maju. Demi masa depan generasi penerus bangsa, mari kita dukung program Guru Penggerak dan transformasi pendidikan yang sedang digalakkan.

Sebagai penutup, ingatlah bahwa perubahan dimulai dari diri kita sendiri. Jika kita ingin melihat perubahan yang signifikan dalam dunia pendidikan, kita harus siap untuk berubah dan bergerak maju. Mari kita jadikan pendidikan Indonesia lebih baik, demi masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak kita.

Disclaimer

Tulisan ini adalah opini penulis berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi. Setiap pembaca diharapkan untuk membuka diri terhadap berbagai perspektif dan selalu mencari informasi yang akurat sebelum mengambil kesimpulan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post