Mei Impiyani

Sebagai seorang Guru Bimbingan Konseling yang berpengalaman, saya memiliki komitmen untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Saya berdedikasi untuk...

Selengkapnya
Navigasi Web
Pendidikan Indonesia Tirani Senioritas atau Revolusi Inovasi?
Pendidikan Indonesia: Tirani Senioritas atau Revolusi Inovasi?

Pendidikan Indonesia Tirani Senioritas atau Revolusi Inovasi?

**Krisis Pendidikan Indonesia: Dominasi Senioritas dan Penilaian Subjektif dalam Pengambilan Keputusan**

 

Sistem pendidikan Indonesia terus menghadapi tantangan serius yang tidak bisa dianggap remeh, terutama dalam hal dominasi senioritas di kalangan guru sekolah negeri. Masalah ini tidak hanya mencerminkan stagnasi dalam inovasi pendidikan, tetapi juga mengilustrasikan ketidakseimbangan dalam pengambilan keputusan, sering kali didasarkan pada penilaian subjektif dan preferensi pribadi.

 

Pada banyak institusi pendidikan, keputusan strategis sering kali dipengaruhi oleh preferensi personal atasan, terlepas dari kesesuaian atau kontribusi nyata dari staf muda atau baru. Penilaian subjektif berdasarkan "like" dan "dislike" dapat menghambat karier dan potensi pengembangan profesional bagi individu yang tidak berada dalam lingkaran kepercayaan senior. Akibatnya, tercipta lingkungan di mana talenta baru atau ide-ide segar sering kali tidak dihargai atau bahkan diabaikan.

 

Selain itu, sikap skeptis terhadap kemampuan pemimpin muda juga menjadi masalah yang serius. Senioritas sering kali dianggap sebagai penanda utama pengalaman dan keahlian, sementara kurangnya pengalaman dipandang sebagai hambatan besar untuk menduduki posisi kepemimpinan. Guru-guru muda yang berpotensi untuk memimpin perubahan inovatif sering kali tidak diberi kesempatan untuk membuktikan diri, karena anggapan bahwa mereka belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mengelola tantangan yang ada.

 

Perubahan mendesak diperlukan untuk merombak dinamika ini. Pengambilan keputusan di bidang pendidikan haruslah didasarkan pada evaluasi objektif terhadap kualifikasi, keterampilan, dan kontribusi individu, bukan semata-mata pada masa jabatan atau preferensi pribadi. Mendorong transparansi dalam proses seleksi dan promosi, serta memberikan kesempatan yang setara bagi semua anggota staf untuk berkontribusi dan berkembang, adalah langkah awal yang penting menuju sistem pendidikan yang lebih adil dan progresif.

 

Ketika pendidikan di Indonesia mampu melepaskan diri dari ketergantungan pada senioritas semata, hanya saat itu kita dapat benar-benar memaksimalkan potensi pendidikan sebagai pilar utama kemajuan bangsa ini.

 

Untuk mengatasi dominasi senioritas dan penilaian subjektif dalam pendidikan di Indonesia, langkah terdepan adalah membangun budaya yang memprioritaskan transparansi dan meritokrasi. Ini mencakup pembentukan sistem yang jelas dalam pengambilan keputusan, di mana promosi dan pengakuan didasarkan pada kualifikasi dan kontribusi nyata daripada masa jabatan atau preferensi personal. Selain itu, pentingnya mengembangkan kepemimpinan dari generasi muda dengan memberikan kesempatan dan dukungan yang cukup, serta memperkuat komitmen terhadap pelatihan dan pengembangan profesional berkelanjutan untuk semua guru. Dengan demikian, Indonesia dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif, dinamis, dan mampu menghasilkan inovasi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post