"Setiap bernyawa pasti akan merasakan kematian, " (Ali Imran, 185).

Kemarin. Sabtu, (16/11) hari ke dua literasi dalam minggu ini. Sebelum memulai kegiatan literasi di Cordoba 3, saya memulai pagi itu dengan menunjuk salah seorang siswi untuk membacakan tulisan yang saya tulis kemarin "Doa Ibu, Kesuksesan Seorang Anak".

Setelah itu, baru kami memulai kegiatan literasi. Membaca dan menulis. Banyak hal yang dapat dituliskan saat jam literasi. Pada beberapa kesempatan, kami mengambil tema-tema tertentu untuk dituliskan. Seperti pertengahan Oktober lalu, anak-anak diminta untuk menuliskan sosok yang sangat dekat, istimewa dan luar biasa dalam hidupnya. Sosok yang posisinya tidak bisa digantikan oleh siapapun. Lalu, syurga ada di telapak kakinya yaitu Ibu. Semua siswi menuliskannya.

Kembali ke hari kemarin. Sore harinya, ketika hendak pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah. Saya melihat salah seorang siswi yang dijemput oleh keluarga nya. Ada dua ustazah yang mendapingi ke pulangannya. Lalu, saya tanyakan. "Kenapa Rafa pulang? " Salah satu dari ustazah menjawab. "Ibunya meninggal dunia, tetapi paman yang menjemputnya tidak memberi tahu Rafa tentang hal itu, "ungkapnya.

Innalillahiwainnailaihi wainnailaihi rojiun. Kita tidak pernah tahu, kapan datangnya kematian. Medengar hal kabar tersebut saya langsung ikut terbawa suana sedih. Kehilangan seorang Ibu bagi seorang anak bukanlah hal yang mudah. Terutama saat ini dia masih sekolah di jenjang SMP. Teringat lagi. Karya Ibu yang dituliskan anak Cordoba 3, Rafa salah satunya. Sedih. Dalam karya itu ia menuliskan.

Ibu

Karya Rafa Alisa

Namaku Rafa Alisha. Aku mempunyai Ibu yang sangat menyayangiku. Ibu adalah wanita yang sangat aku sayangi dan wanita yang terpenting dalam hidupku. Ibuku adalah wanita terhebat dalam hidupku setiap pagi. Ibu ku selalu membangunkanku dari tidurku dan menyuruhku untuk salat Subuh dan bersiap-siap untuk ke sekolah. Aku dibangunkan dengan penuh kasih sayang dan senyuman manis di pipinya. Ibuku pun tidak lupa untuk menyuruhku sarapan pagi setelah siap sarapan pagi aku pun bergegas mengambil tasku untuk pergi ke sekolah dan aku pun tidak lupa menyalam Ibu Ayah dan meminta doanya.

Saat aku pulang sekolah Ibuku langsung membukakan pintu untuk ku dan aku pun langsung menyalami Ibuku. Aku pun disuruh untuk mengganti bajuku supaya tidak kotor. Lalu aku berbincang-bincang dan bercanda dengan Ibuku dan jika aku sakit ibu selalu menjaga dan merawat ku hingga aku sembuh bila aku libur sekolah dan Ibu Ayahku tidak ada kerjaan dan tidak sibuk Ayah Ibuku mengajakku jalan-jalan untuk refreshing dan bersantai. Ibuku pun tidak lupa membawakan makanan kesukaanku.

Jika aku ada waktu luang aku menyempatkan waktu untuk membantu ibu membersihkan rumah menyapu halaman mencuci dan memasak. Lalu Ibu mengajariku bagaimana cara melakukan semua pekerjaan itu dengan baik dan benar. Walau terkadang aku melakukan kesalahan yang menurutku itu besar Ibuku tidak pernah memarahiku tapi Ibu menasehatiku supaya aku lebih baik dari sebelumnya.

Ibuku bukan lah ibuku saja dia adalah segalanya bagiku dan selalu ada disisiku untuk menemani dan merawatku. Ibu adalah wanita yang sangat kuat dan hebat. Ibuku adalah wanita satu-satunya yang berjasa besar untukku. Ibuku selalu ada saat saat aku susah senangnya dan dia juga lah yang tahu bagaimana diriku. Terima kasih Ibu atas semua pengorbananmu dan juga kasih sayangmu 3 kata untuk Ibuku I love you.

Pasaman Barat, 17/11/19