Pendidikan matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang paling bermanfaat dalam kehidupan, karena hampir semua bagian dari kehidupan mengandung matematika, sehingga siswa membutuhkan pengalaman untuk bisa menghargai kenyataan bahwa bahwa matematika penting untuk kehidupan mereka. Matematika sendiri pada dasarnya mengajarkan logika berfikir berdasarkan akal dan nalar. Sifat umum matematika itu abstrak karena terdiri dari simbol-simbol, sehingga model pembelajaran matematika yang baik adalah secara nyata dengan melihat, merasakan dan melakukan dengan tangan para siswa.

Bagi kebanyakan anak-anak sekolah, matematika mungkin merupakan pelajaran yang sangat sulit dan membosankan, sehingga pelajaran ini tidak begitu digemari dibandingkan pelajaran lainnya, hal ini pun terjadi di kelas XI MIPA SMA Negeri 1 Grobogan. Tentu saja dalam satu kelas, hanya sebagian kecil siswa yang menyukai pelajaran matematika. Ketidakgemaran siswa untuk mendalami pelajaran matematika tentu menjadi masalah dalam proses belajar mengajar, khususnya bagi guru matematika sendiri.

Alasan utama matematika sangat sulit adalah karena matematika merupakan pelajaran abstrak yang hanya berisi angka dan rumus. Bagi siswa sendiri, permainan angka tentu lebih sulit dibandingkan dengan mendengarkan cerita dan kisah sejarah yang memang berhubungan dengan kehidupan secara real. Sehingga pembelajaran yang monoton akan semakin membuat siswa tidak menyukai matematika, untuk itu perlu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensif dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan dilingkungan sekitarnya.

Metode yang bisa diterapkan salah satunya adalah Make and Match. Model pembelajaran Make and Match adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi disamping kemampuan mencari pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59)

Sedangkan menurut Suyanto (2009 : 72) mengatakan bahwa model Make and Match adalah model pembelajaran dimana guru menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu yang berisi jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya.

Salah satu keunggulan metode ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyengkan sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Selanjutnya penerapan metode ini dapat membangkitkan keingintahuan dan kerjasama diantara siswa serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu berpusat pada siswa; mengembangkan keingintahuan dan imajinasi; memiliki semangat mandiri, bekerja sama dan kompetensi; menciptakan kondisi yang menyenangkan serta mengembangkan beragam kemampuan dan pengalaman belajar.

Setalah model pembelajaran Make and Match diterapkan penulis di kelas XI MIPA SMA N 1 Grobogan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu pembelajarannya satu dengan yang lain, menumbuhkan rasa tanggungjawab terhadap kelompoknya (sebagaimana kepada diri mereka sendiri) untuk melakukan yang terbaik. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas suatu masalah. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi.