CANDI SUROWONO TEMPAT BERSEJARAH DI KEDIRI
Candi Surowono adalah salah satu situs bersejarah yang terletak di Kediri, Jawa Timur, Indonesia. Candi Surowono merupakan sebuah candi Buddha yang dibangun pada masa pemerintahan Wangsa Isyana sekitar abad ke-9 Masehi. Candi ini memiliki nilai sejarah dan arkeologis yang tinggi, sehingga menjadi salah satu objek wisata budaya yang populer di Kediri.
Candi Surowono memiliki bentuk yang unik, yaitu berbentuk limas terbalik dengan delapan sisi. Candi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu base, badan, dan atap. Base adalah bagian bawah candi yang terbuat dari batu kali berukuran besar. Badan candi terbuat dari bata dan dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan adegan kehidupan Buddha. Sedangkan atap candi terdiri dari tiga lapisan yang semakin ke atas semakin kecil. Pada puncak atap candi terdapat sebuah stupa kecil yang merupakan simbol dari Buddha.
Candi Surowono ditemukan pada tahun 1815 oleh seorang arkeolog Belanda bernama C.A.L. van Rheden. Pada saat itu, candi tersebut dalam kondisi yang sangat buruk dan hampir runtuh. Setelah ditemukan, candi Surowono kemudian direnovasi oleh pemerintah Belanda pada tahun 1844 dan diberi nama “Soerowono”. Kemudian pada tahun 1920-an, pemerintah Indonesia melakukan pemugaran kembali candi Surowono.
Selain memiliki nilai sejarah dan arkeologis yang tinggi, Candi Surowono juga memiliki nilai religius bagi umat Buddha. Setiap tahunnya, pada hari Waisak, umat Buddha melakukan upacara keagamaan di Candi Surowono. Upacara tersebut biasanya dihadiri oleh ribuan umat Buddha dari seluruh Indonesia.
Selain itu, Candi Surowono juga menjadi tempat wisata sejarah yang menarik bagi para wisatawan. Di sekitar candi terdapat taman yang asri dan lapangan yang luas yang cocok untuk berjalan-jalan atau piknik bersama keluarga dan teman-teman. Selain itu, di area sekitar candi juga terdapat beberapa warung makan dan toko oleh-oleh yang menjual berbagai macam souvenir dan makanan khas Kediri.
Namun, meskipun Candi Surowono memiliki nilai sejarah dan arkeologis yang tinggi, candi ini juga mengalami beberapa masalah. Salah satunya adalah masalah pengelolaan. Candi Surowono menjadi salah satu situs yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga seringkali terabaikan dan tidak terawat dengan baik. Hal ini dapat berdampak pada kondisi candi yang semakin memburuk.
Selain itu, Candi Surowono juga menjadi target pencurian benda-benda bersejarah. Beberapa kali terjadi pencurian di sekitar candi, seperti batu-batu relief yang dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini membuat kondisi Candi Surowono semakin rentan dan memerlukan pengamanan yang lebih baik.
Dengan terbitnya artikel ini saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Arfida BR., Dra., M.S yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama proses penulisan artikel ini. Tanpa bantuan Ibu Arfida BR., Dra., M.S, saya tidak akan berhasil menyelesaikan artikel ini dengan baik. Saya sangat berterima kasih atas waktu dan ilmu yang Ibu Arfida BR., Dra., M.S berikan kepada saya. Semoga Ibu Arfida BR., Dra., M.S selalu sehat dan sukses dalam segala aktivitasnya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen ulasannya, Bunda. Salam literasi
Mantap...ilmu baru bagi saya