Dalam tulisannya mengkafiri langit, 17 September 2017 mbah Nun dawuh :

Bumi adalah wahana gebyar materialisme, jika puncak kenikmatan adalah sistem nilai materi. Kemewahan di bumi tidak ada sekuku hitam dibanding kemewahan dan gemerlap kenikmatan sorga, dengan syarat manusia meningkatkan kualitas rohaniahnya, software kejiwaannya. Atau dengan kata lain, dengan syarat manusia menelusuri wujud sejati bahwa materialisme hanyalah kulit luar dari semesta cahaya rohani yang kelak dihamparkan oleh sistem wujud sorga

Ya, materialisme hanyalah kulit luar dari semesta, bumi adalah wahana gebyar materialisme maka untuk apa merasa kekayaan yang dimiliki adalah keberhasilan dan lambang kejayaan ? jangan pernah lupa bahwa harta dan tahta itu adalah amanah yang halalnya dihisab haramnya diasab, apa yang akan disombongkan jika kesombongan itu adalah jubah Allah dan bukan milik manusia ?

Ketika kita pergi ke swalayan dan tak membeli atau membawa apapun maka tanpa halangan kita melewati pintu keluar

Berbeda ketika kita mengambil banyak barang tentu prosesnya harus melewati kasir dan membayar, makin banyak barang yang kita bawa maka makin banyak pula barang yang harus dibayar dan makin lama pula urusan kita dengan kasir, jadi apa yang bisa dibanggakan dari amanah Allah yang berupa harta dan tahta ?

Demikian pula yang merasa diremehkan, direndahkan tak usah gamang, tawakal saja ikhlas, ridho karena ketika kita direndahkan di bumi maka akan ditinggikan di langit, dan itu lebih kekal.