Barista Tua
Lampu-lampu mulai hidup.
Siang-siang mulai pulang ke peraduan.
Senja ingin berkuasa dan kau ingin mengabdikan diri pada malam.
Kau mulai duduk di kedai kopi sedang Pak Tua berjalan bungkuk menyauk air.
Gelas plastik hijau menuang air pada gelas kaki lima kekuningan.
Dihidang tanpa baki, hanya beralas piring kecil.
Kau tuang kopi dalam piringmu. Mendinginkan dengan angin malam.
Baristamu mulai duduk dengan mata sayu memandang persimpangan.
Merah berganti hijau, merah berganti hijau. Melulu begitu.
Sesekali kopiahnya diluruskan. Sudah pirang warnanya.
Asapmu mengepul dan hari sudah pukul 24.00.
Baristamu masuk ke dalam kedai reyotnya.
Kau berdiri, melihatnya bergulung dalam selimut tipisnya.
Kau mengira dia begitu setia menunggu.
Bahkan meski tak akan ada yang datang.
Kau tinggalkan jaket kulitmu dan kau taruh lima puluh ribu di sakunya.
Magek, 3 Februari 2020
20.06 WIB
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar