Mellisa Riza

Een rimpeltje in de oceaan...

Selengkapnya
Navigasi Web
Lumpur Kaki Ayah
https://www.google.com/search?q=kaki+berlumpir+kartun&tbm=isch&ved=2ahUKEwi7kfjzwcTnAhUWK7cAHfqWDlcQ2-cCegQIABAC&oq=kaki+berlumpir+kartun&gs_l=mobile-gws-wiz-img.3..30i10.5230.9941..10254...0.0..0.204.3325.0j20j1......0....1.......2..41i67j41j0i67j0i3j0j0i131j0i13j0i13i30.CtbJOUieifg&ei=8wBAXvvLCJbW3LUP-q26uAU&bih=616&biw=360&client=ms-android-samsung&prmd=ivn&safe=strict&hl=id#imgrc=x2HUSyQaNBQCJM

Lumpur Kaki Ayah

Besok akan jadi hari yang ditunggunya, berdiri di mimbar kebesaran bagi seorang mahasiswa. Direkam dengan kamera gendong ala reporter, dan dihadiahi kalung oleh petinggi dan jambul hitam yang disibak oleh Dekan.

“Mir, sudah siap?”

“Belum, Bu. Masih bingung mau ngomongin apa. Nanti malam saya konsep terus Ibu yang revisi, ya.”

“Ah, tulis aja kali , Mir!”

“Takut salah aja, Bu. Kan petinggi terhormatnya banyak-banyak, Bu”

“Asal kamu ga lempar cemooh ya udah, aman kok itu. Haha.” Sekretaris jurusan itu berlalu.

“Iya, Bu.”

***

Malam hari, Mira menelungkup di kasur sambil mengoret-oret buramnya. Seperti siswa yang bingung ujian Matematika. Seketika Mira teringat Ia ingin menyelipkan Ayahnya dalam pidato kebesarannya. Ia berharap Ayahnya akan mendengar esok dan menuai kebahagiaan seperti beliau menuai padi di sawah.

Air panas di tungku sudah menanti, tinggal disalin dan Ayah membersihkan diri. Setiap malam, makan bersama adalah tradisi wajib. Lampu “togok” menemani hangat nasi Amak. Maklum saja, keluarga Mira belum sanggup untuk membayar listrik PLN.

Amak paling tau, kerak nasi adalah kesukaan Mira. Masih hangat keluar dari periuk. Mira menuang kuah sayur pucuk ubi di nasinya ditambah sepotong ikan asin dengan cabe merah. Eh, Uni tak mau kalah. Dia juga menggelimangi nasinya dengan cabe merah dan dikuahi sayur.

Ayah makan dengan tenang sambil melihat lahapnya makan kami. Amak menambahkan nasi ke piring Ayah. Ayah hari ini telat pulang dari biasa. Berarti kerjaan Ayah sedang banyak. Usai makan, Ayah dan Amak menemani kami membuat PR di tengah rumah. Kami hanya punya satu lampu togok. Kalau dipakai dua nanti persediaan minyak akan cepat habis.

***

Ayah dan Uni masih belum terlihat. Barangkali terlambat atau Mira tidak melihat di antara barisan tempat duduk wali mahasiswa. Jangan tanya Amak. Beliau sudah wafat. Meninggalkan mereka dan sisa-sisa kerak nasi.

Kini giliran Mira. Dia mewakili mahasiswa mengucapkan kata-kata perpisahan dan ucapan terima kasih. Berdiri di mimbar seperti Mira tidak mudah. Dipilih dari mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi yang tinggi. Terpilihlah Mira.

“Dulu lampu togok membuat Saya gigih belajar. Sebab ada perkataan Ayah Saya yang menggugah. “Kelak lampu seperti di rumah orang akan tiba di rumah kita. Dan itu adalah anak Ayah.” Sejak itu, Saya tau bahwa Ayah selalu mengumpulkan seribu, dua ribu untuk menyekolahkan kami sampai sarjana. Ayah juga tidak mendaftarkan rumah kami lampu PLN, sebab Ayah ingin berhemat demi kami bisa sekolah. Beliau yakin penerang rumah adalah anak-anaknya. Tiap malam, Ayah tidak pernah absen menemani kami mengerjakan PR. Terkadang kami sering minta ajarkan pada Ayah, Ayah selalu mengatakan minta jelaskan lagi ke Ibu Guru. W Ayah melihat rapor. Aktu itu Ayah menjemput rapor kami. Beliau terbalik membacanya. Saya dan Uni tertawa. Ayah pun tertawa melihat kami terbahak-bahak. Saat itu, kami mengira Ayah membuat lelucon. Setiap menerima rapor, Ayah selalu berbuat demikian. Ternyata, Ayah buta huruf. Ayah hanya tau kalau kami juara. Itu saja.

Saya dan Uni terus belajar hingga kami tamat SLTA. Ayah meminta kami untuk terus lanjut kuliah. Ayah punya cadangan uang kata beliau. Syukurnya, Saya dan Uni mendapatkan beasiswa penuh. Sehingga kami sedikit mengurangi beban Ayah, meskipun Ayah kami tidak pernah mearasa terbeban.

Ada satu pengalaman yang membuat Saya bangga pada Ayah. Satu kali beliau pulang dari sawah. Saya dan Uni berlari dan bertanya oleh-oleh. Kami memahami bahwa oleh-oleh adalah bingkisan atau hadiah untuk seseorang yang sudah lama pergi jauh dan tidak bertemu. Di sekolah kami, guru mengadakan lomba menulis pengalaman. Kami berdua ingin ikut lomba itu, tapi kami tidak punya pengalaman apapun tentang oleh-oleh. Jadi, sewaktu Ayah pulang kami menceritakan ke Ayah. Kami berebut bertanya tentang oleh-oleh. Kami beranggapan Ayah pergi jauh karena memang sawah yang Ayah garap jauh dari rumah. Kami juga sudah lama tidak bertemu dengan Ayah sebab dari pagi sampai pulang sekolah Ayah belum pulang. Dengan tersenyum Ayah menjawab, “Ini oleh-olehnya,” beliau menunjuk lumpur di kakinya. Seketika kami heran, tapi ketika itu tidak ada beban. Kami menganggap kalau itu memang benar oleh-oleh. Sehingga kami menulis pengalaman di kertas yang dibagikan Ibu Nun, guru kami waktu itu. Entah bagaimana, ternyata Saya mendapatkan Juara 1 dan Uni Juara 2 dalam lomba menulis pengalaman itu.

Hadirin yang berbahagia, di mimbar ini. Tempat yang beliau idamkan anaknya di sini sudah tercapai. Ayah dan Uni yang hadir hari ini dan duduk di antara keluarga wisudawan, terima kasih sudah menemani dan bekerja keras untuk Saya. Lampu kita sebentar lagi akan terang, melebihi kasih sayang Almarhumah Amak, Ayah, dan Uni,”

***

Bunga plastik dan segala macam boneka menutup wajah Mira. Kado melimpah ruah, tetap saja Ayah dan Uni tidak terlihat.

Wandi, teman mengaji Mira di kampung datang menghampiri. Mira menyambut senyum, tapi Wandi begitu kusut. Dia menarik Mira ke tepi pos satpam. Pegangannya kuat.

“Mir, Ayahmu meninggal.”

Berjatuhan bunga dan boneka di tangan Mira.

Magek, 8 Februari 2020

00.20 WIB

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mewek beneran sa..

09 Feb
Balas



search

New Post