Sayang Anak
#
"Sayang anak, sayang anak". Teringat akan teriakan sipenjual mainan dahulunya dipasar tradisional atau penjual keliling yang kini jarang terdengar.
Biasanya disaat seorang ibu berjalan dengan anaknya melewati sipenjual mainan maka sipenjualpun meneriakkannya semakin keras. Siibu yang tadinya tidak niat membeli melihat anaknya merengek akhirnya dibelikan juga atau siibu membisikkan ketelinga si anak akan membelikannya nanti jika sudah punya duit lagi.
Sayang anak, dua kata ini menggambarkan bentuk kasih dan kepedulian orangtua terhadap si anak yang menjadi buah hatinya. Biasanya bentuk sayang anak tersebut diberikan dengan memenuhi kemauan, kebutuhan bagi si-anak
Sejatinya kemauan, kebutuhan si-anak tak mampu dipenuhi orangtua bukan berarti bentuk tidak sayangnya orangtua terhadapnya. Akan tetapi masih ada saja anak yang beranggapan jika orangtua tak bisa penuhi kebutuhannya pertanda orangtuanya tak sayang. Seperti adanya peritiswa anak yang bunuh diri gara-gara tak dibelikan motor karena menganggap orangtuanya tak sayang.
Sehingga akhir-akhir ini orangtua dengan keterbatasannya memaksa diri untuk bisa penuhi harapan anaknya dengan beragam cara meski kadang harus mengorbankan kesehatan, harta benda yang dimiliki.
Oleh sebab itu sedari dini orangtua perlu memberika pengertian kepada anak akan bentuk sayang anak yang bukan berarti harus penuhi segala kemauan diri.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar