Sholat tarawih berapa rokaat?

Sebagaimana kita ketahui di masyarakat kita ada dua versi pelaksanaan sholat tarawih. Ada yang mengerjakannya delapan rokaat lalu ditambah witir tiga roka'at, ada juga yang dua puluh rokaat ditambah witir juga tiga rokaat.

Pelaksanaan witir pun ada dua versi, ada yang melakukannya dengan satu kali salam ada juga yang dua kali salam.

Namun demikian, sebenarnya jumlah yang benar itu berapa rokaat?

Semua jumlah rokaat di atas benar dan tidak ada yang salah, bahkan ada yang melaksanakannya tiga puluh enam rokaat sebagaimana dikatakan oleh Imam An-Nafrawi dari madzhab Maliki:

“Dan ulama salaf melaksanakan shalat tarawih pada bulan Ramadhan di masjid-masjid dengan 20 rakaat… Lalu setelah itu mereka shalat dengan 36 rakaat.”

Pelaksanaan sholat tarawih sendiri awalnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lakukan sendirian, kemua para shabat dengan inisiatif sendiri berdiri di belakang rasulullah untuk makmuman, di hari kedua juga demikian ketika rasulullah sholat mereka para sahabat juga ikut di belakang Rasulullah, hingga hari keempat para sahabat sudah semakin banyak, maka Rasulullah tidak melakukannya di masjid. Hingga di paginya Rasulullah bersabda, "saya sudah melihat apa yang kalian lakukan (menungguku untuk sholat), tapi aku tidak keluar karena aku khawatir sholat tersebut menjadi (dianggap) wajib bagi kalian.

Ketika zaman Umar bin khothab para sahabat melakukan sholat tarawih di masjid nabawi dengan cara sendiri-sendiri, kemudian Umar berkata, "saya merasa akan lebih baik kalau seandainya kita shalat bersama san dipimpin oleh seorang imam". Sehingga kemudian orang-orang pun melakukannya secara berjamaah, Umar bin Khothab pun berkata, "sebaik-baik bid'ah adalah ini"

Dari beberapa riwayat di atas memang tidak dijelaskan secara terperinci berapa jumlah rokaat sholat tarawih, sehingga munculah perbedaan dalam pelaksanaannya.

Imam Al-Kamal Ibnu al-Humam dalam kitab Fathul Qadir menuliskan: “Sesungguhnya Qiyamul Lail di Bulan Ramadhan hukumnya sunnah, yaitu 11 rakaat dengan witir, secara berjamaah. Hal itu dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, lalu ditinggalkannya karena ada uzur… Dan zahir pendapat masyayikh bahwa sunnahnya 20 rakaat. Sedangkan, menurut dalil adalah apa yang kami katakan (8 rakaat tanpa witir).”

Kesimpulan kami, sholat yang bilangan rokaatnya banyak dengan bacaan pendek dengan syarat dilakukan dengan thuma'ninah, bagus, atau dengan jumlah bilangan rokaat delapan juga bagus. Bahkan lebih afdhal jika dilakukan dengan bacaan yang tartil dan menggunakan ayat yang lebih panjang.

Yang tidak bagus, apabila memilih jumlah rokaat dua puluh atau tiga puluh enam, tapi sholatnya ngebut tidak thuma'ninah sehingga rukun dan syaratnya diabaikan.

Wallahu a'lam bis-shawab.

#UlasPen

#Harike14

Ulasan Pendek seputar Romadhan