Waktu cepat berputar, kita tak lagi muda. Aku sendiri merasa sudah tua. Sanggupkah aku memberi yang terbaik untuk bangsa ini. Tantangan bangsa ini semakin besar. Aku harus memulai dari sekarang sebelum terlambat.

Membentuk karakter anak didik menjadi anak yang bertaqwa, tangguh, peduli, trampil dan mandiri untuk menghadapi era serba digital tidak semudah membalik telapak tangan.

Aku mengajarkan pada mereka bahwa mereka bisa dan mampu melakukannya. Untuk berbaris sebelum masuk kelas aku yang memilih siswa memimpin temannya. Untuk rangkaian kegiatan rutinitas aku membuat program bergilir sesuai absen.

Anak dengan absen pertama lebih dahulu yang memimpin berdoa. Absen nomer dua memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya dan membaca Pancasila. Anak nomor absen tiga membaca janji siswa.,begitu seterusnya.

Bila semua selesai maju memimpin hingga nomor urut tetakhir, maka kembali ke nomor pertama.,begitu seterusnya. Dengan demikian semua siswa mendapat giliran. Bisa tidak bisa wajib bisa dengan catatan kita tetap memberi arahan bagi anak yang pemalu dan terpaksa melakukan.

Efek yang dapat dipetik mereka berani ungkapkan ide dan berani bertanya. Mereka sigap dalam menyelesaikan tugas. Tetapi aku tetap memberi batasan agar mereka tidak keblabasan. Aku ingin membangun rasa percaya diri dan tanggung jawab.

Aku sengaja berbeda dalam pola mengajar dengan temanku. Aku hanya ingin bahwa mereka harus siap menghadapi tantangan dalam kehidupan mereka. Berkorban waktu bukan masalah. Aku berdoa semoga mimpi mereka calon pemimpin bangsa terwujud.