Guru Tauladan Siswa
Seorang siswa dalam mengerjakan tugasnya akan patuh pada gurunya. Pembiasaan ini akan terbawa sampai ke rumah. Sering kali orang tua di buat serba salah. Misalnya bila mengerjakan PR matematika.
Banyak cara menyelesaikan soal matematika. Anak akan protes bila orang tua menggunakan cara berhitung yang tidak sama dengan yang diberikan guru di sekolah.
Guru selalu jadi panutan, terlebih guru yang selalu memberikan perhatian penuh pada anak didiknya. Dalam hal apapun tingkah laku guru diamati anak didiknya.
Aku selalu terlibat dalam kegiatan mereka. Salah satu yang aku lakukan, bila mereka melakukan piket kelas aku memerintahkan pada siswa yang tidak piket untuk mengambil sampah di bawah meja. Hal ini membantu meringankan siswa yang piket.
Pada saat mereka melakukan piket, aku memberi contoh cara menyapu. Aku ajarkan rasa peduli dan kerjasama yang baik. Apabila ada yang sengaja tidak piket , aku beri hukuman dengan menyanyi lagu nasional.
Maaf aku masih suka memberi hukuman, tetapi hukumanku mendidik. Biasanya setelsh di hukum mereka jeta dan tidak mengulangi lagi. Terlebih anak yang tidak suka menyanyi. Aku berusaha menjadi tauladan buat mereka. Aku ajak mereka bermimpi.
Aku ingin mereka bermimpi tentang cita -cita mereka. Betapa tantangan yang harus mereka lalui dan mereka harus bisa melewati masa enam tahun di sekolah dasar. Bersaing dengan teman menimba ilmu bukan berarti harus menjadi yang terbaik tanpa memiliki rasa peduli.
Mereka bersaing saat ulangan. Mereka bersaing membangun rasa percaya diri, bahwa mereka bisa dan semua harus bisa. Aku selalu marah bila ada siswa yang memvonis dirinya sendiri dengan kata :"Bu, saya tidak bisa! "
Aku katakan bahwa perjuangan mereka hanya memahami materi dan menaklukan soal -soal yang ada di depan mereka. Lihatlah para pahlawan yang berjuang hingga bertarung nyawa. Bahagiakan mereka. Bahagiakan orang tua kalian. Itu yang selalu aki sampaikan memotivasi mereka.
Aku memotivasi mereka, tetapi sebenarnya aku memotivasi diriku sendiri. Aku saat bertemu ibu Kepala Sekolah aku menyalaminya tidak peduli di depan mereka, siswaku.
Tindakkanku memberi salam jabat tangan ibu Kepala Sekolah mengaspirasi mereka. Mereka lalu ikut memberi salam ibu Kepala Sekolah yang berkunjung ke kelas. Hal sederhana, tetapi bagian budaya bangsa dan hampir hilang, kitalah yang melestarikannya.
Gurú tauladan siswa. Hal itu yang terus ku ingat. Dengan demikian prilakuku tidak boleh neko - neko.
Penulis peserta SaGuSaBu Surabaya 3.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar