"Duuarr! "bunyinya terdengar di seluruh nusantara.Ada yang langsung klepek -klepek seperti orang jatuh cinta. Ada juga yang hanya bengong tanpa suara keluar dari mulutnya. Bingung atau terpesona dengan pelaku peledak bom literasi.

Kita sama -sama terkena radiasi.dan efek radiasi akan terbawa hingga kita mati. "Duuuarr ! "bunyi bom literasi terdengar lagi. Kau dan aku tak dapat melarikan diri untuk sembunyi mencari tempat aman dari incaran bom.

Sungguh bom literasi meremukkan kebutaanku dari menulis. Bom dasyat menghujam menembus jiwa mudaku yang masih ada dan bersembunyi diantara puluhan ratusan bahkan ribuan ide dan kisah yang belum terungkap.

Pertama aku hanya terdiam dan tanganku kuletakkan di atas kepalaku. Pertama apa yang harus kurangkai dahulu. Aku seperti orang yang dapat lotre milyaran. Bingung, apa dan darimana memulainya mencurahkan semua rasa yang sudah karatan bersembunyi dan tersimpan di dada.

Aku pun mengaduk -aduk kenangan lama yang tersimpan.Tiba-tiba aku ingat ayah. Pipiku basah. Untuk beberapa menit kupuaskan tangisku. Ayah aku kini terkena radiasi ledakan bom literasi. Aku ingin mempersembahkan satu akibat bom itu khusus untuk ayah. Aku rindu ayah.

Ayah bantu aku menyelesaikan semuanya dengan penuh rasa percaya diri. Andai ayah di sini, aku dengan sepenuh hati akan berbagi. Aku akan bercerita betapa dasyatnya bom literasi itu. Terima kasih ayah untuk buku -buku yang ayah hadiahkan padaku sejak kecil hingga aku di bangku SMA.