Membaca dan menulis adalah dua hal yang tak terpisahkan terlebih dalam pelajaran bahasa Indonesia. Seorang anak yang tidak bisa membaca bukan berarti dia tidak bisa menulis. Anak yang bisa menulis belum tentu bisa membaca. Salah satu jalan dan masalah yang harus kita selesaikan terlebih dahulu adalah anak yang bisa menulis meskipun dari menirukan, tetapi tidak bisa membaca.

Anak yang bisa menulis tapi tidak bisa membaca banyak sebabnya, bisa dari segi keturunan, motivasi yang kurang atau dari diri si anak sendiri yang tidak ada semangat belajar bahkan lingkungan tempat dia tinggal juga bisa menjadi penyebabnya. Jalan yang harus ditempuh seorang guru adalsh mengenalkan huruf.

Bila sudah mengenal huruf a sampai z kita lanjutkan merangkai kata. Hal ini seperti mudah diselesaikan karena seperti mengajari anak TK. Tetapi masalah akan berubah jika anak yang tidak bisa membaca tetapi bisa menulis dengan mencontoh sudah duduk di kelas empat SD. Apalagi si anak belum bisa bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan belum mempunyai rasa malu.

Menghadapi anak yang model seperti ini harus ada dua sikap kita praktekkan tegas dan lembut. Kita sedikit keras bila melihatnya sudah malas menulis. Menulis dan menulis bacaan dari buku teks. Kita coba dikte beberapa kata menjadi kalimat sederhana, terus seperti ini sampai mampu membaca dan menulis Dia sampai lima suku kata. Mau tidak mau kita harus meluangkan waktu satu jam atau satu jam setengah dengan alat peraga berupa huruf.

Memang sedikit berat terlebih bila si anak kurang Semangat, tetapi tak ada salah kita melatih dan terus melatih. Kita juga harus di dukung keluarga. Motivasi dari keluarga sangat penting demi kemajuan belajarnya. Sebenarnya tak ada yang istimewa, tetapi bila sudah sampai duduk di kelas empat dan belum lancar membaca itu adalah keistimewaannya.Media cetak sangat membantu anak mengenal huruf. Ini juga pendukung pembelajaran.