Menulis dan menulis. Satu kata yang diulang - ulang tanpa ada rasa bosan. Aku dan dirimu sobat. Tangan dan komputer di kepalaku tak juga mempunyai rasa jenuh. Jika jemari tanganku sibuk menari - nari di atas keyboard, seakan tak mau berhenti.

Berbagai ide melambai -lambai muncul dari kepalaku. Aku pun kadang kewalahan melayani mereka. Aku siapkan buku tulis dan kutulis ide yang nyelonong muncul bersamaan saat aku menyelesaikan ide awalku. Terkadang aku marahi si ide yang nyelonong datang.

Aku akhirnya menyerah dengan menarikan jemari tanganku sekali, dua kali sampai tiga kali. Jika aku jenuh. sí ide muncul lebih banyak lagi. Gila , aku memang sedang gila menulis semua yang ada di komputer istimewa pemberian Allah SWT.

Aku puaskan hatiku dengan menulis. Aku tak peduli apa mereka ikut membaca ceritaku atau tidak. Aku sudah puas menuangkan coretan kecilku. Aku seperti kehausan , haus untuk menulis. Aku merasa segar setelah selesai menuangkan satu ide.

Aku seperti orang kelaparan yang tinggal di tengah hutan. Aku merasa kenyang, bila rasa dan karsa mampu kucurahkan semua dengan menulis. Lihatlah teman, apa yang para gurú besar yang sudah profesional dan pakar menulis sarankan, aku ikuti. Menulis dan menulislah selagi masih ada waktu tuk melakukannya.

Aku berhenti menarikan jemariku tatkala batre HP sudah habis atau laptop harus kututup tatkala lampu mati dari pusat. Malam ini sampai di sini teman. Mataku sudah memohon, agar aku berhenti menarikan jemariku.

Aku memang sudah gila teman

Gila menulis, virus menulis tak mau keluar dari tubuhku. Mungkin ini salah ibuku. Kata ibu sewaktu aku di dalam rahimnya, ibu senang sekali membaca majalah dan komik, sampai -sampai namaku diambilkan dari komik bukan dari kitab suci.

Ibu terima kasih dengan kebiasaan baik ibu yang senang membaca saat aku dalam kandunganmu. Terima kasih, ibuku sayang.