Seindah Langit Biru
"Bruk! "
"Ya Allah , Yuli! "teriak Sakti sambil memeluk tubuh Yuli.
Teriakan Sakti mengguncang seisi Lapangan olah raga di SMA Bina Nusa. Semua siswa dan gurú segera mengangkat tubuh Yuli ke ruang UKS. Sakti dan Risa sangat kuatir. Mereka berdua adalah sahabat Yuli sejak duduk di bangku SD. Yuli memang tidak seperti anak - anak lainnya. Fisik Yuli sangat lemah. Sejak kecil Yuli memiliki kelainan jantung. Setiap bulan Yuli harus ke rumah sakit untuk mengkontrol penyakitnya.
"Bagaimana, dok? "
"Yuli kelelahan. Sebaiknya istirahat selama dua hari. Jika tidak nyawa Yuli taruhannya. "
"Ya Allah. "
Sakti dan Risa saling berpandangan. Yuli mendengar semua yang mereka katakan. Risa kembali menemui Yuli. Risa dan Yuli saling berpelukkan. Yuli menangis, Yuli tak kuasa menerima takdir yang ditetapkan untuk dirinya.
"Sudahlah, Yuli. Kami akan menjaga dan mendoakanmu supaya cepat sembuh. "
"Terima kasih Risa. Terima kasih Sakti. Terima kasih dokter Ari. "
"Jaga dirimu dan banyak istirahat. "
"Ya, dokter. "
Yuli pulang sekolah diantar pak Danu. Pak Danu guru bahasa Inggris mereka. Yuli segera istirahat. Ibu dan ayah Yuli kaget dengan kedatangan mereka.
" Silahkan duduk dulu, pak Danu , Risa, nak Sakti. "
" Terima kasih Tante. "
"Terima kasih bu. Kami nanti mengganggu istirahat Yuli. "
"Maaf merepotkan pak Danu. "
"Tidak apa - apa, bu. Maaf kami pamit. "
"Ya hati - hati. "
Mereka segera pulang. Yuli sudah tertidur nyenyak. Orang tua Yuli kuatir sekali dengan kesehatannya.
"Bagaimana keadaanmu saat ini , Yuli ?"
"Sudah baik, bu. "
"Jangan capek - capek , nak. "
"Iya, Yul. Ayah dan ibu sangat kuatir sekali. Kami tidak ingin kehilanganmu. "
"Ayah, ibu, Yuli janji akan jaga diri baik - baik. "
Yuli memeluk ayah dan ibunya. Sejak itu Yuli betul - betul menjaga diri. Semua yang disarankan dokter dipatuhinya. Yuli pun berhasil lulus dari SMA.
" Hei Yuli! Jangan pergi dulu. Ayo gabung makan bakso bersama kamií. "
"Ayolah, Yuli. "
Yuli pun gabung dengan teman - temannya menikmati bakso mak Ani. Tiba - tiba seikat mawar merah ada di depannya. Jimi tersenyum memandang wajah Yuli.
"Ada apa Jimi, kok pakai bunga segala. "
"Ya Allah ,Yuli. Kamu ketinggalan info. Jimi itu nembak kamu. "
"Nembak kok pakai bunga , sih Heni. "
"Aduh sahabatku satu ini. "
"Jimi mencintaimu , Yuli. "
"Benar Jimi, kamu tidak Bohong? "
"Aduh Sakti sahabat kita ini belum minum obat ya. "
"Iya betul, Heni. "
Jimi tersenyum melihat tingkah lucu Yuli.
"Loh, kamu serius Jimi? "
"Sungguh, Yuli. "
"Mana mawarnya.,kok kamu ambil lagi sih Jimi. "
"Nih kamu ambil. "
"Heni dan temanku semua kalian adalah saksi bahwa hari ini di warung kita, aku menerima cintanya Jimi. "
Jimi langsung mengendong Yuli. Tepuk tangan mereka menjadi saksi awal kisah cinta suci Yuli dan Jimi. kisah cinta yang indah. Seindah langit biru.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar