Meria Fitriwati

Nama Meria Fitriwati, S.Pd mengajar di MAN 3 Pesisir Selatan Sumatera Barat. Berasal dari Kamang Mudik Kab. Agam Sumatera Barat. Tamatan S1 Pendidikan Bahasa In...

Selengkapnya
Navigasi Web
Muara Cinta Episode 1 dan 2

Muara Cinta Episode 1 dan 2

Episode 1

Sebuah Keputusan

Aku adalah seorang gadis yang hidup dalam keluarga bahagia dan penuh cinta. Namaku Athasha. Saudaraku berjumlah enam orang, semuanya laki-laki dan akulah anak terakhir yang satu-satunya perempuan. Ibu, ayah, dan kakak-kakak sangat memanjakanku. Walau sebenarnya aku bukanlah tipe anak yang suka dimanja.

Dulu, aku mempunyai seorang teman dekat. Kami satu kampus. Namanya Rendra. Waktu membawa kami mengukir sejarah dan mengubah semuanya menjadi teman spesial. Ya, dialah yang mengisi relung hatiku bertahun-tahun, bahkan sempat terpikir olehku bahwa mungkin dia tercipta untukku, jodoh dunia akhiratku.

"Salut sama kamu dari masa ospek sampai sekarang masih tetap setia dengannya, lihat aku dah lima mantanku," kata salah seorang teman kuliahku dulu. Entah apa yang membuatku begitu akur dengannya, entah karena aku punya banyak saudara laki-laki jadi sedikit banyak aku lebih bisa menghadapinya dengan baik dan menjadikannya nyaman di sampingku.

Tepat di hari bahagia kami yaitu hari di mana kami akan menyandang gelar sarjana. Hari itu kami sama-sama kompre dan lulus dengan sangat sempurna. Terbukti tidak ada atau hanya sedikit saja yang harus diperbaiki untuk masing-masing skripsi kami, itu sungguh luar biasa. Namun, kebahagiaan tersebut hilang seketika. Bak petir di siang hari, saat seorang gadis yang tidak kalah cantiknya denganku memberinya bunga dan sebatang coklat yang bertuliskan "LOVE".

Mereka pergi begitu saja walau kulihat dia si jantung hatiku tidak tega meninggalkanku. Akan tetapi, karena tangannya sudah ditarik dan dia mengikuti saja. Meninggalkanku terpelongo sambil menggigil melihat betapa dekat dan mesranya mereka. Sejak saat itu kuputuskan untuk mengakhiri semuanya.

Sakit dan perih tapi itulah keputusanku. Sekali kuputuskan maka berlaku untuk selamanya. Blokir semua akses yang berhubungan dengannya segera kulakukan. Menjauhinya di kampus juga telah aku pastikan.

Hatiku membeku. Cinta yang sudah lama kujaga, pupus sekejap mata. Tidak mudah untuk bangkit. Kini aku memilih fokus kepada diriku sendiri. Menggapai cita-cita setelah gelar sarjana di genggaman. Mencari pekerjaan sesuai harapan dan keinginan.

Akhir tahun ini akan ada formasi CPNS. Aku senang, jurusanku banyak dibutuhkan di berbagai daerah. Sebelum memutuskan daerah mana yang akan menjadi pilihan, semua persyaratan terlebih dahulu disiapkan. Ayah dan ibu mendukung penuh atas semua keputusan. Kini aku akan menjalani persaingan hebat dalam menggapai impian.

Dalam menentukan tempat yang tepat formasi yang kupilih tentu saja melalui pertimbangan yang sangat matang. Selain memprediksi kuatnya daya saing, juga salah satunya adalah memperkirakan Rendra tidak memilih formasi yang sama denganku.

Aku tidak lagi ingin melihat wajahnya. Aku ingin dia tidak lagi ada di kehidupanku, walau dalam ingatan sekalipun. Buang jauh semua tentangnya, kisah lama biarlah berlalu bak air terjun yang mengalir hingga tidak akan pernah menemui pangkalnya.

Episode 2

Doa Ibu Hidupku

"Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi)

Aku sangat yakin bahwa doa orang tua tiada tandingannya. Ridho Allah adalah ridho orang tua. Aku merasakan betul dampak hebat atas doa orang tua. Makanya, apa pun keinginan dan segala yang akan kulakukan tidak lupa kusampaikan kepada ayah dan ibu. Mohon doa mereka agar Allah mudahkan menghadapi semua. Setiap akan ujian contohnya. Hampir setiap ujian aku mampu menjawab dengan benar dan menghasilkan nilai yang baik. Ini bukan saja karena perjuanganku dalam belajar keras, akan tetapi doa ayah dan ibu yang juga mempunyai andil besar di sini. Contoh lainnya, ketika aku ingin memasuki perguruan tinggi dengan jurusan favorit diminati banyak calon mahasiswa. Aku lolos dan diterima dengan di jurusan tersebut. Banyak lagi contoh lainnya yang terbukti bahwa ampuhnya doa orang tua.

Doa orang tua menembus langit. Begitulah kata-kata yang sering kudengar dan aku akui akan hal itu. Selain doa orang tua yang didengar oleh Allah SWT, ketenangan, kenyamanan, dan seolah terlepas dari rasa cemas yang berlebihan juga salah satu dampak dari doa orang tua. Aku sering merasakan lega dengan kepuasan hati yang sangat plong setelah menyampaikan hajatku kepada ayah dan ibu. Inilah hebatnya doa orang tua, sehingga apa pun yang aku lalui, akan merasa optimis dan siap untuk bertempur.

Tidak ubahnya dengan melewati tes CPNS, dengan harapan yang tinggi, persiapan yang matang, doa yang tiada putus, aku pun meminta restu dari ayah dan ibu. Luar biasa, setelah pengumuman lulus tes CPNS, aku salah satu orang yang beruntung itu. Allah mengabulkan permintaanku dan juga orang tua. Aku dinyatakan lulus tes CPNS. Syukurku tiada terkira. Kehidupan baru, suasana baru, lingkungan baru, kebiasaan baru, dan hal lainnya yang serba baru akan kuhadapi sekarang. Kuyakin semua akan baik-baik saja.

Ada delapan orang guru baru yang terdaftar di sekolah baruku ini. Kami semua sama-sama lulus CPNS di tahun yang sama dengan mengampu mata pelajaran yang berbeda. Lima perempuan dan tiga laki-laki. Ada dua perempuan sudah bekeluarga di antara kami dan satu orang dari laki-laki. Satu orang lagi laki-laki sudah bertunangan dan akan menikah bulan depannya. Selebihnya mungkin mereka sedang akan mengukir kisah cinta dengan cerita baru.

Aku? Aku akan melupakan sesaat tentang cinta. Kini waktunya untuk fokus bekerja dan menjadi profesional dalam bidang pendidikan. Aku ingin menjadikan siswa-siswiku tidak kalah bersaing dengan sekolah internasional yang terkenal dengan prestasi yang jitu di kota besar ternama.

Keinginan ini didukung kuat oleh Adrian. Dia sosok guru senior yang aku kagum akan caranya mengajar. Walau baru tiga tahun di atasku, pengalaman sebagai senior memang tidak diragukan. Dia mengayomi kami semua. Tidak sungkan berbagi ilmu dan menginspirasi banyak guru. Sejak keberadaannya di sekolah itu konon kabarnya juara satu olimpiade fisika tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi disabet oleh anak didiknya. Luar biasa trik jitu yang dia punya.

"Kalian seambisi dan seenergik satu sama lainnya," ucap wakil kepala sekolah sekedar menyemangati kami. Aku tersenyum sambil melangkah optimis melanjutkan tugas sebagai seorang guru.

Perpaduan harapan, penyatuan keinginan, kematangan rancangan, kerja keras dalam kelompok adalah kesuksesan. Maka aku yakin pendidikan ini akan segera bergerak lebih maju.

Bersambung,

Bersambung

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post