Riska Merita

A happy teacher, a moody-writer, yellow & blue lover ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Diantara Dua Lelaki
Bunga Udumbara (sumber Google)

Diantara Dua Lelaki

Aku sedang berdiri menunggu antrian boarding. Boarding adalah nama lain dari go to gate yang merupakan proses masuknya penumpang ke pesawat. Proses ini cukup menyita waktu hingga setiap penumpang dipastikan sudah berada di tempat duduk. Selama menunggu, aku melakukan panggilan keluar yang tertuju pada Ibu. Memberitahukan kode penerbangan dan keadaan terakhirku saat itu. Setelah melewati dua orang petugas maskapai, kami masih harus mengantri di ambang pintu pesawat. Sehingga aku masih sempat membalas beberapa obrolan di Whatsapp. Dalam antrian yang cukup panjang dan teratur itu, seorang lelaki tiba tiba menyerobot antrian. Awalnya dia berjalan di samping, kemudian tanpa bersalah berdiri tepat di depanku. Memotong barisan. Aku terkejut. Naluri (calon) emak emakku langsung menyala. Namun aku hanya bisa melotot. Si lelaki cuek saja. Pura pura tidak terjadi apa apa dan terus berjalan tanpa salah. "Ya ampun, laki laki macam apa ini", bisikku dalam hati. Si lelaki berperawakan tegap, gempal, berkumis tebal, membawa tas ransel abu abu dan memakai kemeja batik lengan panjang. Ku pastikan pakaiannya dibanderol ratusan ribu. Umurnya tak lebih dari 30 tahun. Cukup muda untuk memahami makna dan kebiasaan "harus" taat antrian. Kakiku menapaki pesawat besar jenis Boeing. Melihat ke kiri dan ke kanan mencari nomor kursi yang sesuai dengan tiket yang tercetak. Hingga berada di tempat duduk, aku sudah tidak bisa mengidentifikasi keberadaan lelaki tersebut. Masih tersimpan rasa kesal dalam hati. Sebuah botol minum ku keluarkan dari tas jinjing yang baru ku beli beberapa jam lalu. Ku redakan kesalku dengan seteguk air mineral. Ku ingat betul sebuah Hadits menuliskan bahwa kalau kalian marah maka duduklah. Sekejap, rasa kesalku pergi. Suasana hatiku kembali pada ambang normal. Seorang lelaki lanjut usia berhasil mengalihkan perhatianku. Duduk tepat di sampingku lalu dengan senyuman menyapa. Ku balas dengan sopan. "Mau ke Yogya juga, nak?", tanyanya. "Iya Pak", jawabku. "Mau negok cucu", jelasnya. "Kalau anak mau kemana?", tanyanya lagi. Ku jelaskan bahwa aku sedang ada urusan pekerjaan. Selanjutnya kami diam. Sesaat setelah take off ku dapati si Bapak sedang bertayamum hendak melaksanakan sholat magrib. Sehingga aku bergeser sedikit agar tidak mengganggu. "Mohon maaf jadi mengganggu", ujarnya setelah selesai sholat. "Tidak apa apa Pak", jawabku singkat. Si Bapak tersenyum. Tentu saja si Bapak tidak mengganggu. Bahkan aku semakin malu pada diri yang sering menunda kewajiban pada Sang Pencipta. Pada saat pesawat mendarat, aku mendapat sebuah anggukan berbonus senyuman dari si Bapak. Ku balas dengan cepat sebagai sebuah salam perpisahan. Melewati garbarata, aku berjalan menuju tempat pengambilan bagasi. Namun tak lagi ku temukan si Bapak yang penuh senyuman. -karena bumi ini semakin tua, maka berbuat (dengan) baiklah sebanyak banyaknya-@quotehidup.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Peduli pada yang tua. Berbagi Kebaikan. Ok. Bun

07 Dec
Balas

Siap Pak. InshaAllah. Terima kasih sudah bersedia membaca. Salam literasi

07 Dec

Pengalaman yang apik. Salam kenal mba riska

07 Dec
Balas

Salam kenal mbak Dyahni. Salam dan semangat berliterasi

07 Dec

Jadi kapan ke Jogjanya?

07 Dec
Balas

Pengen segera... kotamu berhati nyaman mbak

07 Dec

Kesel berganti sejuk karena senyuman dapat menyejukkan hati yang kesel sekalipun. Hati hati bund, sukses selalu dan barakallah

07 Dec
Balas

Betul mbak. Semoga kita senantiasa mampu tersenyum. Salam Literasi

07 Dec



search

New Post