Riska Merita

A happy teacher, a moody-writer, yellow & blue lover ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Berdiferensiasi (Modul 2.1)

Koneksi Antar Materi - Pembelajaran Berdiferensiasi (Modul 2.1)

Pada awal kehadiran pembelajaran berdiferensiasi, saya mengira bahwa pembelajaran berdiferensiasi itu “cukup mudah diterapkan di kelas” karena sebagai guru, saya mungkin cukup menyediakan beberapa media pembelajaran untuk memfasilitasi perbedaan gaya belajar murid. Jika murid memiliki gaya belajar visual, saya akan menyediakan media pembelajaran yang bisa mereka lihat secara langsung. Jika murid memiliki gaya belajar audiotori, saya mungkin akan menghadirkan video pembelajaran yang sesuai, bahkan jika murid memiliki gaya belajar kinestetik, saya dapat menghadirkan sebuah media yang dapat dipegang dan memungkinkan murid melakukan gerakan (aktivitas pembelajaran lainnya). Miskonsepsi ini justru semakin kacau pada saat saya menyamaratakan proses asesmen yang harus diterima murid pada akhir pembelajaran. Jadi saya menghadirkan media yang berbeda bagi setiap murid tapi melakukan asesmen yang sama untuk mereka. Namun pemahaman awal ini membuat saya bertanya – tanya dan merasa agak khawatir. Jika murid terus diletakkan dan hanya berfokus pada gaya belajar yang sesuai dengan “apa yang mereka miliki” justru proses pembelajaran akan monoton dan terkotak – kotak serta minim interaksi sehingga memungkinkan kemampuan – kemampuan lain pada diri murid tidak dapat tumbuh dan berkembang.

Beruntungnya, pemahaman yang kurang tepat ini ternyata memiliki jalan takdir untuk segera saya perbaiki. Jalan takdir ini melalui Pendidikan Guru Penggerak yang di dalamnya saya banyak belajar dan memahami bagaimana menghadirkan proses pembelajaran yang menghamba pada murid. Menghamba pada murid merupakan sebuah gagasan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara (KHD). Dalam kalimat ini, KHD mengajarkan bahwa guru harus mampu memahami dan memenuhi kebutuhan murid. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran yang dihadirkan dapat berjalan efektif dan efisien sehingga kodrat yang dimiliki oleh murid dapat difasilitasi secara maksimal dengan harapan setiap tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh murid. Dari gagasan KHD tersebut, guru dapat menjalankan peran dan nilainya sebagai seseorang yang dapat belajar mengidentifikasi, memahami, mengerti keinginan murid dan kebutuhan belajar murid. Hal ini bertujuan agar murid dapat mencapai keberhasilan dalam pendidikan sehingga memberi pengaruh pada kehidupan mereka di masa yang akan datang.

Pada modul 2.1, saya membaca, memahami dan menyadari analogi diagnosis gejala penyakit dan pemberian obat yang kurang tepat. Sama halnya dengan proses pembelajaran di kelas, jika kurang tepat menghadirkan obatnya maka akan berdampak fatal bagi murid di masa yang akan datang. Namun untuk mengetahui obat apa yang harus dihadirkan, seorang guru tentu saja harus mendiagnosa kebutuhan murid. Setiap gejala yang ditimbul dan hadir di dalam ruang kelas tentu saja tidak bisa diobati dengan satu jenis obat saja. Namun diperlukan diagnosa yang tepat ketika gejala – gejala itu muncul di permukaan. Kemudian sebagai seorang guru, saya juga harus mampu menghadirkan obat yang cocok sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung dengan cepat. Adapun diagnosa kebutuhan ini dapat dilakukan dengan mengetahui beberapa hal diantaranya :

1. Latar belakang keluarga murid.

2. Kemampuan murid dalam memahami bahasa yang digunakan di kelas.

3. Kemampuan murid menguasai keterampilan yang diajarkan.

4. Keterampilan dasar apa yang digunakan sebagai prasyarat memahami materi baru yang akan dipelajari di kelas.

5. Kondisi sosial emosional murid.

6. Minat murid terhadap bidang tertentu.

7. Kesulitan-kesulitan tertentu yang dialami oleh murid pada saat belajar.

Layaknya seorang dokter yang memiliki banyak pasien, guru di kelas pun memiliki murid sebagai pasien. Kondisi ini akan menghadirkan banyak tantangan yang harus dicarikan obatnya oleh guru. Adapun beberapa tantangan yang dimaksud terkait dengan beberapa hal seperti :

1. Ada murid yang memerlukan lebih banyak waktu untuk memahami pembelajaran di kelas.

2. Setiap murid memiliki pengetahuan awal yang sangat banyak, sementara beberapa murid lain justru tidak punya pengetahuan awal sama sekali terkait topik yang akan diajarkan.

3. Beberapa murid tidak bisa duduk terlalu lama karena ia perlu bergerak lebih banyak.

4. Beberapa murid mengalami kesulitan berkonsentrasi selama diskusi kelas.

5. Beberapa murid sering mendapatkan hasil ujian yang buruk, namun sebenarnya pemahaman mereka bagus selama proses pembelajaran.

6. Beberapa murid tampak tidak ‘engaged’ dalam pembelajaran karena mereka tidak bisa membuat koneksi dan memahami makna dari apa yang diajarkan.

7. Sebagaian besar murid memiliki masalah di rumah sehingga mereka tampak sangat tidak bersemangat ke sekolah bahkan sering terlihat merasa marah atau lesu.

Nah keberagaman ini tentu saja harus ditindaklanjuti secara bijaksana dan proaktif oleh guru. Modul 2.1 menghadirkan sebuah teori dan contoh pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru dalam memenuhi kebutuhan murid. Pemenuhan kebutuhan murid dalam proses pembelajaran dapat dilakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dan berorientasi kepada kebutuhan murid. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Adapun kebutuhan belajar murid meliputi kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid dan profil belajar murid. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam mengidentifikasi kebutuhan belajar murid. Cara tersebut tergambar dalam bagan di bawah ini :

Setelah melakukan diagnosa kebutuhan belajar murid, selanjutnya seorang guru dapat melakukan beberapa hal dalam merancang kegiatan pembelajaran yang meliputi :

1. Mendefinisikan tujuan pembelajaran secara jelas.

2. Menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid kemudian menghadirkan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar.

3. Melatih diri untuk menajemen kelas yang efektif. Salah satunya dapat dimulai dengan membuat keyakinan kelas.

4. Melakukan penilaian berkelanjutan.

Hal – hal tersebut di atas tentu saja tidak mudah untuk dilakukan , namun seorang guru dengan tujuan yang mulia harus memahami peran dan nilainya sehingga guru harus menyadari bahwa :

1. Setiap murid memiliki potensi untuk berhasil dalam proses pembelajaran.

2. Keberhasilan belajar murid sangat dipengaruhi oleh pola (cara, ritme, metode, atau strategi, dll) belajar yang mengundang mereka untuk belajar.

3. Guru adalah kunci dari pengembangan program pembelajaran murid-murid yang mendukung keberhasilan murid.

Melalui modul – modul guru penggerak, kita dapat melihat hal – hal lain secara positif. Selain itu, iklim dan lingkungan yang dihadirkan dalam pendidikan ini memungkinkan guru untuk menyelesaikan tantangan dalam penerapan pembelajaran berdiferensiasi pada khususnya.

Menurut Carol Ann Tomlinson bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti “mengguncang” apa yang terjadi di kelas sehingga murid memiliki banyak pilihan untuk menerima informasi, memahami ide, dan mengekspresikan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses yang komprehensif dan fleksibel yang mencakup perencanaan, persiapan dan penyampaian pengajaran untuk mengakomodasi keragaman kebutuhan belajar murid di dalam kelas. Melalui pembelajaran berdiferensiasi, guru mempertimbangkan siapa yang mereka ajar, apa yang mereka ajarkan, di mana mereka mengajar, dan bagaimana mereka mengajar. Praktek pembelajaran berdiferensiasi yang baik memerlukan guru yang terbiasa memperhatikan praktik-praktik di kelas mereka dan merupakan hasil dari proses mencoba, refleksi, dan kemudian membuat penyesuaian-penyesuaian di kelas. Proses-proses tersebut dilakukan secara terus menerus. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi adalah bagaimana guru menciptakan kelas yang memiliki keragaman namun murid memiliki kesempatan untuk meraih konten, memproses ide dan meningkatkan hasil pembelajaran agar dapat belajar lebih efektif lagi.

Selain itu, proses pembelajaran berdiferensiasi harus berkaca pada hasil asesmen. Asesmen formatif memungkinkan guru untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik, oleh karena itu, mereka dapat membuat keputusan terbaik demi menantang murid dengan tepat dan melibatkan murid dalam pembelajaran. Selain itu, guru dapat memanfaatkan lebih banyak praktik-praktik terbaik dari asesmen formatif sehingga perancangan pembelajaran berdiferensiasi akan datang secara alamiah. Kebanyakan guru sebenarnya sudah memperhatikan murid dan meresponsnya dengan cara tertentu. Namun, sangat sedikit guru yang secara konsisten proaktif merencanakan pengajaran untuk mengakomodasi keragaman tersebut. Selain itu, pembelajaran berdiferensiasi yang efektif tidak dapat dipisahkan dari lingkungan belajar yang positif, kurikulum berkualitas tinggi, penilaian untuk menginformasikan pengambilan keputusan guru, dan manajemen kelas yang fleksibel. Jika salah satu dari unsur-unsur tersebut lemah, maka unsur-unsur yang lain juga akan berkurang.

Di era globalisasi saat ini, permintaan dunia terhadap kemampuan seseorang sangat bervariasi, Oleh sebab itu, seorang guru harus dapat membangun dan melatih hal tersebut dengan menghadirkan proses pembelajaran di kelas dengan mengacu pada beberapa hal di bawah ini yaitu :

Pada dasarnya pembelajaran berdiferensiasi dibedakan menjadi 3 yaitu berdiferensiasi konten, berdiferensiasi proses dan berdiferensiasi produk. Dalam merancang kegiatan pembelajaran, seorang guru harus pertimbangankan sejauh mana pembelajaran diferensiasi yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Jadi guru dapat memilih salah satu atau kombinasi diantara ketuga pembelajaran diferensiasi tersebut.

A. Pembelajaran berdiferensiasi pada konten mencakup; 1) analisis kesiapan belajar murid yang mengacu pada materi yang akan diajarkan; 2) mengetahui minat murid. Guru sebagai motivator perlu memberikan kesempatan kepada murid untuk terlibat lebih aktif dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru dapat berperan menemukan dan menjaga minat murid melalui fasilitasi gaya belajar dengan menghadirkan beragam metode pembelajaran; selain itu, 3) Guru dapat membuat pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan pada indikator profil pelajar. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh guru adalah memberikan kesempatan bagi murid untuk menjadi diri mereka sendiri secara natural dengan mengkolaborasikan metode dan media pembelajaran yang bervariasi.

B. Pembelajaran berdiferensiasi proses. Sebelum merancang kegiatan pembelajaran, seorang guru harus menganalisis apakah pembelajaran yang akan dilakukan dapat difasilitasi secara mandiri atau berkelompok. Selain itu, guru juga perlu melihat siapa saja murid yang memerlukan bantuan dan pertanyaan pemandu dalam pembelajaran. Adapun dalam aktivitas dalam pembelajaran berdiferensiasi proses dapat dilakukan melalui berbagai cara yang diantaranya;

1) Menghadirkan kegiatan berjenjang pada proses pembelajaran. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun pemahaman yang sama pada murid, namun tetap menghadirkan dukungan dan tantangan yang berbeda bagi murid dalam kegiatan belajar.

2) Menyediakan pertanyaan pemandu yang mampu mendorong murid dalam mengeksplorasi materi yang sedang dipelajari.

3) Membuat agenda individual, seperti membuat catatan daftar tugas yang mencakup pekerjaan murid terkait kebutuhan individualnya.

4) Memfasilitasi durasi waktu bagi murid dalam menyelesaikan tugasnya. Dalam hal ini, guru harus dapat memberi dukungan kepada murid yang mengalami kesulitan atau sebaliknya sehingga murid juga akan didorong dalam menganalisis materi pelajaran lebih mendalam.

5) Mengembangkan gaya belajar visual, auditori dan kinestetik.

6) Mengklasifikasi kelompok yang sesuai dengan kemampuan dan minat murid.

C. Pembelajaran diferensiasi produk. Sebagaimana proses pembelajaran pada umumnya, pembelajaran berdiferensiasi juga tidak terlepas dari produk yang dihasilkan murid. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid terhadap tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Produk merupakan hasil belajar murid dan harus ditunjukan kepada guru. Wujud dari produk yang dimaksud dapat berupa karangan, tulisan hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram, dan sebagainya. Dalam diferensiasi produk terdapat dua yang menjadi fokus yaitu tantangan dan kreativitas hasil dari ekspresi pembelajaran yang diinginkan oleh murid. Meskipun murid dapat membuat produk yang sesuai minat dan kebutuhan belajar mereka, namun seorang guru harus memberikan indikator yang harus dicapai oleh murid terkait kualitas produk yang telah dibuat. Adapun beberapa indikator yang dapat disampaikan kepada murid terkait pembelajaran berdiferensiasi produk meliputi :

1. Guru menentukan indikator pekerjaan yang akan dicapai oleh murid.

2. Guru memfasilitasi murid untuk menghadirkan konten pembelajaran dalam produk yang mereka hasilkan.

3. Guru merencanakan proses pengerjaan produk yang dibuat oleh murid.

4. Guru merancang output yang diharapkan dari produk tersebut.

Berdasarkan hal tersebut di atas, pembelajaran berdiferensiasi dalam program guru penggerak adalah untuk menyesuaikan pembelajaran yang berpusat pada murid. Jika ditinjau dari sudut pandang Ki Hadjar Dewantara, pembelajaran berdiferensiasi memiliki kesamaan dalam hal teknis, diantaranya pemikiran Ki Hadjar yang menekankan bahwa guru harus menuntun kodrat anak agar sebagai manusia untuk mencapai kebahagiaan. Pemikiran Ki Hadjar yang Humanis menuntun guru untuk menghadirkan proses pembelajaran yang berpusat pada murid. Karena murid merupakan sebagai mahluk yang bebas/ merdeka dan memiliki kodratnya masing - masing. Untuk dapat memfasilitasi hal tersebut, seorang guru harus menjadi fasilitator yang mampu mengkonstruksi pembelajaran dengan menyesuaikan pada pemenuhan kebutuhan belajar murid melalui proses pembelajaran berdiferensiasi. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi menjadi sangat vital dalam menstimulus dan mengarahkan murid dalam memperoleh potensinya secara maksimal.

Pembelajaran berdiferensiasi dapat berjalan dengan baik jika antara guru dan murid tumbuh keyakinan dalam melaksanakan pembelajaran. Guru harus mampu menjalankan peran dan nilai dirinya sebagai seorang penggerak pembelajaran. Guru perlu merangkul dan memahami murid dengan berbagai pengalaman dan teknik yang beragam. Guru harus memahami bahwa setiap murid memiliki potensi dan kapasitas masing – masing dan hal tersebut harus difasilitasi dengan baik agar hasilnya akan optimal dan memberi dampak jangka panjang bagi kehidupan. Oleh sebab itu, seorang guru harus terus berlatih dengan pikiran terbuka dan membuat sebuah prakarsa perubahan dan menjalankannya sehingga perencanaan pembelajaran dapat dibuat dengan sangat baik. Selain itu, seorang guru harus meyakini dirinya bahwa adalah pemenang (juara) bagi semua murid sehingga dapat memfasilitasi semua hal tersebut dengan penuh percaya diri. Tentunya peran guru yang kreatif diperlukan dalam pembelajaran berdiferensiasi untuk mengantarkan murid menuju keberhasilan dan kebahagiaan dalam pembelajaran. Semua hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik melalui penerapan budaya positif di lingkungan kelas/sekolah. Guru harus belajar memposisikan diri sebagai seorang manajer sehingga mampu memberikan keyakinan kepada murid bahwa setiap murid mempunyai potensi – potensi yang dapat digali dan dikembangkan hingga dapat mengantarkan mereka pada kesuksesan.

Menjadi guru pastinya tidak mudah. Karena dunia selalu berubah,

teknologi selalu berkembang dengan sangat pesat sehingga

guru harus bersedia belajar dengan sungguh – sungguh dengan hati dan perilaku yang baik.

Mari sama – sama tergerak, bergerak dan menggerakkan.

Salam guru penggerak.

“Setiap Anak Istimewa, Ibu bapak guru juga Istimewa“.

SEMANGAAAT….

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post