Riska Merita

A happy teacher, a moody-writer, yellow & blue lover ...

Selengkapnya
Navigasi Web

NAJWA SHIHAB (MENG)UJI REFORMASI

Selamat malam, selamat datang di Mata Najwa. Saya Najwa Shihab tuan rumah Mata Najwa. Rangkaian demonstrasi terjadi di berbagai kota, bentuk protes atas legislasi yang semena - mena. Undang - undang yang dikebut diakhir masa jabatan, wajar jika memantik banyak sekali kecurigaan. Apalagi menjelang pengesahan, seperti tuli para penyusunnya, seperti ogah mendengar aspirasi. Menutup diri dari pemantauan masyarakat, menimbulkan syakwasangka terjadi pat gulipat. Sudahkah aspirasi rakyat benar - benar didengarkan? Ataukah para elite menganggap kita layak dipinggirkan. Inilah Mata Najwa, Ujian Reformasi”. begitu kalimat pembuka yang dilontarkan oleh jurnalis cantik, Najwa Shihab dalam Mata Najwa malam itu. Dalam kesempatan itu, Najwa dengan lugas menuturkan bahwa Mata Najwa mengundang yang terhormat ketua DPR untuk menjelaskan sikap DPR terhadap kejadian 3 minggu terakhir. Menurut mbak Nana, pihaknya sudah berusaha mengundang Bambang Soesatyo melalui berbagai jalur namun belum ada respon. Oleh sebab itu, Najwa dengan berani menantang secara terbuka ketua DPR untuk berani tampil, menjawab pertanyaan - pertanyaan mahasiswa, pelaku aksi gerakan mahasiswa.

Kemampuan Najwa Shihab dalam mengendalikan diskusi tentu tidak diragukan lagi. Bahkan beberapa kali Moeldoko dan Fahri Hamzah menerima serangan telak dari Nana karena dirasa menyatakan pernyataan yang tidak sesuai.

Selain itu, M.Atiatul Muqtadir selaku presiden Mahasiswa BEM KM UGM dan Royyan A. Dzakiy selaku presiden KM ITB juga hadir dalam acara diskusi intelek ini. Rasanya, saya secara pribadi belum memiliki kompetensi jika ingin mengkaji tentang demontrasi yang dilakukan oleh mahasiswa beberapa hari yang lalu. Secara garis besar terlihat bahwa kedua presma (presiden mahasiswa) menyampaikan pendapatnya dengan sangat lugas, santai namun tegas, terkesan sangat intelek dan milenial. Karakter inilah yang saya rasa sangat diperlukan oleh generasi penerus bangsa untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik di era globalisasi saat ini.

Dua hari terakhir, grup alumni SMA ternyata ramai membahas tentang M.Atiatul Muqtadir. Selain terkesan keren versi milenial, ternyata Fathur (panggilan Atiatul) merupakan satu alumni SMA. Sebagai satu ikatan alumni, kami merasa Fathur merupakan satu dari sekian banyak milenial cerdas, bermartabat dan berani menyuarakan pendapat. Ironi - ironi negeri ini menciptakan keperihan yang harus diberantas bersama dengan intelektualitas, semangat dan idealisme. Oleh sebab itu, bergerak merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa. Layaknya pernyataan Tan Malaka bahwa Idealisme adalah kemewahan terakhir yang dimiliki oleh pemuda.

Semua usul sudah disampaikan dengan cara terbuka, jangan diabaikan. sebelum semuanya berlipat ganda - Najwa Shihab

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post