Seperti yang di ceritakan oleh salah satu tokoh budaya kampung Pulau Derawan, bapak Umrah, dan persembahan tari kolosal pada tanggal 7 Desember 2019. di ceritakan bagaimana awal mula Pulau kecil ini di beri nama DERAWAN.

Berbeda dengan cerita sebelumnya. Kalau sebelumnya kita mengetahui asal mula jadinya kepulauan Derawan. Kali ini dalam versi sejarah ditemukannya pulau ini.

Kita tahu pulau itu terbentuk dari peristiwa geologis ribuan atau jutaan tahun lalu. Penamaan sebuah tempat biasanya berdasarkan ciri ciri tertentu atau peristiwa besar yang pernah terjadi, bisa juga dari nama seorang tokoh yang terkenal.

Tersebutlah sebuah kisah hilangnya putri raja dari kerajaan Johor. Penduduk kerajaan Johor dahulunya bernama Samah yang mendiami pulau dan peisisir pantai kerajaan Johor. Mereka di sebut bangsa Bajau.

Berawal dari putri Papu bersama teman sebayanya sedang asik berlayar menikmati keindahan dan kekayaan panorama laut luas.

Saat sedang bergembira dan bersenda gurau, tiba tiba mereka di kejutkan oleh suara gemuruh Guntur dan angin yang berhembus kencang serta di ikuti dengan turunnya hujan deras.

Gemuruh Guntur dan petir silih berganti, gelombang menghempas karang. Kapal terombang ambing oleng ke kiri dan ke kanan.

Putri Papu dan teman temannya kebingungan. Mereka berteriak ketakutan tapi tidak ada satupun penduduk yang mendengar.

Setelah perisiwa itu di ketahui oleh raja Johor, ia merasa cemas dan bimbang akan keberadaan putrinya. Hari ke hari, bulan ke bulan bahkan bertahun sang Putri tidak juga kunjung datang.

“ Putri kesayanganku … dimanakah kau berada, ayah menunggumu, cepatlah pulang, ayah merindukanmu “ jerit pilu sang Raja. Kesedihan dan kerisauan semakin memuncak kehilangan kembang kesayangannya. Akhirnya sang Raja bertitah kepada penduduk negeri untuk mencari Putri Papu.

“ Hai pendudukku, aku memberikan perintah untuk mencari putriku sampai ketemu, jangan kembali ke tanah Johor sebelum kalian menemukan putriku ” isi perintah Raja.

Jika belum menemukan putri Papu dan kembali ke tanah Johor maka akan di hukum mati.

Karena sang Putri belum juga di temukan para penduduk bangsa samah yang ikut mencari pun takut untuk kembali ke tanah Johor. Mereka kemudian menetap di pulau Sambuangga, dengan sama sama berjanji sambung pancang. Artinya kelompok mana saja yang menemukan putri Papu harus kembali ke pulau Sambuangga untuk bersama sama mengantar putri Papu ke tanah Johor.

Pada tahun 1820 terjadi penjajahan bangsa Spanyol. Bangsa samah yang di pimpin oleh Irum Si Dala tidak mau di jajah. Dia dan keluarganya meninggalkan Pulau Sambuangga dan menuju arah mata angina Selatan dan terdampar di Pulau kecil yang di beri nama Dannawan. Asal kata Danna yaitu nama istri si Dala. Di pulau inilah si Dala tinggal bersama rombongannya.

Setelah beberapa tahun, ketua rombongan suku Samah “ si Dala “ mengajak keluarganya berlayar menuju mata angin Selatan. Berbulan bulan pula perahu layar terombang ambing irum gelombang. Hingga suatu hari tibalah mereka di muara sungai pulau yang mirip dengan pulau Dannawan tempat mereka berdiam sebelumnya.

Si Dala dan rombongan turun dari kapal, si Dala memberikan isyarat kepada rombongannya dan berkata karena Pulau ini mirip dengan pulau Dannawan, maka pulau ini kuberi nama pulau Dalawan, asal kata dari nama saya Dala “ Rombongan menganggukkan kepala tanda setuju dengan ucapan si Dala.

Cerita ini pernah di pentaskan dengan tari kolosal pada saat acara Pembukaan Pentas Seni MAG LAMI – LAMI BAJAU bulan Desember Tahun 2019 lalu dan berlangsung sukses di Pulau Derawan

31 Mei 2020

#TantanganGurusiana hari ke 15