Boneka angry bird vs shaun
Rengekan sikecil memekakkan telinga. Setiap kali ada sesuatu yang diinginkannya, dia selalu berteriak memintanya. Angry bird merah yang sudah bertahun kusimpan dilemari kaca, dia memintanya untuk dikeluarkan. Alu menepuk jidatku, sebelum memajangnya dalam lemari, boneka itu sudah kucuci bersih.
Lagipula untuk apa anak ini meminta mainan boneka? Dia kan laki-laki? Aku hanya bisa menggeleng. Setelah dia mendapatkan hasratnya, dia menelantarkan boneka itu begitu saja dilantai. Huh! Andai saja musim panas, aku bakal sibuk lagi membersihkan boneka malang itu. Untung saja beberapa hari ini hujan turun terus, membasuh jalanan berdebu. Sehingga lantai rumah aman dari debu-debu.
Angry bird itu menundukkan wajahnya kelantai, dia tampak loyo dan kumuh. Sikecil tadi menjadikannya kuda-kudaan dengan celana basah bekas pipisnya. Tidak lama dia merengek lagi, menarik ujung kain bajuku dan membawaku kedepan kemari. Dia meminta boneka shaun.
"Ampun dek, shaun itu berwarna putih, apa jadinya kalau adek mainkan dilantai, mungkin dia akan lebih lusuh dari si burung"
Apa boleh buat, seorang ibu selalu kalah dengan rengekan anaknya. Apalah arti semua itu, jika kamu tidak bisa menikmati masa kanak-kanakmu dek. Capek ibu tidak berharga apapun jika kamu kehilangan kebahagiaanmu.
19 September 2020
#TantanganGurusiana hari ke-125
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar