Adikku berlari menghampiriku ketika aku tiba dirumah. Mereka berebut ingin membuka kresek hitam yang kutenteng.

"Jangan rebutan. Tunggu kakak masuk dulu baru dibuka. Nanti robek loh kreseknya" kata mama memperingatkan adik-adikku.

Keduanya mengekoriku dari belakang menuju dapur. Aku meletakkan kresek hitam itu diatas meja kompor. Fadli dan Fadil membuka kresek itu dan melongo.

"Mama aku minta ini ya" kata Fadil sambil memperlihatkan kotak kuku bima yang baru saja aku beli.

"Eh itu tidak dimakan sembarangan. Minumnya pake air" kata mama sambil mengambil kotak itu dari tangan Fadil.

Mama mengambil teko berukuran sedang dan mengisinya dengan air matang. Kemudian beliau mengambil pisau untuk membuka kaleng susu. Sementara aku berlari ke rumah Sahid untuk beli es batu. Adikku berdiri disamping mama sambil masing-masing memegang gelas. Menunggu mama menuangkan minuman dingin itu ke gelas mereka.

"Jangan banyak-banyak. Nak! Minuman ini tidak baik untuk anak-anak" kata mama sambil menuangkan sedikit minuman itu ke gelas adikku.

"Ma. Untuk Topan nanti sisakan satu gelas ini ya" kataku sambil menyodorkan gelas paling besar.

"Kenapa disisakan? Kamu mau kemana?" Tanyanya mama.

"Mau jalan sama temanku dulu ma" kataku sambil meninggalkan mama.

Mama tidak pernah melarangku kemana-mana. Beliau hanya berpesan agar aku hati-hati dijalan. Jangan ngebut-ngebut. Lihat kiri kanan sebelum menyeberang. Lambat-lambat saja asal selamat. Begitu selalu celoteh mama kalau aku pamit hendak keluar bersama teman-temanku.

13 Oktober 2020

#TantanganGurusiana hari ke-149