Merlin Ratulohain

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Jurnal Ilmiah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK PENUAI 1 KWAMKI LAMA

Merlin Ratulohain

Pendidikan Guru pendidikan Anak Usia Dini FKIP Universitas Terbuka

[email protected]

ABSTRAK

Pengenalan konsep bilangan pada anak usia dini sangat penting karena akan memberikan kemudahan kepada anak dalam mengikuti proses pendidikan lebih lanjut, terutama pada mata pelajaran matematika. Konsep bilangan berfungsi sebagai dasar untuk mempelajari konsep dan keterampilan matematika yang akan mendukung siswa secara dini untuk mencegah kegagalan matematika di masa depan. Langkah-langkah pengenalan konsep bilangan yaitu membilang yang merupakan kegiatan menghitung dengan memperkenalkan angka-angka, lalu mengajarkan anak-anak mengurutkan bilangan 1(satu) sampai 10. Agar anak-anak memahami konsep bilangan sebaiknya pembelajaran dilakukan dengan benda-benda kongkret yang dihubungkan dengan lambang atau simbol, sehingga mereka mampu memahami konsep lebih banyak dan lebih sedikit. Ketika anak-anak sudah mampu memahami konsep lebih banyak dan lebih sedikit maka kepekaan bilangan mereka sudah berkembang. Saat kepekaan bilangan sudah berkembang maka mereka akan lebih menyukai berhitung.

Kata kunci : kartu angka bergambar

Abstrack

The introduction of the concept of numbers in early childhood is very important because it will make it easier for children to follow the process of further education, especially in mathematics. The concept of numbers serves as the basis for learning mathematical concepts and skills that will support students early on to prevent future math failures. The steps for introducing the concept of numbers are counting which is a counting activity by introducing numbers, then teaching children to sort numbers 1 (one) to 10. In order for children to understand the concept of numbers, learning should be done with concrete objects that are connected to numbers. symbols or symbols, so that they are able to understand the concept of more and less. When children are able to understand the concept of more and less then their number sensitivity has developed. When the sensitivity of numbers has developed, they will prefer to count.

Key word : picture number cards.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini

Berdasarkan Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 ayat 14, menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan lebih lanjut. Dengan demikian proses Pembelajaran pendidikan anak usia dini bersifat spesifik didasarkan pada tugas-tugas pertumbuhan dan perkembangan anak dengan mengembangkan aspek perkembangan yang meliputi moral, sosial, emosional, berbahasa, kognitif, dan motorik. Semua dapat dilihat melalui kegiatan yang dilakukan didalam proses pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan pendekatan tematik dan beranjak dari tema yang menarik minat anak. Tema sebagai alat/sarana atau wadah untuk mengenalkan konsep pada anak.

Salah satu untuk mengembangkan konsep bilangan anak usia dini adalah dengan permainan berhitung. Permainan berhitung yang dilakukan di taman kanak kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, bahasa anak untuk itu pelaksanaan dilaksanakan secara menarik dan bervariasi dalam proses pembelajaran.

Kemampuan kognitif anak usia dini merupakan kemampuan anak dalam memecahkan masalah matematika, menguasai dua bahasa sekaligus, terampil dalam bermain, dan bisa menguasai bidang lainnya. Lingkup perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan yang harus dikembangkan sejak usia pra sekolah. Menurut Piaget (dalam Jenice, 2013) bahwa perkembangan kognitif anak berasal dari kematangan biologis, interaksi mereka dengan lingkungan mereka, dan temuan spontan mereka tentang saat itu dalam temuannya anak bisa menguasai pengetahuan fisik dan matematika secara serentak. Didasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini (permendiknas 58 tahun 2009) salah satu lingkup perkembangan kognitif anak yang harus dikembangkan sejak dini adalah kemampuan mengenal konsep bilangan. Dalam perkembangan kognitif terdapat kemampuan untuk berinterakasi dengan lingkungan, kemampuan dalam menyelesaikan masalah bahasa, fisik dan juga konsep bilangan anak. Perkembangan kognitif pada anak dalam mengenal konsep bilangan perlu diberi stimulus agar bisa mencapai tahap-tahap

perkembangan kognitif secara sempurna, karena dengan kesempurnaan itu perkembangan kognitif inilah yang akan menopang kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan matematika. Kemampuan mengenal konsep bilangan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk berinteraksi dengan angkaangka dan bilangan. Amstrong (dalam Yuliani, 2010) berpendapat bahwa matematika adalah kemampuan dalam hal angka. Anak tidak secara langsung menemukan konsep bilangan namun harus dibangun atas dasar pemahaman terhadap objek yang dimanipulasi misalnya, menganalkan tentang bilangan dasar dari 1-10. Menurut Piaget (dalam Suparno, 2001) pengertian konsep bilangan adalah sebagai sifat kelekatan, contoh sifat kelekatan dapat dicoba dengan menyuruh anak mengambil 10 keping uang. Selanjutnya disuruh mengatur urutan kesepuluh keping itu dan menghitungnya. Akhirnya , ia disuruh menyusun dengan berbagai susunan yang berbeda dan menhitung lagi jumlahnya dan menghitung lagi jumlahnya. Ternyata jumlahnya tetap 10.

Sofia Hartati (2005: 3) menyatakan bahwa pembelajaran pada anak usia dini merupakan wahana untuk mengembangkan potensi seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat masing-masing anak. Selain itu pembelajaran pada masa ini bertujuan memperkenalkan konsep dasar yang bermakna bagi anak agar mampu berinteraksi dengan lingkungan. Pembelajaran yang bermakna tersebut hanya dapat terjadi apabila memperhatikan tahapan perkembangan anak usia dini beserta karakteristiknya. Dalam kaitannya dengan perkembangan potensi anak. Salah satu aspek perkembangan yang penting dalam perkembangan diri anak yaitu aspek perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak berkembang dan berfungsi sehingga dapat berpikir pada usia dini, anak mulai menunjukkan proes berpikir yang jelas, mengenali beberapa 3 simbol dan tanda termasuk bahasa dan gambar. Anak menunjukkan kemampuan melakukan permainan simbolis (Slamet Suyanto, 2005: 53). Perkembangan kognitif anak tidak terlepas dari kecerdasan dalam berhitung, hal ini sesuai dengan pendapat Tadkirotun Musfiroh (2005: 60) menyatakan bahwa kecerdasan berhitung berkaitan dengan kemampuan mengolah lambang bilangan. Anak-anak yang cerdas dalam berhitung menyukai kegiatan bermain yang berkaitan dengan berpikir logis seperti mencari jejak, menghitung benda-benda, dan permainan strategi.Kecerdasan ini

sangat penting bagi anak karena dapat membantu dalam mengembangkan keterampilan berpikir dan berhitung selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu adanya suatu pengenalan konsep berhitung sejak usia dini.

Sofia Hartati (2005: 21) karakteristik anak TK usia 4-5 tahun terutama dalam aspek intelektual anak diantaranya adalah mengenal lambang bilangan, dan mennghubungkan konsep dengan lambang bilangan. Melihat karakteristik anak TK usia 4-5 tahun tersebut, pengenalan lambang bilangan pada awal masa sekolah sangatlah penting. Dengan hal tersebut, pada lembaga prasekolah memang tidak ada pembelajaran bidang studi seperti di SD, akan tetapi pendidik anak usia dini harus memahami bagaimana mengajarkn materi bidang studi tersebut yaiu pengenalan lambang bilangan. Para pendidik sering mengajarkan dengan memberikan soal di papan tulis atau memberikan lembar kerja kepada anak. Guru harus menggunakan cara yang tepat dan sesuai dalam mengenalkan lambang bilangan pada anak. Media dan metode yang menarik perlu digunakan agar pembelajaran tidak cepat bosan dan menyenangkan, sehingga keaktifan anak tercipta dengan sendirian.

Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan anak pada usia dini sangat penting untuk dikembangkan, karena dalam pertumbuhan anak usia dini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat, stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selajutnya. Melalui pemberian stimulus, rangsangan, serta bimbigan yang tepat maka diharapkan dapat meningkatkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada anak khususnya aspek kognitif dalam mengenal lambang bilangan.

Hasil pengamatan di TK Penuai 1 Kwamki Lama pada anak kelompok A perkembangan kognitif anak belum berkembang secara optimal. Sebagian besar anak belum dapat memahami lambang bilangan. Anak masih merasa bingung ketika diminta untuk menunjukkan lambang bilangan ada beberapa anak ragu-ragu dan hanya diam saja tanpa menunjukkan lambang bilangan yang diminta, anak dapat menunjukkan bilangan akan tetapi belum mengerti lambang bilangan.

pengenalan konsep bilangan tidak terlepas dari pengenalan konsep tentang angka-angka. Pengenalan konsep bilangan melibatkan pemikiran tentang

beberapa jumlah suatu benda dan lambang angka. Pembelajaran di Taman Kanak- kanak khususnya pembelajaran konsep bilangan diharapkan merupakan pembelajaran yang menyenangkan, dan tidak memaksa. Guru dituntut harus lebih jeli memilih metode pembelajaran yang tepat dan media yang lebih bervariasi, sehingga anak dapat memahami dengan mudah apa yang disampaikan oleh guru. Menurut Carol Seefeldt & Barbara A. Wasik (2008:393), ”Bilangan adalah bagian dari pengalaman anak-anak sehari-hari”. Konsep bilangan dan keselarasan bilangan satu lawan satu menjadi solid bagi anak-anak usia lima tahun. Anak-anak melakukan lebih banyak usaha untuk menetapkan nilai bilangan pada benda yang mereka hitung.

Mengenalkan kosep bilangan/angka kepada anak usia dini memang sedikit sulit. Hal ini dikarenakan konsep bilangan sifatnya abstrak dan anak usia dini belum bisa berpikir secara abstrak melainkan mereka berpikir secara kongkrit. Oleh karena itu dalam mengenal konsep bilangan bagi anak, tidak hanya menggunakan tampilan bahasa lisan saja tetapi harus diiringi dengan tampilan model/benda mainan serta dibutuhkan media yang kongkrit untuk membantu proses pengenalan konsep bilangan.

Purwanti, H. (n.d) Media pembelajaran sangat diperlukan dalam peningkatan belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar, metode mengajar dan media pembelajaran merupakan dua unsur yang esensial dan saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai meskipun masih terdapat berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad 2011:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:

(1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.(2)Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.(3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak mata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga.(4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab

tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. Selain itu media pembelajaran juga dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi langsung dengan guru, masyarakat, lingkungannya serta dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu. Menurut Badru Zaman (2005:4.11), “Telah banyak hasil penelitian yang menunjukkan pentingnya media pembelajaran, diantaranya penelitian yang menunjukkan bahwa rata-rata jumlah yang diperoleh seseorang pada umumnya melalui indra penglihatan (visual)”.

Dengan demikian, penggunaan yang dapat dilihat (visual) pada umumnya akan lebih mengoptimalkan proses pembelajaran di Taman kanak-kanak. Secara umum menurut Sadiman (2003:29),”Kartu (card) adalah kertas terbal yang tidak seberapa besar, berbentuk persegi panjang atau persegi. Sedangkan pengertian gambar (flash) merupakan bahasa yang dapat dimengerti dimana-mana”.Selanjutnya Pamadhi& Sukardi (2008:2.8), “Bagi anak normal, ketika melihat gambar maka terjadi proses berpikir, dimana cita-rasa dan angannya akan tumbuh terus”. Gambar berfungsi sebagai stimulasi munculnya ide, pikiran maupun gagasan baru. Hanya dengan melihat gambar anak-anak dapat membayangkan benda sesungguhnya walaupun benda tersebut belum pernah dilihat sebelumnya. Selain itu menurut Azhar Arsyad (2011:119), “flash card adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, angka atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun anak kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu”.

Kartu angka bergambar menurut Hasan, (2009: 73) memiliki manfaat besar dalam Pendidikan anak usia dini. Pemberian stimulasi dengan media kartu angka bergambar, akan memberikan dampakpositif selama sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.

Jadi, kartu angka bergambar adalah kartu yang berisi angka atau lambang pengganti bilangan yang dihiasi gambar yang jumlahnya sesuai dengan lambang yang tertulis dalam kartu.

Di bawah ini merupakan contoh kartu angka bergambar yang dapat digunakan dalam mengenalkan bilangan kepada anak.

2

2

1

1

3

3

Dalam kegiatan penggunaan media kartu angka bergambar, anak terlibat langsung. Sehingga anak menjadi aktif dalam pembelajaran.Dalam pembelajarannya media kartu angka bergambar dijadikan sebagai alat permainan sehingga anak tidak merasa sedang belajar, misalnya anak menebak angka, memasangkan kartu angka bergambar dengan banyaknya benda. Mengurutkan kartu angka bergambar, atau pun belajar berhitung matematika dengan menggunakan media tersebut.

Sehubungan dengan latar belakang diatas, maka peneliti ingin memperbaiki pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan melalui media kartu angka bergambar pada anak kelompok A di TK Penuai 1 Kwamki Lama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana penggunaan media kartu angka bergambar dalam meningkatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak kelompok A di TK Penuai 1 ?

2. Bagaimana meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak

kelompok A melalui penggunaan media kartu angka bergambar di TK Penuai 1?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penggunaan media kartu angka bergambar dalam meningatkan

kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak kelompok A di TK Penuai 1. 2. Untuk mengetahui perkembangan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak

kelompok A melalui media kartu angka bergambar di TK Penuai 1.

1.4 Manfaat Penelitian

Bagi anak didik

1. Meningkatkan kemampuan dalam mengenal konsep bilangan 1-10

2. Meningkatkan motivasi dan semangat belajar untuk belajar mengenal konsep bilangan melalui kegiatan bermain kartu angka bergambar

Bagi guru

1. Membantu mempermudah guru dalam mengajar untuk meningkatkan kemampuan

dalam mengenal konsep bilangan pada anak

2. sebagai dasar bagi guru dalam memilih metode meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak

KAJIAN PUSTAKA

Pengertian mengenal konsep bilangan anak usia 4-5 tahun

1. Kemampuan Mengenal Konsep Bilangan

Pengertian Kemampuan Munandar (dalam Ahmad Susanto, 2011:97) mengatakan, bahwa kemampuan merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya, sedangkan menurut Asmani (1996:102), bahwa kemampuan adalah kapasitas seseorang individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Menurut Iskandar (2011), kemampuan atau skill adalah berasal dari kata dasar mampu yang dalam hubungan dengan tugas/pekerjaan berarti dapat (kata sifat/keadaan) melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dengan sendirinya juga kata sifat/keadaan ditujukan kepada sifat atau keadaan seseorang yang dapat melaksanakan tugas/pekerjaan atas dasar ketentuan yang ada. Dari beberapa pendapat diatas kemampuan dapat disimpulkan sebagai daya untuk melakukan suatu tindakan atau pekerjaan untuk menghasilkan sesuatu sesuai yang diharapkan, seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya

2. Pengertian Konsep Bilangan

Konsep bilangan adalah himpunan benda-benda atau angka yang dapat memberikan sebuah pengertian. Konsep bilangan ini selalu dikaitkan dengan pekerjaan menghubung-hubngkan baik benda-benda maupun lambang bilangan

Susanto (2011) menyatakan bahwa pemahaman konsep bilangan pada anak usia 4-5 tahun yakni: a). Membilang, b). menyebut urutan bilangan 1-20, c). membilang atau mengenal konsep bilangan dengan benda-benda, d) menghubungkan /memasangkan lambang bilangan dengan bendabenda hingga 10, e). membedakan dan membuat dua benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.

Dalam menyampaikan materi pembelajaran bilangan untuk anak usia dini, memerlukan tahapan-tahapan dalam penyampaiannya, dan dilakukan secara bertahap. Menurut Pakasi, terdapat dua cara membilang. Pertama, membilang dengan menyentuh benda-benda itu dengan jari. Kedua, membilang dan menunjukan benda-benda yang dibilang. Dan kedua cara ini yang paling tepat untuk anak-anak adalah cara pertama. menurut Piaget bahwa siswa belajar melalui tiga tahap yaitu enaktif, ikonik dan simbolik. Pada tahap pertama siswa memerlukan alat peraga. Setelah belajar menggunakan benda konkret siswa dapat belajar dengan menggunakan gambar lalu dilanjutkan dengan menggunakan symbol.

Sejalan dengan pendapat diatas, Burns dan Lorton (Sudono:22) bahwa kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai usia tiga tahun adalah kelompok bilangan, seperti aritmatika dan menghitung. Mereka mengemukakan bahwa ada tiga tahap dalalm pembelajaran mengenal bilangan pada anak, yaitu tingkat pemahaman konsep, tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan dan tingkat lambang bilangan.

Pengenalan lambang bilangan tentang perkembangan konsep bilangan pada anak menurut Fatimah (2009:10) :

1. Pengenalan Kuantitas Anak-anak mengitung sejumlah benda yang dilakukan secara bertahap.

2. Menghafal urutan nama bilangan, menyebutkan nama bilangan dalam urutan yang benar.

3. Menghitung secara rasional anak disebut memahami bilangan bila dapat: 1) Meghitung benda sambil menyebutkan urutan nama bilangan ,2) Membuat korespondensi satu-satu, 3) Menyadari bilangan terakhir yang disebut total benda dalam satu kelompok

4. Menghitung maju menghitung dua kelompok benda yang digabungkan degan cara: 1) Menghitung semua, dimulai dari benda pertama sampai benda terakhir , 2) Menghitung melanjutkan, 3) Menghitung benda dengan cara melanjutkan dari jumlah salah satu kelompok.

5. Menghitung mundur berhitung mundur dapat dilakukan dalam operasi pengurangan, namun efektif bila pengurangan angka kecil saja.

6. Berhitung melompat menyebutkan bilangan dengan cara melompat dengan beda bilangan tertentu yang sama. Yang akan dijadikan sebagai dasar konsep perkalian.

Pada tahap pemahaman konsep, anak memahami berbagai konsep melalui pengalaman bekerja dan bermain dengan benda-benda kongkrit, pada tahap transisi guru dapat mengenalkan lambang konsep dengan menghubungkan antara konsep konkrit dengan lambang bilangan dan pada tahap lambang guru dapat mengenalkan berbagai lambing yang ada dalam matematika.

Menurut nursalim, (2012) permainan konsep bilangan melatih anak untuk bekerja sendiri, tabah, percaya diri, tidak putus asah dan pantang menyerah. Melalui permainan anak tidak saja senang bermain tetapi dapat mengenal konsep bilangan tanpa adanya paksaan misalnya melompat sesuai angka yang dapat menyusun benda sesuai urutan, mengambil benda sesuai urutan, mengambil benda sesuai angka dan lain-lain. Selain melalui permainan diatas, anak juga perlu diberikan beberapa Latihan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan dan lambing bilangan yaitu:

(1) Latihan membilang/menyebut urutan bilangan 1-10

(2) Latihan membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda

(3) Latihan menghubngkan/memasangkan lambing bilangan dengan benda-benda sampai 10

(4) Latihan membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya dan tidak sama jumlahnya

(5) Latihan menyebut hasil penambahan dan pengurangan.

Depdiknas (2007:8) menjelaskan bahwa bilangan yang mulai dipelajari oleh anak-anak adalah bilangan untuk menghitung kuantitas, artinya bilangan itu menunjuk besarnya kumpulan benda. Penggunaan jari dapat dilakukan untuk menyebut urutan bilangan. Dalam mengenalkan bilangan pada anak, diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi, dan lambang sesuai dengan jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang sehingga akhirnya dapat mencocokannya sesuai dengan lambang bilangannya.

Tujuan Mengenal Konsep Bilangan Dalam Depdiknas (2007:1) Mengenal Konsep Bilangan pada anak memiliki tujuan antara lain : a) Dapat berfikir logis dan sistematis melalui pengamatan terhadap benda-benda kongrit, gambar-gambar atau angkaangka yang ada di sekitar anak. b) Dapat menyesuaikan dan melibatkan diri dalam kehidupan bermasyarakat yang dalam kesehariaanya membutuhkan keterampilan berhitung. c) Memahami pemahamam konsep ruang dan waktu serta dapat daln memperkirakan kemungkinan urutan suatu peristiwa yang terjadi disekitarnya. d) Memiliki kreativitas dan imajinasi dalam menciptakan suatu secara spontan.

3. Tahap mengenal lambang bilangan

Tahap Mengenal Lambang Bilangan Menurut Burns (dalam Mutiah, 2010: 161 – 162) mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmatika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik estimasi, probabilitas, pemecahan masalah . Penguasaan masing-masing kelompok melalui tiga tahapan, yaitu: a. Tingkat pemahaman konsep b. Tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan c. Tingkat lambang bilangan

4. Indikator tingkat pencapaian perkembangan anak

Berdasarkan standar tingkat pencapaian perkembangan anak Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 137 (2014) pada usia 4-5 tahun tingkat pencapaian kognitif pada konsep bilangan yaitu :

1) Membilang/menyebut banyak benda satu sampai sepuluh

2) Membilang dengan menunjuk benda(mengenal konsep bilangan dengan benda-benda

3) Menunjukan urutan benda untuk bilangan 1-5

4) Mengenal konsep banyak sedikit, lebih-kurang, sama-tidak sama

5) Menghubungkan /memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 5

Memperkenalkan konsep bilangan pada anak usia 4-5 tahun harus secara bertahap dan berkelanjutan atau berkesinambungan dimulai dari belajar membilang atau mencacah yaitu menyebutkan bilangan 1,2,3,4,5,..... dan seterusnya. Membilang atau mencacah ini bisa dilakukan dengan berbagai macam kegiatan misalnya guru meminta anak menunjuk gambar baju dan sambil menyebutkan banyaknya gambar baju ada berapa.

5. Ruang Lingkup kemampuan mengenal konsep bilangan

Ruang Lingkup Kemampuan Mengenal Konsep Lambang Bilangan Anak Usia 4 – 5 Tahun Kemampuan berpikir simbolik untuk anak usia 4 – 5 tahun menurut PERMENDIKBUD RI Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, yaitu anak mampu membilang banyak benda satu sampai sepuluh, mengenal konsep bilangan, mengenal lambang bilangan . Sementara, di dalam PERMENDIKBUD Nomor 146 Tahun 2014 diketahui pula terdapat indikator berpikir simbolik yang menyatakan bahwa anak mampu menghubungkan benda-benda konkret dengan lambang bilangan 1 – 10.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah semua rencana yang akan dilaksanakan oleh seorang peneliti dalam penelitian untuk menyelesaikan suatu masalah yang sedang diteliti. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research dan memberikan pelayanan konseling.

Menurut Arikunto, dkk. (2016:124) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Sedangkan menurut Wihardit, (2011) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah perbaikan dan peningkatan layanan profesional pendidik dalam menangani proses belajar-mengajar ( Arikunto, dkk., 2016:197).

Menurut Isaac (1971) penelitian tindakan kelas ini didesain untuk memecahkan masalah masalah yang diaplikasikan secara langsung di dalam kelas atau dunia kerja. Masalah pada penelitian ini adalah anak sulit mengenal konsep bilangan rendahnya hasil belajar khusus yang dihadapi anak kelompok A usia 4-5 tahun di TK Penuai 1 Kwamki Lama. Solusi yang dilakukan adalah menggunakan media kartu angka bergambar

3.2 Tempat Penelitian dan Subjek Penelitian

Tempat penelitian

Tempat penelitian ini adalah TK Penuai 1 Kwamki Lama dengan alamat Jl. Cendrawasih. Kecamatan Kwamki Narama

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A usia 4-5 tahun TK Penuai 1 Kwamki Lama yang berjumlah 15 orang anak, 9 anak laki-laki 6 anak perempuan.

3.3 Prosedur Penelitian

1. Tahap Perencanaan ( Planning )

Pada tahap ini peneliti melakukan hal sebagai berikut :1) Merencanakan pelaksanaan media kartu angka dalam kemampuan mengenal angka 1-10 pada kelompok A dan membuat perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran.2) Mempersiapkan media kartu angka sebagai pengenalan kemampuan mengenal angka

1-10. 3) Merencanakan strategy 4) pembelajaran dan menyesuaikan tujuan pembelajaran. 5) Menyusun instrumen penilain untuk menilai tingkat kemampuan mengenal angka 1-10.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan yakni menerapkan media kartu angka bergambar pada kemampuan mengenal angka 1-10 dan menyesuaikan dari RPPH yang telah dibuat yakni sebagai berikut : 1) Guru menanyakan kabar anak. 2) Guru menjelaskan apersepsi mengenai pengaitan materi dengan materi sebelumnnya atau mengaitakan materi dengan pengalaman yang dimiliki oleh anak. 3) Guru mengajak anak memainkan kartu angka bergambar agak anak dapat mengenal angka 1-10. 4) Guru melaksanakan tanya jawab tentang angka yang telah di peroleh anak dalam permainan menggunakan media kartu angka bergambar sebagai penilaian dalam bentuk observasi bagaimana

kemampuan mengenal angka 1-10. 5) Guru mengajak anak melempar bola kedalam keranjang sesuai jumlah yang telah ditempel pada keranjang

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi peneliti melakukan kegiatan yakni:

1) Mengamati secara langsung dengan menerapkan media kartu angka bergambar.

2) Mengamati perilaku anak pada saat pembelajaran berlangsung.

3) Mengamati kejadian yang muncul dalam proses pembelajaran dan

mendokumentasikan kegaiatan proses belajar mengajar.

4. Tahap Refleksi ( Reflection )

Data yang diperoleh dari hasil kegiatan pelaksanaan pembelajaran di kelas siklus I dianalisis. Dari hasil analisis akan dijadikan bahan refleksi, dalam artianya merenungkan apa yang terjadi dan belum terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung, kelebihan dan kekurangan selama tindakan pembelajaran berlangsung. Hasil ini yang menentukan apakah tindakan berhasil atau tidak. Pelaksanaan refleksi akan digunakan untuk membuat rencana tindakan baru yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggunaan media kartu angka bergambar dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak kelompok A usia 4-5 tahun di TK Penuai 1 Kwamki Lama. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:

1) Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran pengenalan konsep bilangan pada anak Kelompok A melalui media kartu angka bergambar di TK Penuai 1 Kwamki Lama.

2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran pengenalan konsep bilangan pada anak usia 4-5 tahun melalui media kartu angka bergambar di TK Penuai 1 Kwamki Lama.

3) Mendeskripsikan kesulitan yang dihadapi guru dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak usia 5-6 tahun di TK Penuai 1 Kwamki Lama.

4) Mendeskripsikan tingkat keberhasilan guru dalam mengenalkan konsep bilangan melalui media kartu angka bergambar pada anak usia 5-6 tahun di TK Penuai 1 Kwamki Lama

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil sebagai berikut. (1) Dalam merencanakan pembelajaran guru membuat RKH terlebih dahulu, guru mempersiapkan media yang akan digunakan dalam pembelajaran mengenal konsep bilangan dan menyiapkan ruang kelas. (2) Dalam melaksanakan pembelajaran pengenalan konsep bilangan melalui media kartu angka bergambar yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenal konsep bilangan, guru menuliskan angka 1-20 di papan tulis, guru meminta anak untuk berhitung, guru menunjukkan kartu angka bergambar dan menjelaskan cara memainkannya. (3) Kesulitan yang dihadapi yaitu masih ada yang belum sepenuhnya mengenal konsep bilangan, hal ini dikarenakan kemampuan berpikir anak yang satu dengan yang lainnya berbeda. Sehingga masih terdapat anak yang belum mengenal konsep bilangan.

4.2 Pembahasan

Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengenalkan konsep bilangan pada AUD. Media yang digunakan guru dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak salah satunya yaitu dengan menggunakan media kartu angka bergambar. sebelum melakukan kegiatan pembelajaran pengenalan konsep bilangan melalui media kartu angka bergambar guru terlebih dahulu membuat perencanaan pembelajaran. Adapun perencanaan pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru meliputi mempersiapkan RPPH, mempersiapkan ruang kelas, mempersiapkan media yang akan digunakan, metode pembelajaran yang digunakan serta penilaian hasil belajar anak. Dalam mempersiapkan hal-hal tersebut guru menyiapkannya yaitu sehari sebelum pembelajaran dimulai yaitu pada saat jam pelajaran selesai. RPPH yang dibuat sudah sesuai dengan tema yang berlangsung pada saat itu, indikator yang terdapat di dalam RPPH juga sudah dibuat sesuai dengan usia perkembangan anak dan kebutuhan anak. Metode yang digunakan guru dalam mengenalkan kosep bilangan melalui media kartu angka bergambar yaitu dengan metode bernyanyi, pemberian tugas dan metode bermain.

Metode bermain dan metode bernyanyi dilaksanakan pada saat bermain media kartu angka bergambar. Pada saat bermain mengenal angka dengan kartu angka bergambar anak-anak sangat senang, sehingga kegiatan pembelajaran tentang konsep bilangan yang dilakukan dengan bermain akan mudah dipahami oleh anak. Kartu angka bergambar menurut Hasan, (2009: 73) memiliki manfaat yang besar dalam pendidikan anak usia dini. Pemberian stimulasi dengan media kartu angka bergambar,

akan memberikan dampak positif selama sifatnya tidak memaksa dan disesuaikan

dengan tahap perkembangan anak. Jadi, kartu angka bergambar adalah kartu yang berisi

angka atau lambang pengganti bilangan dan dihiasi gambar yang jumlahnya sesuai

dengan lambang yang tertulis dalam kartu. Kartu angka bergambar dapat digunakan

untuk mengenalkan lambang bilangan dengan cara yang menyenangkan yaitu dengan cara bermain.

Menurut Azhar Arsyad (2011:119), “flash card adalah kartu kecil yang

berisi gambar, teks, angka atau tanda simbol yang mengingatkan atau menuntun anak kepada sesuatu yang berhubungan dengan gambar itu”. Jadi melalui media kartu angka bergambar tersebut dapat mempermudah anak dalam memahami bilangan sekaligus lambang bilangannya serta mempermudah guru dalam menenalkan konsep

bilangan pada anak. Menurut Berg (dalam Siti Aisyah, dkk, 2008:1.8) menjelaskan bahwa, “Rentang perhatian anak usia 5 tahun untuk dapat duduk tenang memperhatikan sesuatu adalah sekitar 10 menit, kecuali untuk hal-hal yang membuatnya senang”. Jadi agar anak-anak dapat memperhatikan dan tidak merasa bosan atau malas untuk mengerjakan tugas guru dapat memberikan hal-hal yang menarik atau menggunakan alat bantu yang kongkrit.

Langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran pengenalan konsep bilangan dengan menggunakan media kartu angka bergambar yaitu pertama guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tema pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian guru mengenalkan media yang akan digunakan serta menjelaskan cara memainkannya. Cara guru menggunakan kartu angka bergambar tersebut adalah:

1. Guru mengajak anak untuk bernyanyi.

2. Guru mengajak anak untuk berhitung 1-10.

3. Guru membagi kelompok menjadi 2 kelompok.

4. Guru mengatur posisi duduk anak yaitu masing-masing kelompok membentuk posisi lingkaran.

5. Setiap anak memegang kartu angka bergambar.

6. Guru meminta setiap anak untuk maju ke depan menghitung jumlah gambar yang dipegangnya. Dimulai dari kelompok yang pertama.

7. Guru meminta anak untuk menuliskan lambang bilangan di papan tulis berdasarkan jumlah gambar yang dihitungnya tadi.

Selain dengan cara tersebut di atas guru juga menggunakan cara dengan meminta anak untuk berlomba-lomba mencari kartu angka yang guru acak terlebih dahulu. Kemudian anak diminta untuk menghitung jumlah gambar dan menuliskan lambang bilangannya di papan tulis. Anak yang menang akan diberi bintang 4.

Dalam melaksanakan langkah-langkah pengenalan konsep bilangan melalui

media kartu angka bergambar, jika dilihat dari langkah-langkahnya guru sudah sesuai dengan langkah-langkah penggunaan media kartu angka bergambar tersebut. Dalam mengenalkan konsep bilangan melalui media kartu angka bergambar terdapat beberapa hambatan yang dirasakan oleh guru. Hambatan atau kesulitan tersebut adalah daya tangkap atau kemampuan berpikir masing-masing anak berbeda, ada yang cepat menangkap apa yang disampaikan oleh guru, ada juga yang lamban dalam menangkap pembelajaran yang diberikan oleh guru. Oleh sebab itu guru perlu melakukan kerja yang ekstra atas strategi yang lebih baik dalam memberikan pemahaman pembelajaran khususnya mengenai konsep bilangan pada anak. Dengan begitu tugas perkembangan anak dapat terpenuhi sesuai dengan tingkat usia anak.

Tingkat keberhasilan guru dalam mengenalkan konsep bilangan dengan menggunakan media kartu angka bergambar yaitu dapat dilihat dari hasil evaluasi pembelajaran konsep bilangan dengan hasil kerja anak, tanya jawab antara guru dan anak serta dari hasil pengamatan peneliti terhadap hasil tes yang diberikan guru terhadap setiap anak maju ke depan untuk menuliskan apa yang diperintah guru khususnya mengenai konsep bilangan. Tingkat keberhasilan guru dalam menggunakan media kartu angka bergambar dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak usia 4-5 tahun di TK Penuai 1 Kwamki Lama, bila dipersentasikan adalah 100% anak mengenal bilangan (anak dapat menghitung jumlah benda), 75% anak mengenal bilangan dan lambang bilangannya (anak dapat menghitung jumlah benda dan dapat mengetahui lambang atau angka dari jumlah yang dihitungnya), 25% anak belum mengenal lambang bilangan (anak belum mengetahui lambang atau angka dari jumlah benda).

BAB V

Kesimpulan dan Saran

5.1 kesimpulan

Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa dalam mengenalkan konsep bilangan pada anak kelompok A usia 4-5 tahun

Pembina menggunakan media kartu angka bergambar. Dengan menggunakan media kartu angka bergambar tersebut pemahaman anak terhadap bilangan dan lambang bilangan dapat meningkat.

Adapun kesimpulan khusus yang peneliti dapatkan dari hasil penelitian ini adalah: (1) Perencanaan pembelajaran pengenalan konsep bilangan pada anak melalui media kartu angka bergambar pada kelompok A usia 4-5 tahun di TK Penuai 1 Kwamki Lama meliputi pembuatan RKH, menyiapkan ruang kelas, menyiapkan bahan main atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran pengenalan konsep bilangan.(2) Pelaksanaan pembelajaran pengenalan konsep bilangan melalui media kartu angka bergambar pertama guru malakukan apersepsi, guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan tema pembelajaran yang akan dilaksanakan, kemudian guru mengenalkan media yang akan digunakan serta menjelaskan cara memainkannya. Cara guru menggunakan kartu angka bergambar tersebut adalah guru mengajak anak untuk bernyanyi, guru mengajak anak untuk berhitung 1-10, guru membagi kelompok menjadi 2 kelompok, guru mengatur posisi duduk anak yaitu masing-masing kelompok membentuk posisi lingkaran, setiap anak memegang kartu angka bergambar, guru meminta setiap anak untuk maju ke depan menghitung jumlah gambar yang dipegangnya.

5.2 Saran 1. Untuk guru agar lebih kreatif dalam memperhatikan media yang digunakan dalam proses pembelajaran, agar anak tidak bosan dalam melaksankan pembelajaran 2. Untuk orang tua untuk membantu anaknya dalam mengenalkan konsep bilangan dengan media kartu angka bergambar.

.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

PERMENDIKBUD RI NO 137 Tahun 2014 Tentang Standar Nasioal

Pendidikan Anak Usia Dini

PERMENDIKBUD RI NO 146 Tahun 2014.

PERMENDIKBUD Nomor 137 Tahun 2014, Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan

Anak.

Nunik Primaningsih, Purwanti, H. (n.d.). Penggunaan Media Kartu Angka Bergambar Dalam Mengenal Konsep Bilangan Usia 5-6 Tahun Di Tk. Jurnal Pendidikan Anak, 3, 1–11.

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persda.

Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: DIVA.

Nursalim. (2012). Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Kemampuan

Siswa dalam Mengenal Konsep Bilangan dan Lambang Bilangan 1-10. Jurnal Ilmiah

PG_PAUD FIP, UNESA SURABAYA, 9.

Suharsimi Arikunto, S. dan S. (2016). Penelitian Tindakan Kelas (Kedua). Jakarta: Bumi Aksara

Wihardati, W . dan K. (2011). Penelitian Tindakan Kelas (Kesebelas). Jakarta: Universitas Terbuka

Sadiman, A. S. (2008). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaaatnnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Seefeldt, Carol dan Barbara A. Wasik. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini

(Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah). Jakarta: PT Indeks.

Aisyah, Siti, dkk. (2007). Materi Pokok Perkembangan dan Konsep Dasar

Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

(Syafitri et al., 2018)Syafitri, O., Rohita, R., & Fitria, N. (2018). Peningkatan Kemampuan Mengenal Konsep Lambang Bilangan 1 – 10 Melalui Permainan Pohon Hitung pada Anak Usia 4 – 5 Tahun di BKB PAUD Harapan Bangsa. JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 4(3), 193. https://doi.org/10.36722/sh.v4i3.277

(Faizat, 2004)Faizat, L. T. (2004). Efektivitas Media Spindle Box Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Bilangan Pada Anak Usia Dini. Pelita Paud, September 2003, 1–20.

(Sadidah & Nursalim, 2013)Sadidah, S., & Nursalim, M. (2013). Penggunaan Media Kartu Bergambar Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Mengenal Konsep Bilangan Dan Lambang Bilangan 1-10 Pada Siswa Kelompok A Tk Krisnamurti III Surabaya. Jurnal Program Studi PG-PAUD, 2(2), 9. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/paudteratai/article/view/2204.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post