Perasaan Itu Datang Lagi # Tantangan Menulis Gurusiana hari 7
Kujalani hidup dengan keluarga kecilku. Suka duka kami lalui bersama. Mulai dari sulitnya kami mendapatkan momongan. Sana sini kami berobat, pindah dari satu dokter ke dokter lainnya. Pengobatan yang butuh dana yang sangat besar.
Alhamdulillah di usia pernikahan kami yang ke 5, kami diberi amanah oleh Allah untuk menjaga seorang putra. Putra yang sangat kami tunggu- tunggu dan sangat kami harapkan kehadirannya..
Selang tiga tahun, kami pun di beri amanah yang luar biasa oleh Allah, kami mendapatkan seorang putri yang cantik dan imut. Alhamdulillah ya Allah atas karunia-Mu.
Sekarang hari- hari kami lalui, dengan tingkah laku yang lucu dan menggemaskan dari buah hati kami. Kadang kala mereka bahagia, tak jarang pula mereka memperebutkan sesuatu. Sungguh keluarga kami sekarang sudah merasakan hiruk pikuk karena tertawa dan tangisan dari anak- anak kami.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, tahun pun terus berlalu. Saat putra sulungku sudah kelas IV SD, kami mengarahkan si abang untuk masuk pesantren. Berbagai macam cara kami lakukan supaya si abang mau masuk pondok. Alhamdulillah Allah mengabulkan doa kami
Di saat semester II kelas VI, malahan aku yang tak sanggup untuk melepaskan anakku ke pesantren. Tapi sekarang anakku sudah tidak mau lagi sekolah di MTsn apalagi di SMP. Dia bilang kalau tidak lulus tes tahap satu, dia akan mengulangi untuk tes tahap ke dua. Begitu semangat yang luar biasa.
Akhirnya kuikhlaskan juga anakku untuk masuk pesantren. Engkau laki- laki nak, engkau akan jadi imam nantinya. Allah hanya memberi kesempatan kita untuk selalu bersama siang dan malam sampai engkau berumur 12 tahun nak.. Sebetulnya kami sangat remuk dan terpuruk. Tapi demi masa depanmu nak, selamat berjuang dan menjalani hari- hari bersama di pesantren.
Dua tahun berlalu si abang di pesantren. Kini tiba giliran putri kecilku, dia sudah kelas Vi SD pula sekarang. Tidak pernah kami menyarankan dia masuk pesantren, kami mengarahkan dia masuk MTsN tempat ku mengajar.
Tapi di bulan Desember 2019, di saat dia ujian semester I, dia mengatakan akan masuk pesantren seperti si abang. Bagaikan di sambar petir di siang bolong rasanya mendengar ucapan putri kecil ku. Ku tak sanggup kehilanganmu nak…kami butuh kamu tetap di rumah, Tapi bentuknya tekadnya sudah bulat
Sanggupkah ku dan keluarga menjalani hari-hari tanpa mu nak. Perasaan dua tahun yang lalu akan terulang kembali. Tapi karena kemauanmu sudah mantap, akhirnya kami ikhlaskan juga. Selamat mondok buat putriku tercinta. Kami sayang kamu nak…..
17 February 2020
Tantangan menulis hari ke 7
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Barakallah buksi sulung ambo laki2 dan adeknyo padusi sdg di pesantren juga buk. Semoga mrk berhasil dan menjadi anak shaleh yadu lahuma
Aamiin.....
Istilah anakanak Pesantren di Penjara Suci buk Budi Hanif hhe
Mantap diak....izinkan aja....anak engkau titip bukan di kubangan lumpur, tapi di lautan ilmu. hehe..
Yop ni ....tp masih kurang kuat....