Sudah dua minggu kita kerja dan belajar di rumah sekarang adalah memasuki minggu ke tiga. Di awalnya memang menyenangkan bagi siswa, karena selama ini mereka tidak boleh punya hp, sekarang malah wajib pakai hp. 

Tapi bagi orang tua yang bijak yang selalu mengawasi anak-anaknya, mereka tetap membatasi pemakaian hp.Setelah jam pelajaran berakhir maka hp di ambil orang tua lagi. Sebab orang tua di beri tahu oleh wali kelas anaknya, bahwa tugas sekolah hanya selama proses pembelajaran saja. Jadwal pelajaran pun persis sama dengan jadwal pelajaran hari biasa. Jam berapa pulang di hari biasa, jam segitu pula tugas online harus sudah selesai. 

Terasa asyik kalau di dengar, tapi setelah dilaksanakan, malah banyak yang mengeluh. Banyak siswa yang mengatakan biarlah kena marah sama guru dari pada kena marah sama orang tua. Kalau orang tua marah –marah terus mengajari, permasalahan juga tidak selesai. Sementara kalau guru marah, materi selesai dan kita pun paham. Itu di antara ungkapan hati siswaku. 

Kalau selama ini mereka membeda-bedakan guru,ternyata sosok guru sangat mereka rindukan. Walaupun guru marah, tapi tujuannya adalah untuk kebaikan mereka juga. Sekarang waktu tugas online masuk, mereka malah merindukan guru. Kalau dulu guru tidak masuk, mereka bergembira dan bersorak. Tapi sekarang mereka malah merindukan dan kangen dengan guru-guru mereka. 

Apa lagi sosok guru yang dari dulu mereka idolakan, mereka sudah pasti sangat kangen dengan senyuman dan nasehat guru. Mereka ingin bercerita dan curhat dengan guru-guru kesayangan mereka. Tapi  apa boleh buat, semua itu tidak bisa mereka laksanakan lagi.  Mereka pingin pergi sekolah, ingin bertemu dengan teman-teman, mereka rindu suasana belajar di sekolah. 

Berarti sosok seorang guru tidak dapat tergantikan dengan mbah google yang serba bisa, yang dapat menjawab semua pertanyaan. Sang guru adalah idola bagi siswanya. Guru sangat diharapkan kehadirannya, makanya jadilah guru yang bijak yang sangat dirindukan siswanya.

08 April 2020