Meynia

Seorang guru SD, asli dari Bogor, mengajar di daerah Tangerang. Nama asli Nia Kurniasih tapi di medsos lebih dikenal dengan Meynia. ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) adalah sarana uji untuk mengukur kemahiran seseorang dalam berbahasa Indonesia lisan dan tulis. UKBI terdiri atas lima seksi, yaitu Sesi I (Mendengarkan), Sesi II (Merespons Kaidah), Sesi III (Membaca) dalam bentuk soal pilhan ganda, Sesi IV (Menulis) dalam bentuk presentasi tulis dan Sesi V (Berbicara) dalam bentuk presentasi lisan.

Pernahkan anda ikut tes UKBI? Seberapa mahirkah Bahasa Indonesia anda?

Setelah menempuh UKBI, para peserta akan mendapatkan sertifikat dengan skor yang diperolehnya melalui tes. Melalui skor tersebut, akan diketahui seberapa jauh kemampuannya dalam berbahasa Indonesia, yang terbagi ke dalam tujuh peringkat.

Peringkat I adalah Istimewa, dengan rentang nilai 725—800 Peringkat II adalah Sangat Unggul, dengan rentang nilai 641—724 Peringkat III adalah Unggul, dengan rentang nilai 578—640 Peringkat IV adalah Madya, dengan rentang nilai 482—577 Peringkat V adalan Semenjana, dengan rentang nilai 405—481 Peringkat VI adalah Marginal, dengan rentang nilai 326—404 Peringkat VII adalah Terbatas, dengan rentang nilai 251—325

Suatu hari bersama komunitas guru bahasa Indonesia se-Kabupaten Tangerang, aku pernah ikut sosialisasi tes UKBI yang diadakan kantor Bahasa Provinsi Banten. Diantara para peserta, hanya aku yang seorang guru SD dengan latar belakang pendidikan bukan dari jurusan Bahasa. Dengan maksud ingin tahu seberapa kemampuan diri selama ini dalam menguasai bahasa Indonesia, dengan PD aku pun ikut. Diantara para peserta, hanya aku yang seorang guru SD dengan latar belakang pendidikan bukan dari jurusan Bahasa.

Menurut panitia penyelenggara, beberapa bulan kemudian hasil dari tes itu akan dikirim lewat MGMP Bahasa. Beberapa dari temanku sudah mengira kalau nilaiku akan tinggi karena menurut mereka aku suka menulis. Mereka sepertinya penasaran ingin tahu nilai yang kuperoleh. Ketika hasil tes itu telah kudapat dari seorang teman. Ia tak sabar menyuruhku cepat-cepat membukanya. Aneh juga temanku ini... Sementara punya dia sendiri diumpetin tak diperlihatkan.

"Yah sudah, buka saja!" kataku

Dia pun membukanya. Setelah melihat nilai yang kuperoleh dia kaget sambil tersenyum.

"Kok bisa ya, nilai Ibu hanya 583 lebih rendah dari aku, padahal Ibu kan suka nulis?...Punya buku lagi." katanya dengan gembira.

"Emang nilai Ibu berapa?" tanyaku

"630" jawabnya.

"Mana coba lihat! "

"Sudah disimpan" katanya.

Aku hanya tersenyum. Dalam hati, lalu... kalau dia nilainya besar, kenapa juga tidak bisa menulis?, padahal pendidikan lebih tinggi pula, S2 jurusan bahasa.

Aku tak peduli dengan sebuah nilai. Wajar saja jika seseorang mendapat nilai tinggi karena pendidikan yang mereka dapat sesuai jurusannya. Aku juga tak malu mendapat nilai kecil. Yang pasti aku sudah membuktikan kemapuanku dengan memiliki sebuah karya buku. Yang aku malu adalah jika aku tak bisa berkarya seperti mereka, yang telah berpendidikan tinggi. Aku pasti malu dengan gelar yang kupunya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Hanya menang ngerjain soal PG tapi gak terampil menulis kok bangga.Pola pikir mengutamakan nilai ujian tulis PG yang tak peduli kompetensi ya gitu itu. Apagunanya nilai BhsIng tinggi tapi blass gak bisa bercakapcakap apalagi nulis Bhs Inggris? Sama ancurnya tuuuh.

26 Feb
Balas

Hehe... Ya Bun, betul.Terima kasih.

26 Feb

Keren ibuTerus semangat berkarya

26 Feb
Balas

Terima kasih...

27 Feb

Keren ibuTerus semangat berkarya

26 Feb
Balas

Meni sombong yah Bu dapat nilai tinggi. Bukan ukuran nilai tinggi klw dia itu pandai. Itu mah hanya keberuntungan saja. Semangaat ya Bu..tetap berkarya.

26 Feb
Balas

Iya hihihi... Semangat

26 Feb

Jangan bangga dgn nilai. Sbnr nya itu bkn tolak ukur.Ttp smngt sobat

26 Feb
Balas

Makasih Mis... Semangat

26 Feb

Yang terpenting bisa mengaplikasikan pengetahuan berbahasa itu untuk berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan. Sukses terus Bu Nia.

26 Feb
Balas

Ya Bu... Terima kasih

26 Feb

Keren. Semangat terus untuk berkarya

26 Feb
Balas

Terima kasih, Bu...

26 Feb

Sama sama bu

26 Feb

Kadang tersenyum jika melihat orang yang "istimewa" seperti itu, selamat nerkarya, sukses untuk ibu.

26 Feb
Balas

Terima kasih, Bu...

27 Feb

mantul salam kenal

05 Mar
Balas



search

New Post