Gerobak Tua Mendobrak Ka'Bah
35 Tahun yang lalu, Seorang pengepul rongsokan tua bernama Pak Yongki (65) menggingat sebuah peristiwa nan nestapa. Petualangan dua sepasang kekasih yang harus terhenti mengejar cita cita ke tanah suci. Sore itu istrinya jatuh pingsan setelah kelelahan berjalan puluhan kilometer mencari sebongkah rongsokan. Digendongan pak yongki tubuh bu endang sudah pucat teramat dingin, Tergesa gesa di larikan ke rumah sakit, Sempat mendapatkan pertolongan pertama hingga sadar dengan nafas yang tersengal sengal, Namun ternyata Ajal sudah sampai!!!! dipelukan Pak Yongki Istrinya pergi lebih dulu menghadap sang Khalik.
Genggaman tangan itu teramat kuat hingga tangis pilu pecah tumpah ruah, berteriak.. Hingga ia tak mampu lagi melihat tubuh terkasih yang sudah pergi. Tuk selama selamanya!! Puluhan tahun pak yongki menggelilingi kota mencari rongsokan seorang diri, Istri nya kini sudah terbaring di tanah keabadian dibalut cahaya yang terus bersinar.. (Doa doa yang tak henti di panjatkan oleh pak Yongki) Setiap hari puluhan kilometer jarak yang harus di tempuh hanya untuk mencari kresek rongsokan bersama gerobak tua yang menjadi teman paling setia mendobrak dingin nya fajar ketika cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur tiba.
Menyisir lorong demi lorong hingga menjumpai bongkahan sampah yang dibuang oleh Manusia kaya di atas bumi Allah sesuka nya. Tak aneh lagi menjumpai nasi & potongan daging sapi yang dengan sengaja dibiarkan menjadi istana bagi lalat lalat tua yang dengan sukarela membangun singsana di atas nya. Murung ia melihat dunia. Manusia di luar sana yang menyia-nyiakan makanan sesukanya. Satu persatu plastik hitam besar dibuka, di cari dengan teliti berbagai isi didalam nya, Ia utamakan, Gelas air mineral, Botol kaca penyedap rasa hingga kardus berbagai merk asalkan tak basah yang bisa di ambil & segera ia naikan ke atas gerobak tua.
Kala jemari-jemari nya membongkar bongkahan rongsokan yang bisa di jual kembali, tak ditemui satupun botol kaca penyedap rasa hingga rongsokan kecil lain nya.. Yang tertinggal hanya sampah sayur mayur yang dengan sengaja dibuang tanpa diolah. Oh Manusia!! Di usia enam puluh lima tahun, tubuh pak yongki tak sekuat dulu.. Sering kali ia kalah cepat dengan pengepul rongsokan usia muda.. Tubuh nya yang terluka dengan kenyataan yang ada, telah lama ditinggal mati oleh sang istri tercinta, Hingga suara adzan yang tersiar oleh angin dari menara-menara suci yang sering kali manusia ucap rumah Allah subḥānahu wataʿālā (Masjid).
Mengetuk lamunan nya dari lelah hingga keringat yang bercucur deras, Ia langkahkan kaki mencari sumber suara adzan itu, lalu ia mandikan badan nya setelah bertamu dari istana lalat-lalat hijau, ia lantunkan doa-doa di sujud panjang dari balik sajadah aroma rose Arabia warna hijau kemerah-merahan, dalam kesengsaraan ia bersabar meski sering kali dilanda bosan yang tak kunjung redam. Hingga ia mengerti tentang kehidupan di usia senja, Tenanglah titik titik jiwa, Masih diberikan kesempatan untuk khusyuk sembahyang adalah kesempatan yang teramat Indah. Membangun istana di surga dengan jalan yang diridhai Allah subḥānahu wataʿālā
Pak yongki, melangkahkan kaki keluar dari rumah suci, kedamaian pula mengaliri sukujur tubuhnya hingga ke dalam hati. Lalu, ia dorong dengan pelan gerobak tua di balut doa-doa agar segera menjumpai lorong lorong dengan rongsokan yang masih tersisa. Terlihat dari kejauhan sebuah tumpukan sampah yang belum terjarah, berjarak 1 Kilometer dari tubuh nya, pelan roda gerobak mengilas jalan berpacu dengan waktu. Tak ada niat untuk mengebut roda, biarlah tuhan yang mengatur rezkiku di usia yang sudah tua renta ini, Cukup aku jadikan pelajaran & pengalaman, Aku tak ingin kelelahan hingga pingsan!! (Ucap nya pelan dalam hati).
Tiga puluh lima tahun yang lalu, Pak yongki mengejar ka’bah sendirian.. sering kali daging sapi yang sudah diolah menjadi dendeng hingga sepotong rendang mengoyah tabungan nya yang susah payah ia sisihkan dari menjual rongsokan ke tauke di pasar kota agar ia bisa mengapai cita-cita bersama Alm Istri nya dahulu.. Bisa menjumpai baitullah di tanah suci Allah. Pak yongki pula berucap dalam hati, Ya Tuhan doaku di bumi mu ini terima kasih engkau pertemukan aku dengan dirinya (Alm Endang), engkau titipkan kisah & kasih hingga aku menjadi seorang muslim.
Mudahkanlah doa doaku ya tuhan, orang yang baru masuk islam yang engkau ridhai berlabuh di kota suci mu, sepengal doa yang pak yongki lantunkan selepas menjumpai belasan botol penyedap rasa di kantong kain hitam yang tak terikat erat. Lalu ia berjalan pulang dengan senyuman. Ia dorong gerobak tua nya yang sudah dipenuhi rongsokan berharga, sudah teramat jauh pak yongki langkahkan kaki, usai menjumpai belasan botol penyedap rasa, Gemetar di kaki nya mulai terasa, keringat nya bercucuran,-- Jalan nya sekejap sempoyongan yang tak kuat ia tahan..
Dibawah rindang nya pohon Beringin Tua yang tiga kali lipat mengalahkan usia nya kini, segera ia sandarkan tubuh nya yang hampir pingsan.. Tertidur ia dibawah langit yang di penuh keindahan sebelum mata lelah nya terbangun dan bertemu duka yang teramat dalam.. Gerobak tua pak yongki roboh mencium jalan, Tragedi yang menjadi hikmah bahwa ia harus lebih bersyukur karna masih diberi waktu & masih diberikan kesempatan untuk terus bersujud kepada Allah subḥānahu wataʿālā
Tubuh tua renta pak yongki, terdiam terbujur kaku. Melihat nasib gerobak tua nya yang seakan akan sudah suratan dari tuhan. Gerobak tua yang tidak bisa didorong apabila harus dipaksakan membawa belasan kilo rongsokan diatas nya..setelah di tabrak lari oleh orang yang tidak diketahui... Hanya tuhan yang tahu isi hati nya kala itu, Berjam-jam ia tetap berusaha tersenyum sembari melafalkan dzikir agar kesedihan yang tertanam berbuah kebahagiaan. Hingga ia menjumpai zakir yang usia nya terpaut jauh darinya, seorang pencari rongsokan muda yang dengan sukarela ia berikan belasan botol penyedap rasa hingga barang-barang lain yang menumpangi gerobak tua yang barusan menciumi jalan. .
Lalu, gerobak tua pak yongki bisa di dorong pelan meski sedikit olang aling, beruntung nya kejadian tabrak lari yang menimpa nya hanya berjarak 2,5 Kilometer dari rumah tinggal nya saat ini. Semalaman pak yongki melafalkan dzikir selepas melaksanakan sholat malam, Ia mencari cara untuk merenovasi gerobak tua nya secara mandiri agar tidak menghabiskan uang tabungan di sorokan lemari kecil nya. Hingga keheningan malam menghantarkan pak yongki tertidur diatas ranjang berbalut koran-koran. Pagi tiba, Zakir mendatangi rumah pak yongki dengan puluhan kotak peti kemas buah dibawa nya dengan menyewa sebuah becak yang harus bolak-balik 3x menghantarkan peti kayu durian muda itu.
Di ucapnya kayu peti durian itu dibelinya dari menjual belasan botol penyedap rasa & kardus-kardus yang diberikan oleh pak yongki kemarin sore. Bahwa kebaikan itu akan mengalahkan kesukaran hidup didada, sejak peti kemas buah itu tiba, pak yongki merenovasi gerobak tua nya secara mandiri.. Berhari hari ia mengerjakan semua nya sendiri.. tak lupa rehat ketika adzan memanggil namun lupa makan ketika lapar mengundang. Hingga akhirnya dada pak yongki terasa terbakar, kepala berputar putar & harus dilarikan ke dokter terdekat. Nomor antrian tiba, pasien bukan hanya ia saja.
dada terasa dikoyak-koyak sepanjang jarum jam di dinding berputar.. Hingga kesempatan itu tiba, Pak yongki diperiksa dengan teliti oleh dokter yang berusia 40 tahunan, bernama Rio. Perbincangan berjalan hingga surat pengantar untuk membeli obat racik di berikan kepada nya agar segera menebus obat di apotik sebelah. Pak yongki yang harus menjalani rawat jalan secara rutin 2 x dalam 1 minggu karna di diagnosa memiliki penyakit maag kronis & komplikasi, hingga tekanan darah yang tidak normal. 2 Bulan berlalu ia melakukan rawat jalan dengan mengikuti semua arahan dari dokter rio hingga uang tabungan nya habis total, untuk menebus resep obat yang diracik khusus untuk pasien berusia lanjut usia, Hingga uang untuk memenuhi kebutuhan makan pun tak tersisa.
Akhirnya pak yongki tidak pernah lagi mengunjungi dr Rio, berminggu-minggu berlalu, pak yongki lebih banyak menghabiskan hari tua nya di sebuah masjid di seberang jalan rumah nya. Mengikuti pengajian hingga ceramah rutin yang sudah terjadwal dari masjid Al-Hidayah.. dr Rio pula tidak mengingat pak yongki pasien nya yang memiliki penyakit maag kronis & komplikasi di usia yang sudah sangat senja. Pak yongki hanya memohon kemudahan kepada Allah SWT memberi nya kesempatan suatu saat nanti, bisa berkunjung ke tanah suci hingga mendoakan Alm istrinya di depan ka’bah.
Ba'da Maghrib, perjumpaan yang tak terduga terjadi antara Pak yongki & dr Rio. Mereka berjumpa ketika lepas melaksanakan sholat maghrib di masjid al-hidayah, begitu terkejut nya dr rio mendapati kondisi pak yongki yang terlihat sangat begitu lelah diusia yang semakin menua. Pertemuan itu berlanjut ke perbincangan yang panjang, seperti seorang ayah & anak. dr. rio seorang dokter muda yang juga seorang pengusaha agency umroh terbaik nan amanah dikota, ketika mendengar keinginan & cita-cita pak yongki & Alm istrinya dahulu sangat ingin menjumpai ka’bah. Kini harus lebih banyak berikhlas dan bersyukur masih diberi kesempatan untuk melaksanakan semua perintah tuhan yang maha esa. Tak terasa, air mata dr. rio pelan berjatuhan menguncangkan hatinya.
Hingga ia menciumi tangan pak yongki yang sudah gemetar di makan usia & memeluk tubuh nya yang sudah tak sekokoh dirinya kini..Di pundak pak yongki air mata itu berjatuhan dengan pelan, suara terbata-bata dokter muda itu hingga berucap.. Meminta pak yongki bersedia menerima niat nya untuk memberangkatkan pak yongki umroh bulan depan bersama travel agency nya, tanpa dikenakan biaya sepeserpun. Gemetar tubuh tua pak yongki, mendengar kabar bahwa ia diberi kesempatan menjumpai Baitullah di usia senja. Mulut nya terus melafalkan dzikir kepada Allah SWT atas semua nikmat & karunia yang Allah berikan kepadanya.
Perjalanan panjang nan melelahkan dari tanah air menuju tanah suci membawa air mata pak yongki berjatuhan dengan cepat. ketika ia bisa menjumpai Baitullah..Tak henti mulut nya melafalkan dzikir hingga lantunan doa untuk Alm Istrinya yang kini sudah tenang di keabadian. Dengan telitit ia menunaikan semua rukun umrah, ihram, tawwaf, sa'i, tahallul hingga tak henti henti nya ia melantunkan bacaan al-quran & berdzikir. Hingga waktu menghantarkan nya untuk pulang, takdir membawa nya untuk menghembuskan nafas terakhir di tanah suci. Tubuh dua sepasanag kekasih yang harus terpisah 8.388 KM yang kini sudah tenang menuju keabadian
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Meleleh air mata ini. Kisah penuh haru.
Alhamdulillah, Terimakasih bu rina