Mia Salmiati,S.Pd

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Cintailah (Juga) Dirimu

Cintailah (Juga) Dirimu

Tak ada kebaikan dalam berlebih-lebihan, kecuali berlebihan mencintaiNya. Lakukanlah segalanya dengan sepantasnya, sewajarnya, dan seharusnya.

Meski namanya selalu kau sebut dalam setiap bait doa-doamu kepada sang Pemilik Hati.

Tapi jangan kau lupakan dirimu untuk mendapatkan “dia” yang jauh lebih pantas dan baik untuk hidupmu. Jangan menuntut Tuhan dengan segala kebaikan menurut keinginanmu, karena Tuhan selalu tahu apa yang baik dan pantas untukmu.

Setelah hari-hari yang melelahkanmu untuk hanya sekedar memikirkan tentang dia yang sampai saat ini tak kunjung kau temui atau menemuimu.

Banyak detik kau habiskan hanya untuk sekedar membayangkan rupa dirinya.

Banyak kesempatan baik yang kau lewatkan hanya untuk sekedar mencari tahu siapa dirinya. Hingga kau lupa mengingat satu dari sekian alasan mencintai.

Yaitu mencintai dirimu sendiri.

Hidup bukan hanya tentang mencintainya, tapi juga tentang penghargaan terhadap dirimu sendiri.

Dunia terlalu sempit jika setiap detik dari sekian hari-harimu kau habiskan hanya dengan memikirkan seseorang yang belum tentu menjadi dermaga hatimu.

Dunia seakan-akan tak berputar jika hanya namanya yang memenuhi hati dan isi kepalamu.

Menyebutnya dalam setiap baris doamu memang tak pernah disalahkan. Bahkan Tuhan pun tak pernah menyalahkan itu.

Tak pernah ada salah dalam cinta.

Namun caramu memperlakukannya cukuplah kamu yang mengendalikannya. Jangan jerumuskan dirimu dalam sikap berlebihan. Lakukanlah sepantasnya, sewajarnya, dan dengan seharusnya. Begitu pula dengan mencintai.

Jangan sakiti dan lukai perasaanmu sendiri.

Sakit bukan, ketika setiap saat kau memikirnya secara terus menerus justru dirinyalah yang telah memeluk berbagai bahagia dengan orang lain.

Ketika dirinya telah berlari jauh dengan menggenggam tangan orang yang dicintainya.

Justru dirimu masih berandai-andai berada diposisi orang yang tangannya digenggam olehnya. Kau menahan langkahmu sendiri. Lakukanlah segalanya dengan sepantasnya, sewajarnya, dan seharusnya. Agar luka yang nantinya ditorehkan tak akan merepotkanmu untuk membalutnya sendirian. Sisakan setidaknya sejengkal ruang kosong untuk “dia” yang bisa mencintaimu dengan pantas dan bisa menggenapi segala kelemahanmu. Karena kau pun butuh untuk mencintai dirimu sendiri. Kau butuh memantaskan dan menguatkan dirimu untuk dia yang datang dengan cara yang lebih baik dan lebih pantas.

Mintalah kepadaNya seseorang yang bersedia mencintai segala kekuranganmu, mengecup segala lukamu, menemani dalam setiap proses baik dalam hidupmu, yang selalu menunggu langkahmu untuk selalu jalan beriringan, dan dia yang bersedia menuntunmu dalam segala kebaikan.

Makassar, 19 Maret 2020

#TantanganMenulisHariKe-4

#TantanganMenulis30Hari

#TantanganGurusiana

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post