Miftah Novi

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Batu akiak

Tantanngan ke 1

BatuAkiak"

Melihat ejeran Batu Akik/Batu cincin di pasar Bukit Tinggi saat ini sungguh jauh berbeda dengan 7 tahun yg lalu. Siang ini para pedagang terlihat santai sambil mengasah batu perhiasan tersebut.

Namun yang terlintas di pikiranku malah peristiwa 5 tahun yg lalu berkaitan dengan Batu Akik ini.

Tuan rumah merasa senang, sebab kolega yang diundangnya untuk do'a syukuran banyak yang hadir.

Tuan rumah memperhatikan dan kadang juga ikut nimbrung, dari awal kedatangan tamu-tamunya yang jadi pokok pembicaraan kemanapun, apapun pembicaraan mereka selalu mengarah kepada satu titik "BATU AKIAK". Mulai dari bentuk, ciri khas, harga, dan seterusnya.

pembicaraan tersebut terus berlanjut bahkan waktu menyantap hidanganpun ujung-ujungnya tetap kesana juga. melihat ayam goreng dikaitkan juga kepada batu akiak, tempe yang ada dalam gulai tauco juga dikaitkan dengan batu akiak, bahkan agar-agar sebabagi parabuang setelah makanpun di kaitkan juga dengan batu akiak. "raga-raga ko pas bana, rancak juo ma bak cando lumuik merah".

Namaun bagi tuan rumah suasana yang awalnya hanya bersifat senda gurau tersebut, kadang berubah jadi tidak mengenakan hati sebagian yang lainnya. Bermacam-macam sebutan untuk orang yang di jari tangannya tidak ada cincin. “mandan awak ko, nan ado jari kaki sadonyo..., Kalau kawan awak tu samo jo .....”.

yang lebih mengejutkan tuan rumah dan membuat semua orang terdiam ketika Mak Malin menolak untuk membacakan do’a, sebab dari semua yang hadir memang hanya Mak Malin yang paling tepat untuk memimpin do’a.

“Kok kaji yo basarahan ka guru, ... , kok do’a yo basarahan ka Malin ma Mak ...”. Kato Sutan.

Manjawek Mak Malin, “kok baitu kato sutan, baiaklah siang indak ba abi hari malam indak ba abi minyak. Sabalun ambo bacoaan do’a, minta sipat ambo ka Sutan agak sapatah, kan lai ka ba aminan bekok do’a nan amabo bacoan”?.

“Tantu lai Mak”. Jewek Sutan. Tapi ba a baitu bana tanyo Mak malin?

“Alhamdulillah, sakedar mamastikan sajonyo Sutan. Sebab ambo indak pakai cincin”.

Walaupun Mak Malin menjawabnya biasa saja, namun semua yang hadir merasa tertohok, sebab mereka tadi ikut tertawa ketika kawan yang duduk disamping kanan Sutan mengatakan bahwa orang yang di jari tangannya tidak ada cincin samo jo .....

Mereka tertunduk, menyadari mulutmu harimaumu ...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bali lah ciek daa

11 Mar
Balas



search

New Post