pentigraf

Yang Ditunggu ....

Usia kepala empat. karir bagus, sarjana, rumah milik sendiri, kendaraan ada, inves tanah dan ternak sudah mulai memetik hasil. Sudah lebih dari cukup. Patah hatikah?. Ternyata tidak juga. "Tidak apa-apa Etek, Ini masalah Jodoh saja.". Gadih Manih menjawab dengan tenang.

Namun bagi keluarga besar mereka, itu yang jadi masalah. Karena tidak ada seorang pun yang menikah lewat dari usia 28 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Dari 8 orang bersaudara, semua sudah punyak anak. sebagai anak nomor dua, andilnya cukup besar untuk membiayai pernikahan saudaranya, modal usaha, bahkan biaya pendidikan ponakannya. Yang dikhawatirkan keluarga, jangan-jangan sampain tuanya nanti jadi sebutan gadis taj laku (santuang palali).

sudah tak terhitung lagi yang datang ingin mengambil hati Gadih Manih, kawan sebaya, anak muda, bahkan duda, baik secara langsung maupun melalui perantara. Semuanya pualang dengan jawaban yang sama “masih ingin sendiri”. Namun pagi ini Gadih Manih berdandan rapi bak penganten baru. Menemui etek di rumahnya, semua tercengang. Ada apakah? “Etek, bisa temani aku pagi ini, yang ditunggu sudah datang. Yang berangkat sudah kembali”.

Luhak Nan Tuo,

Miftah Novi. T