Mihrawati, S.Pd.,M.Pd.I

MIHRAWATI S.Pd., M.Pd.I, Lahir di Makassar 21 Sepetember 1971. Ayahanda Abdul RAHIN Pisonai seorang pensiunan guru. Ibunda, Siti Husma, seorang pensiunan guru. ...

Selengkapnya
Navigasi Web

PENDIDIKAN GENDER DALAM PERSPEKTIF ISLAM BAGIAN 2

BAB 11 PEMBAHASAN

A. Konsep Pendidikan Gender Dalam Berbagai Perspektif

Pengertian pendidikan gender sebagai asal kata dan istilah menjadi urgensi yang harus dipahami dengan baik dan benar. Ada beberapa pendekatan yang bisa digunakan untuk memahami gender sebagai kajian dalam pendidikan Islam. Etimologis gender berasal dari bahasa latin “ Genus” yang berarti jenis atau tipe. Dalam kamus Inggris, “Gender” artinya jenis kelamin.[1] Menurut Saptary dan Halsner dalam Oakley yang merupakan ahli sosiologi Inggris, membedakan gender dengan seks sebagai dua hal yang berbeda.[2]

Therminologis gender adalah sifat atau prilaku yang dilekatkan pada laki-laki yang dibenttuk secara sosial dan budaya.[3] Merujuk pada istilah jenis kelamin, maka penerapan gender dalam kehidupan memiliki kaitan yang erat dengan strata kehidupan warga, yang dipengaruhi oleh agama, etnis, budaya, adat istiadat dan kebiasaan suku tertentu. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Muhtar dan Fakih, yang sependapat dalam pemaknaan gender sebagai jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat dalam menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin.[4]

Dalam tinjauan ilmu sosiologi dan antropologi, istilah gender selalu dikaitkan dengan prilaku atau pembagian peran antara laki-laki dengan perempuan di masyarakat tertentu dan pada waktu tertentu pula. Menurut World Health Organization (WHO), gender adalah sifat perempuan dan laki-laki seperti norma, peran hubungan antara kelompok pria dan perempuan, yang dikonstruksi secara sosial.[5] Dalam ilmu komunikasi modern konsep gender lebih maju, dimana gender dipahami sebagai peran dan relasi sosial antara laki-laki dengan perempuan. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan gender adalah merupakan upaya sadar yang dilakukan oleh pendidik. untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang benar tentang konsep gender yang sesuai dengan kodrat dan fitrah manusia sehingga terhindar dari keburukan akhlak yang tidak terpuji.

B. Peran Pendidikan Gender Dalam Memelihara dan Meneruskan Kehidupan

Kaum perempuan menjadi penentu keberhasilan dalam keluarga dan masyarakatnya..Hampir semua segi kehidupan membutuhkan sentuhan lembut tangan perempuan. Hal ini dimungkinkan karena perempuan baik sebagai istri mampu mengelola dengan baik semua tanggungjawab yang dibebankan di atas pundaknya. Sebagaimana yang dilakoni sepanjang hayatnya dalam bidang-bidang berikut:

1. Pendidikan

Pendidikan menjadi cara atau metode bagi pemeliharaan fitrah manusia.[6] Pendidikan mewariskan generasi yang berkualitas. Baik laki-laki maupun perempuan berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Di saat realitasnya biaya pendidikan yang mahal, dan yang membutuhkan biaya yang tinggi mendorong perempuan untuk menjalani peran ganda. Hampir dipastikan perempuan telah terjun langsung mencari nafkah atau mencari tambahan penghasilan untuk membiayai pendidikan putra-putri mereka.[7]

2. Kesehatan

Kesehatan adalah faktor utama dan utama dalam menjaga dan memelihara generasi. Memiliki kesehatan yang prima, menjadi kebutuhan bagi laki-ai maupun perempuan. Realitasnya biaya obat mahal, biaya berobat mahal,pelayanan Puskesmas belum maksimal, mayoritas akseptor KB adalah perempuan, tingkat pengetahuan kesehatan perempuan masih minim,lokasi Puskesmas yang jauh. Pada tataran ini, perempuan telah sukses menjadi dokter, perawat, ahli gizi dan lain-lain.[8]

3. Ekonomi

Kewajiban untuk mencari nafkah keluarga dibebankan kepada laki-laki atau suami. Istri memiliki tanggungjawab untuk mengelola keuangan keluarga. Realitas harga-harga sembako mahal, tingginya tarif pelayanan public (Listrik, air dan telpon), tingginya angka pengangguran, akses mendapatkan kredit kecil,lapangan pekerjaan yang sulit. Perempuan menjadi pengusaha dan mengelola home indutri dalam bisnis offline maupun online.[9]

4. Anak dan Remaja

Kebutuhan pendidikan yang berkualitas bagi anak laki-laki maupun perempuan merupakan kunci keberhasilan pembinaan di rumah tangga. Realitasnya belum terpenuhinya kebutuhan dasar anak (gizi, pendidikan dan kasih sayang), anak bandel dan tidak mau taat pada agama, remaja mabuk-mabukan. seks bebas dan narkoba, kekerasan seksual padda anak, ruang hijauan dan tempat bermain anak miim dan berbayar. Perempuan menjadi influencer dan penggerak dalam pemberdayaan anak dan remaja.[10]

5. Lingkungan

Fenomena illegal logging menimbulkan kerusakan hutan yang berakibat fungsi hutan hilang. Banjir di kota-kota besar menjadi indikator bahwa hutan takmampu lagi menyimpang air. Erosi tanah dan banjir menenggelamkan rumah dan penduduk di sekitarnya. kuat Air bersih belum tersedia secara maksimal,drainase buruk,buruknya pengelolaan sampah, pencemaran limbah industry,kurangnya penanganan banjir. Perempuan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan. Program pemberdayaan masyarakat tumbuh dan berkembang dalam bidang digitalisasi industri dan komunikasi.[11]

6. Keamanan

Kurangnya kesadaran warga untuk membayar pajak keamanan telah menyulitkan kerja para petugas ronda malam. Realitasnya masih tingginya angka kriminalitas. Perempuan tidak memperlihatkan atau tidak memakai perhiasan yang berlebihan ketika berada di luar rumah. Perempuan yang baik akan menjaga kehormatan mereka dengan mengenakan pakai yang sopan dan syar’i.[12]

7. Moral

Makin maraknya budaya hedonism memicu munculnya feminisme radikal. Homoseksual dan lesbinisme telah merusak mental generasi muda. Realitasnya suami berjudi dan pemerkosaan yang marak. Perempuan menghadapi dilema baik secara politik maupun secara sosial budaya. Walaupun demikian perempuan mampu menunjukkan eksistensi perannya dalam menjaga dan meneruskan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.[13]

8. Kekerasan Dalam Rumah Tangga

Superioritas laki-laki telah mendorong kemunculan feminisme modern dan menggantikan peran feminisme tradisional. Realitasnya suami suka memaki, suami suka memukul bila ada masalah, suami selingkuh. Perempuan selalu menjadi objek kekerasan sepanjang hukum tidak berpihak kepadanya. Gerakan kaum perempuan untuk menyadarkan kaum laki-laki untuk peduli pada hukum sudah cukup menggembirakan. Laki-laki tidak sewenang-wenang dalam mendidik keluarganya. [14]

9. Media

Budaya barat yang meterialisme dan kapitalisme telah merusak mental generasi muda dengan banyaknya tayangan atau iklan yang terkadang menipu. Realitasnya marak tayangan kekerasan di Tv,[15] maraknya tayangan dan adegan porno di media massa maupun elektonik. Perempuan telah menyadari buruknya budaya hedonism, dengan melakukan dakwah persuasif telah banyak menyelamatkan perempuan dari penggunaan fashion dan kosmetik yang tidak sejalan dengan ajaran Islam.[16]

[1] Echols,M.John dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Gramedia:Jakarta h.265.

[2] https://repository.um-surabaya.ac.id/4832/3/bab_2.pdf

[3] https://repository.um-surabaya.ac.id/4832/3/bab_2.pdf

[4] https://repository.um-surabaya.ac.id/4832/3/bab_2.pdf

[5]https://www.google.com/search?sca_esv=580120143&sxsrf=AM9HkKkrVG7g3ktGvvPcZfp7fHkcsB9x5w:1699364990787&q=Apa+itu+gender+menurut+para+ahli%3F&sa=X&ved=2ahUKEwjq6fn0g7KCAxVWTGwGHQG1BZ0Qzmd6BAgcEAY&biw=1366&bih=635

[6] Farid, Ahmad, At-Tarbiyah Ala Manhaji Ahlussunnah Wal Jama’ah, Pendidikan

Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah,h.116.

[7] Farid, Ahmad, At-Tarbiyah Ala Manhaji Ahlussunnah Wal Jama’ah, Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah,h.316.

[8] Lot cit. h. 367.

[9] Lot cit. h. 301-307.

[10] Farid, Ahmad, At-Tarbiyah Ala Manhaji Ahlussunnah Wal Jama’ah, Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah,h.265

[11] Lot Cit.h.138.

[12] Farid, Ahmad, At-Tarbiyah Ala Manhaji Ahlussunnah Wal Jama’ah, Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah,h.81

[13] Lot Cit.h 88.

[14] Lot Cit.h 93.

[15] Jurnal Perempuan Untuk pencerahan dan Kesetaraan, Halo Senayan ! h.4-5.

[16] Farid, Ahmad, At-Tarbiyah Ala Manhaji Ahlussunnah Wal Jama’ah, Pendidikan Berbasis Metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah,h.138.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren. Padat dan berisi. Sukses selalu.

04 Jan
Balas

Assalaamu a'laikum warahmatullaahi wabarakatuhu

04 Jan
Balas

Mantap ulasannya

04 Jan
Balas

Makasih banyak atas supportnya

05 Jan



search

New Post