Dua Hari Dua Duka
#237
#365
#Penrigraf
Dua Hari Dua Duka
By. Mimin Yulistiyowati
Dering telepon memenuhi sebuah ruangan kecil di rumah kami. Bercampur asap rokok sang tamu yang membuat ku terbatuk. Sebuah pembicaraan tak biasa terjadi. Kabar duka itu membuat pak Yit terkejut bukan kepalang, dua minggu sudah sang kakak sakit dan tak boleh dijenguk sedang sang suami juga menahan sakit dan rindu di rumah.
Berkali telepon berdering dan berdering lagi, tapi janji itu tak dapat dibatalkan, sedangkan jenazah tak dapat dipulangkan tanpa hadirnya. Segera pak Yit mengakhiri pembicaraan dan meluncur ke sebuah rumah sakit untuk menyambut sang kakak untuk terakhir kali. Sedang sang suami dari jenazah terbaring lemah di rumah.
Suara ambulan mengaum menuju pemakaman, jenazah itu tak pernah singgah ke rumah penuh kenangan itu. Dan sang suami tak bisa melihat istrinya untuk terakhir kali. Tetangga tak ada yang datang sekadar mengucapkan turut berduka, hanya petugas yang menghantarkan. Sang suami terus saja menjerit dalam hati, menangisi kepergian istri tercintanya dan hari ini kabar duka itu datang lagi, sang suami menyusul istrinya ke alam baka
Balung, 7 September 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren bund, ceritanya mengharukan
Terimakasih banyak
Sediih... Bunda.. Barokalloh...
Sedih memang, teramat sedih
Innalillahi wainna ilaihi Roji'un semoga keluarga tabah, aku Yo gak Iso takziyah
Bahagia itu sederhana. Ketika bisa hadir di beranda rumah baca sahabat literasiku. Menikmati tulisan yang disuguhkannya. Mengagumi kerendahan hatinya. Meneladani semangat menginspirasinya. Teruslah berkarya sahabatku.
Ya Allah Alhamdulillah, matur nuwun sanget bapak, sudah berkenan membaca