#419

Gorengan (1)

Penulis : Mimin Yulistiyowati

Jajanan gorengan merupakan jajaran yang sudah mendunia, mulai dari tempe goreng, tahu goreng, pisang goreng pokoknya semua jenis jajanan yang melalui proses digoreng, kita menyebutnya gorengan.

Cuma anehnya kenapa ayam goreng tidak termasuk atau jarang disebut sebagai gorengan yang disandingkan dengan tempe goreng atau tahu isi. Apa karena dia ayam kemudian mendapat hak istimewa? Entahlah. Buktinya kalau kita beli ayam goreng tepung kita lebih sering menyebut pretciken daripada gorengan ayam, mungkin itu hanya akal-akalan pedagangnya saja, sok pakai bahasa inggris biar bisa naikin harga. Usul dong bang, ganti namanya jadi ayam goreng tepung saja, biar harganya selevel dengan ote-ote.

You know ote-ote? Ote-ote atau bahasa ilmiahnya kue bawang atau lebih sering disebut sebagai kue Hongkong memiliki varian yang banyak, mulai isi tauge atau sayuran, ada yang pakai udang atau varian lain. Sering timbul tanya juga kenapa beberapa orang menyebut ote-ote dengan sebutan kue Hongkong, mungkinkah sejarah mencatat bahwa awal wisatawan Hongkong yang datang ke Indonesia membawa bekal kue tersebut seperti layaknya kita membawa nasi gulung sebagai bekal saat rekreasi?

Lalu kenapa juga disebut ote-ote? Dalam bahasa Jawa, ote-ote itu berarti tidak memakai baju. Apa karena kue tidak berbungkus sehingga disebut ote-ote? Padahal ada banyak makanan yang tidak berbungkus tapi tidak disebut ote-ote. Ada semacam pengkhususan pada kue ini. Saya jadi curiga, jangan-jangan memang benar kalau yang bikin tidak pakai baju alias ote-ote.

Oke, saya Mimin saya bukan Admin

Selamat malam

Balung, 080221