MIMIN YULISTIYOWATI

Guru IPA SMPN 3 Balung Jember Jawa Timur , masih belajar menulis, mohon kritik dan saran "MELOMPAT LEBIH TINGGI"...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jerami

#433

Judul : Jerami

“Sisi, tolong kamu kerjakan soal nomor empat ini.” Pinta pak guru kepada Sisi karena sudah tiga siswa yang diminta mengerjakan ke depan tidak ada yang bisa menyelesaikannya.

Sisi melangkah gontai, matanya masih sembab karena bullyan teman-temannya saat istirahat tadi. Segera dia ambil kapur dan menyelesaikan soal tentang luas lingkaran.

“Ya, jelas saja dia dapat menyelesaikan soal matematika dengan mudah, kan kakeknya rentenir, hahahahaa.” Teriak Ifa disambut tawa seluruh kelas.

Begitulah setiap hari, bullyan seolah menjadi santapan sehari-hari. Mulai dari kakek Ribi yang dianggap rentenir, rambut Sisi yang agak keriting, atau gigi Sisi yang kurang rapi, semua menjadi bahan bullyan. Beruntung Sisi anak yang kuat, anak yang cerdas walau sering kali menangis sedih.

Pak guru memukul meja dengan penggaris dan menyuruh semua diam, bukannya diam mereka semakin meledek Sisi, Sisi kembali meneteskan air mata, dia membenci dirinya yang tidak bisa marah dan tidak bisa membela dirinya sendiri, hanya menangis yang bisa dia lakukan.

Hari semakin terik, dia melangkah pulang melewati jalan yang biasa dia lewati sendirian. Dia masih kepikiran kenapa semua temannya masih mengatakan dia cucu rentenir.

“Apa sih rentenir itu?” bermacam pikiran menganggunya

"Kung, rentenir itu apa sih?" tanya Sisi polos ke kakek Ribi sambil memijit pundak kakek kesayangannya itu

“Rentenir itu tukang riba.” jawab kakek Ribi pendek

“Riba itu apa?” tanyanya lagi, kakek Ribi tersenyum sambil membetulkan letak duduknya

“Sini.” Kakek menarik tangan Sisi agar duduk di sebelahnya, Sisi berjalan menuju kursi sebelah kakeknya.

“Riba itu orang yang suka membungakan uang, contohnya pinjamnya 1000 tapi harus mengembalikan 5 ribu, seperti itu Sisi.”

“Apa yang seperti Kung lakukan?” Kakek Ribi masih tersenyum, dia tak menyangka kalau Sisi akan bertanya hal seperti itu.

"Sopo sing ngomong?"(siapa yang bicara?" Bukannya menjawab kakek malah bertanya balik.

"Teman-teman yang bilang," sahut Sisi, "katanya aku ini cucunya rentenir." sambung Sisi

"Kakek ini cuma berdagang," jawab kakek Ribi.

"Katanya aku diberi makan uang haram." Sisi mulai menangis sambil memeluk nenek Mua yang tiba-tiba ada di sampingnya.

Mata kakek Ribi mulai berkaca-kaca, dia tidak tahan ada orang mengatakan seperti itu pada cucunya. Kakek Ribi mungkin sedang berpikir, bagian mana yang disebut rentenir, bagian mana yang disebut melipat gandakan uang. Kakek sekarang malah menangis. Padahal kakek hanya membantu orang lain, titik, hanya membantu saja. Tapi ternyata malah di juluki seperti itu.

“Kakek itu pedagang, Nduk.” Ucap nenek Mua sambil membelai rambut Sisi. “Namanya berdagang ya pasti mendapat penghasilan dari barang dagangannya, masak iya berdagang tapi gak untung, lha kita makan apa?”

“Teman-teman suka bilang aku ini cucunya rentenir, Mak.” Sisi melanjutkan ceritanya, “Kata mereka, ibu Ifa kemarin beli kain ke Kung, tapi katanya harganya mahal.” Sisi mengakhiri ceritanya sambil mensruput teh hangat yang disiapkan nenek Mua.

Nenek Mua terkekeh, “Tentu saja mahal, kan memang bahannya bagus."

“Sudah, Sisi belajar saja, gak perlu didengar apa yang dibilang teman-teman kamu.”

Hari semakin sore, Sisi bersiap membantu ibu menyapu rumah, jarak rumah nenek Mua dan rumah ibu sangat dekat, hanya bersebelahan. Sisi terkejut dengan lemparan sapu lantai yang tiba-tiba ada di depan kakinya.

“Tuh, sapunya. Kamarku dibersihkan, ya!” bentak Ima sambil berlari menuju kulkas dan mengambil es krim sambari memamerkannya.

“Kok, aku gak dibelikan?” pikir Sisi masih terheran

Bersambung

Dan semua kakak-kakak keren yang lain, mohon krisan. Terima kasih

❤❤❤

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post