MIMIN YULISTIYOWATI

Guru IPA SMPN 3 Balung Jember Jawa Timur , masih belajar menulis, mohon kritik dan saran "MELOMPAT LEBIH TINGGI"...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jerami

#436

Judul : Jerami

Wiwi, Ifa, dan sisi berlarian bermain kejar-kejaran. Memanfaatkan waktu istirahat yang hanya 15 menit. Setelah jajan cemilan di Mbah Jamal, mereka kembali berlarian melanjutkan permainan.

Wiwi Nampak asyik mengejar Ifa, sementara Sisi dalam posisi berdiri diam sibuk mengambil nafas karena kelelahan.

“Berhenti dulu, aku capek,” seru Sisi dengan nafas ngos-ngosan, kembali dia teguk air yang dia sudah siapkan di botol.

"Duduk, kalau lagi minum." Wiwi mengingatkan.

Sisi memberi tanda oke dengan jarinya

“Alhamdulillah, sudah segar lagi, lanjut main lagi?” ucap Ifa meminta persetujuan Wiwi dan Sisi, tapi keduanya menggeleng

“Sebentar lagi sudah masuk, duduk sini saja," pinta Wiwi, kemudian ketiganya duduk bersama, bersebelahan sambil bercerita

“Semalam di tivi ada berita, katanya besok itu kiamat.” Ifa membuka ceritanya

“Ah, masa sih,” Sisi bertanya tidak percaya

“Iya, kata yang baca berita begitu,” sela Ifa meyakinkan

“Sayang banget ya, aku baru saja dibelikan sepeda,” sesal Sisi.

Ketiga bocah itu merasa sedih, karena kata pak guru kemarin kiamat adalah berakhirnya segala sesuatu.

“Aku minta maaf ya,” ucap mereka hampir bersamaan, mereka bersalaman dan kemudian bubar karena bunyi bel listrik telah memberi tanda bahwa waktu istirahat telah usai.

Teet! Teet! Teet! Bunyi yang memekakkan telinga, membuyarkan kebahagian saat bermain.

Semua berlari menuju kelas, begitupun Sisi, Ifa, dan Wiwi, mereka langsung duduk ke bangku masing-masing

Pak Ahmad masuk ruangan setelah memberi salam terlebih dahulu

“Assalamualaikum,” ucap Pak Ahmad sebelum memasuki ruangan. Seperti biasa beliau selalu menyapa semua siswa dengan senyumnya.

“waalaikum salam,” Semua siswa menjawab hampir bersamaan

Pak Ahmad masih dengan senyumnya, kemudian duduk di kursi guru dekat papan tulis, beliau mengajak semua siswa untuk membaca surah Al Fatehah, Al Ikhlas, Al Falaq dan An Nas, bersama sebagai suatu pembiasaan sebelum belajar pelajaran agama.

“Nah, sekarang kita belajar tentang Hari Akhir.” Suara pak Ahmad memecah kesunyian setelah mereka membaca bersama, “ayo buka buku agamanya halaman 56,” Pak Ahmad melanjutkan

Semua siswa membuka buku agama Islam yang mereka pinjam dari perpustakaan, membaca dengan tekun walau sesekali masih terdengar tawa cekikikan dari pojok belakang, suara cekikikan Aldo karena mengoda Asri yang duduk di depannya.

“Pak, besok kiamat ya?” tanya Ifa tiba-tiba

Pak Ahmad agak terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba muncul diantara kesunyian.

“Kata siapa, Fa?” Pak Ahmad balik bertanya, beliau berjalan menghampir Ifa sambil memegang buku di tangan kanannya dan penggaris panjang di tangan kirinya. Penggaris itu seolah dijadikan penopang saat berjalan sehingga terdengar ketukan penggaris dengan lantai

“Tuk ... tuk ...” suara ketukan penggaris bersama dengan langkah kaki Pak Ahmad terdengar horor, sehingga Ifa mengkerut takut salah bertanya.

“Kata siapa?” Pak Ahmad mengulangi pertanyaannya, sementara Ifa terlanjur takut, begitu juga Sisi dan Wiwi karena mereka bertigalah yang berinisiatif bertanya tentang kabar kiamat dari televisi.

“Kata tivi, Pak,” Seisi kelas kompak menjawab, rupanya berita itu sudah tersebar ke semua siswa.

Anak-anak mulai berani mengungkapkan pendapatnya berdasar informasi dari televisi yang mereka dapat semalam.

“Iya, Pak. Kami bahkan sudah saling meminta maaf, karena takut kiamat akan beneran datang besok,” seru Aldo dengan lantang dari belakang, disambut senyum kecil dan anggukan setuju seluruh kelas.

Pak Ahmad menghela nafas panjang, kemudian berusaha mengurai pertanyaan siswanya.

“Ada yang tahu, percaya hari akhir itu termasuk rukun iman yang ke berapa?” tanya Pak Ahmad dengan sabar sambil berjalan meninggalkan tempat dudul Ifa.

“Rukun iman kelima,” jawab mereka serempak

“Wah, pinter-pinter sekarang ya,” Pak Ahmad senang dengan jawaban semua siswanya

“Sebagai seorang muslim, kita wajib meyakini akan datangnya hari akhir, tetapi tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan hari itu akan datang,”

“Tapi kata tivi, besok tanggal 12, Pak.” Wiwi masih tidak percaya, sementara Sisi lebih banyak menyimak, karena kekhawatir kiamat akan beneran datang besok, padahal sepeda mininya masih baru.

“Ayo baca lagi!” Pak Ahmad meminta anak-anak untuk membaca kembali, “bagaimana, Wi?” Pak Ahmad ingin Wiwi menjawab pertanyaannya.

Wiwi masih belum paham dengan yang dibacanya, dia hanya tersenyum saat Pak Ahmad meminta menjawab pertanyaannya.

Pak Ahmad melanjutkan, “kiamat itu ada dua, yaitu kiamat Sugro dan kiamat Kubro dan dua-duanya tidak yang tahu kapan datangnya.”

Semua menyimak yang diterangkan Pak Ahmad, kecuali Sisi yang masih sibuk dengan pikirannya sendiri

“Jadi hari akhir itu ada apa tidak?” tanya Pak Ahmad

“Adaa,” serempak semua siswa menjawab

“Ada yang tahu kapan datangnya?” lanjut Pak Ahmad

“Tidak!” jawab mereka tegas

Pak Ahmad berjalan mendekati Sisi yang mulai tadi gelisah tak semangat.

“Sisi, kenapa mulai tadi diam saja?” Sisi masih diam tak merespon dengan kata-kata, dia cuma memandang Pak Ahmad kemudian tertunduk lagi

“Sisi, takut kalau besok beneran kiamat, Pak. Soalnya sepedanya baru.” teriak Ifa disambut gerr seluruh siswa

MY, 210321

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post