MIMIN YULISTIYOWATI

Guru IPA SMPN 3 Balung Jember Jawa Timur , masih belajar menulis, mohon kritik dan saran "MELOMPAT LEBIH TINGGI"...

Selengkapnya
Navigasi Web

Jerami

Judul : Jerami

Perkemahan Pertama Sisi (2)

“Itu ada petunjuk, kita belok kiri!” ajak Tya ketua regu Sisi setelah berjalan jauh.

Tanpa komando mereka langsung belok kiri sesuai petunjuk arah yang ditali di pohon besar.

Setelah jauh mereka berjalan tapi tak juga ditemui pos tiga.

“Sepertinya kita semakin tersesat,” semua bertambah panik.

Hari bertambah siang sementara pos tiga belum juga ditemukan, mereka terus berjalan sambil sedikit berdendang dan mereka istirahat di sebuah masjid untuk salat zuhur.

Beberapa anak-anak langsung mengambil wudu, beberapa yang lain mengambil air minum yang disediakan di masjid.

Setelah selesai salat mereka melanjutkan perjalanan, terdengar bunyi lonceng sapi dari sebuah pegon yang melintas di belakang mereka.

“Itu pegon Akungku,” teriak Sisi kegirangan.

“Akung … Akung ….” teriak Sisi.

Kakek Ribi mengerakkan tali kekang sapinya agar melaju lebi cepat.

“Lho-lho, kok ada Sisi,” sapanya, “Mau naik?” tawar Kakek Ribi, mereka langsung mengangguk mengiyakan.

“Gantian ya naiknya, kasihan sapinya,” Kakek Ribi melanjutkan sambil terkekeh lucu.

Mereka naik pegon dan sebagian lagi berjalan di samping pegon Kakek Ribi.

“Itu ada rambutan, makan saja!” anak-anak tanpa komando langsung berebut rambutan Binjai yang dibawa kakek Ribi. Lupa bercerita kalau mereka sedang tersesat.

Mereka bergembira bernyanyi bersama sambil memainkan jerami sisa panen kemarin yang menyelip di antara kayu-kayu pipih alas pegon Kakek Ribi.

Sementara para Pembina mulai bingung karena beberapa regu belum juga sampai ke pos akhir.

Kak Saiful mengambil sepeda motornya dan bergegas mencari beberapa regu yang belum kembali, sementara Bu Rahmi juga gelisah karena anak didiknya belum juga kembali.

“Duh, kesasar kemana anak-anak ini?” Bu Rahmi kepikiran dengan murid-muridnya, pikiran-pikiran negatif berseliweran diantara kegelisahannya.

“Ada informasi, Bu Rahmi?” tanya Pak Ahmad tak kalah panik.

Bu Rahmi mengangkat bahunya, pertanda beliau tidak tahu. Pak Ahmad mengikuti Kak Saiful dengan motor bebeknya, tak lupa beliau membawa serta Ali, ketua regu pria dari sekolah Sisi.

“Tolong air ini dibawa serta!” pinta Pak Ahmad, Ali bergegas mengambil air mineral gelas yang sudah dimasukkan dalam tas plastik merah, kemudian bergegas membonceng di motor Pak Ahmad.

“Tadi dari pos dua, kalian jalan ke mana?” tanya Kak Saiful.

“Jalan itu belok kiri,” seru Ali sambil bergegas berlari menuju tanda arah yang telah berubah.

Pak Ahmad berjalan mengikuti Ali sambil mengamati tanda arah itu, “Kok arahnya berubah?” Pak Ahmad bergumam pada dirinya setengah terheran.

“Tadi tiba-tiba angin datang, mungkin angin yang mengubah arahnya.” Ali menganalisa dan masuk akal, Pak Ahmad mengangguk setuju.

“Pak Ahmad ... Ali ..." teriak anak-anak dari pegon Kakek Ribi, sambil terus melambaikan tangannya dengan riang gembira.

Tampak semburat bahagia dan lega di wajah Pak Ahmad, Kak Saiful, dan Ali.

"Alhamdulillah,” teriak Pak Ahmad bahagia.

“Kalian bikin semua guru panik.” Tambah Kak Saiful, mereka semua tertawa.

“Ini minum!” Ali menawarkan air yang dia bawa tadi.

Serempak mereka menggeleng. “Sudah kenyang,” teriak mereka hampir bersamaan.

“Kami ditraktir Kakek Ribi,” seru Ifa tak kalah keras.

Kakek Ribi hanya tersenyum sambil turun dari atas pegonnya dan menghampiri Pak Ahmad, Kak Saiful dan Ali.

****

Hari sudah semakin malam, bintang menghiasi langit malam dengan indahnya.

Bintang semakin terlihat indah saat langit gelap, karena tak ada bulan yang sinarnya temaram tapi kadang menghalangi indahnya bintang.

Biasanya Sisi lebih banyak menikmati malam di dalam rumah, jarang melihat bintang. Tapi berkemah membuat Sisi dan teman-temannya dapat menikmati keindahan bintang.

“Ayo segera tidur! Besok pagi kita bersiap pulang setelah upacara penutupan.” Bu Rahmi mengingatkan.

Semua masuk ke tenda bersiap tidur, “Kemahnya gak usah pulang, Bu. Kami suka berkemah,” Sisi menyampaikan inginnya dan Bu Rahmi tertawa geli.

“Ayo tidur! Sudah salat semua kan?”

“Sudah, Bu Rahmi.”

Bu Rahmi duduk di depan tenda sambil membaca buku di bawah temaram lampu di temani pak Ahmad, mereka berdua mengobrol tentang anak-anak yang tersesat kemarin sambil tertawa mengenang kelucuan siswanya.

“Suara apa itu, Bu?” tanya Pak Ahmad saat mendengar suara gemeletuk dari dalam tenda.

Bu Rahma dan Pak Ahmad khawatir dengan kondisi siswanya, mereka berdua bergegas melihat ke dalam tenda. Takut mereka mengigau karena kelelahan setelah kegiatan sore tadi.

Lampu senter beliau nyalakan dan mencari arah suara gemeletuk tadi, tapi ternyata mereka sedang asyik bergerombol sambil menikmati singkong goreng yang mereka bawa dari rumah.

“Masyaallah, pak guru kira suara apa?”

MY, 250321

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post