Gundah
Di Pagi cerah kembali aku melangkah
Tempat berbakti begitu kucintai
Sekeping rasa masih berdarah
Segores nyeri tiada terperi
Jembatan hati yang akan kutiti
Patah di tengah mungkinkah berganti
Segunung asa tak mau pergi
Merajut asa memintal mimpi
Mengantarkan angan dan harapan
kulabuhkan cita di puncak kelak
Tak ingin bakti tercemar curiga
Tak ingin cinta berbuah nestapa
Pengabdian penuh bertitis peluh
Haruskah larut dalam duka kecewa dan terluka
Hari ini kami masih di sini
Tunaikan abdi meski tak bersanksi
sekelumit cerita di sudut negeri
Untuk hidup lebih berarti
Jangan kau bunuh semangat kami
Jangan kau cincang rasa cinta ini
Jangan kau penggal pengorbanan kami
Jangan kau tusuk detak pengabdian ini
Jangan kau racuni benih kasih sayang di hati kami.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Semangat bunda. Puisinya sarat makna fg diksi yg mengalir. Salam bahagia selalu
Makasih Bun..
Cuma sekedar muntah Bun.. Biar gak neg. Nanti gebacut masuk angin..
Meskipun sangat enggak ngerti banget puisi, tapi bagus banget.
Melegakan sesak napas pak, ceritanya. Terima kasih sudah mampir.
Tetap semangat Bunda...puisi yang indah penuh makna. Untaian kata penuh semangat membara. Barakallah...salam kenal
Terima kasih Bunda.. Ternyata Bunda punya indra ke enam.. Bisa tahu sesuatu yang tengah di rasa..
Terima kasih Bunda.. Ternyata Bunda punya indra ke enam.. Bisa tahu sesuatu yang tengah di rasa..
Mancap....
Mantap tur nancap gitchu?