Mimi Susilowati

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Mendung gelap di atas atap sekolahku

Pagi senin pukul 6.57 aku sampai di sekolah. seperti biasa aku mengikuti upacara bendera. Belum usai seorang murid berbisik padaku meminta minyak kayu putih untuk pemimpin lagu yang tiba-tiba pusing.

Aku bergegas masuk kantor guru. Segera kuraih tas p3k di atas meja guru. Setelah ku buka isinya hanya betadin dan perban. Berarti minyak kayu putih kemarin sudah hilang entah kemana.

Segera kupacu sepeda motorku ke warung untuk membeli minyak kayu putih itu. Sampai kembali ke sekolah segera ku oleskan minyak kayu putih itu ke punggung dan perut siswa yang sakit sambil sedikit memijatnya. Teh manis hangat juga kubuatkan untuknya. Harapanku ia bisa belajar seperti biasa.

Beberapa saat kemudian aku masuk kelas. Diawali sudah selesai berdoa rupanya. Tak sabar hasratku untuk membahas soal pra bahasa indonesia harus segera kusampaikan. Belum selesai pembahasan ketika bel istirahat berbunyi, aku mempersilahkan para siswa untuk berdhuha lalu jajan atau makan.

Aku berniat sarapan dengan bekal yang kubawa dari rumah. Belum jadi menyuap berbunyi telp dari adikku yang saat ini bertugas di salah satu SD kota Pangkal Pinang. Seraya memintaku untuk segera ke Dinas Kabupaten melaporkan pengeluaran dapodiknya dari kabupaten Dharmasraya Agar dapat dimasukkan ke kota Pangkal Pinang. Jika tidak segera maka tidak bisa terima gaji menjadi konsekwensinya. Padahal tak ada lagi lembaran rupiah bersamanya di awal bulan ini. Tanpa berpikir panjang kuserahkan tugas untuk Lokalku pada temanku. Kupacu sepeda motor tua itu lagi menuju dinas kabupaten. Satu setengah jam melaju kencang di lintas sumatera sampailah aku di kantor Dinas. Ternyata urusannya tidak lama.

Selesai berurusan aku kembali dan sampai di sekolah pukul 14.00. Semua sudah pulang kecuali operator dan seorang guru masih asik dg kerjanya.

Tak ingin mengganggu aku pun duduk di atas karpet ruang tamu lalu membuka laptopku. Aku berniat menyudahkan naskah buku yang sudah sampai halaman 52. Aku bertekad menyelesaikannya, agar buku pertamaku itu menjadi kenyataan. Jam 5 kurang lima menit baterai laptopku habis. Aku bergegas pulang dan mengakhiri kesendirianku di ruang tamu sekolahku. Dua temanku tadi sudah pulang rupanya. Kulihat di luar mendung hitam siap jatuh sebagai hujan. Sepuluh jam berlalu begitu cepat hari ini.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Terima kasih untuk spiritnya. Tetap semangat Kakanda sayang...!

01 Apr
Balas

Mendung takkan menghalangi niat yang mulia say..... Semangat......!!!

01 Apr
Balas



search

New Post