Rambutan Ooh Rambutan
Hari keempat, 18 januari 2020
Hari ini anak-anak kelas 1 belajar matematika, materi perbandingan lebih banyak dari, atau lebih sedikit dari. Saat mengulang penjelasan konsep puluhan dan satuan menggunakan gambar-gambar, salah satunya gambar buah rambutan yang diikat dan yang lepas dari tangkainya.
Ada salah satu siswaku, sengaja menjawab pertanyaan-pertanyaan soal yang sedang dibahas semaunya, jawabnya dibolak-balik salah. Setahu saya anak ini sudah mengerti dan bisa. Kalau saya sedang bertanya ke siswa lain, satu anakku ini yang menjawab dan jawab asal, hehehe.
Siswaku ini ingin lebih kuperhatikan, trus kuminta Ray ke depan kelas untuk memperhatikan penjelasanku lebih seksama. Kuulang penjelasan materi perbandingan, kutanyakan lagi dan Ray menjawab dengan benar.
Alhamdulillah sudah serius menjawabnya, tapiii . . . saat saya minta Ray kembali ke tempat duduknya, Ray bicara “Bu guru aku suka buah itu, aku suka buah rambutan, aku mau makan itu”. Hehehe lucu sekali anak ini jadi salah fokus, yang diingat gambar buah rambutan buatanku.
Anak-anak lainnya juga bicara “Bu guru aku juga suka, aku mau buah rambutan ya bu”. Iya insyaallah Bu guru belikan kalau dijalan ada yang jual ya”.
Keesokan pagi saat berangkat ke sekolah, dipinggir jalan kulihat gerobak penjual rambutan parakan. Teringat janji kemarin ke anak-anak untuk membelikannya jika melihatnya. Kutekan sen kiri motorku, tanda menepi kepada pengendara-pengendara di belakangku.
Kubeli dua ikat kecil rambutan, untuk menepati janji kepada anak-anak, karena belum pernah coba jenis rambutan ini ngak berani beli banyak, khawatir asam atau tidak ngelotok bahasa sananya hehehe.
Sampai sekolah kutaruh di kelas ternyata banyak semutnya, kupindah taruh diluar kelas, mendekati waktu istirahat kucuci dan lepas satu-satu buah rambutan ini dari tangkainya agar bersih dari semut hitam.
Saat kucoba makan ternyata rasa rambutan ini enak, manis, dan kering. Menyesal kenapa tidak beli banyak saat itu buat makan bareng teman-teman.
Kubawa buah rambutan-rambutan ini ke kelas setelah kucuci, anak-anak didikku yang masih duduk di kelas satu sangat senang sekali. Satu persatu mereka kedepan kelas mengambil rambutan. “Bu guru tolong kupasin kulitnya, aku tidak bisa”. Juga dengan anak lainnya, sama-sama kita menikmati rambutan parakan yang rasa buahnya manis, kering, dan renyah.
Bu guru rambutannya enak aku suka, alhamdulillah anak-anak didikku suka dan senang semuanya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hehehe ,rambutan menambah keakraban siswa dan Bu Guru sehat dan sukses selalu Bu
Terima kasih bunda