Suatu sore di awal bulan April, putraku Hasbi yang  duduk dikelas 5 SD, kuperhatikan sibuk membuka lemari pakaiannya. Lalu kutanyakan sedang mencari apa, karena terlihat kain yang di dalam lemari sudah banyak dikeluarkannya. Dengan sedikit lesu Hasbi menjawab dia sedang mencari pakain wisuda yang telah disimpannya sebulan yang lalu. Tampaknya Hasbi merasa kecewa acara wisuda Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA ) yang ditungu tunggu dibatalkan . Ibu guru MDA meminta siswa untuk menyerahkan kembali pakaian tersebut.  Kuberi pengertian pada  anakku bahwa penyebabnya karena sekarang masih masa PSBB,  jadi tetap jaga jarak dan tidak boleh mengadakan keramaian. Makanya bu guru MDA membatalkan acara wisuda tersebut.  Aku  ikut membantu menemukan pakaian wisuda  yang telah sebulan disimpannya dalam lemari itu. Terlihat sekali raut kecewa di wajah Hasbi, tapi setelah mendengar penjelasanku akhirnya dia sudah mulai paham.

Tiba tiba adiknya yang berusia 3,7 tahun datang  dan meminta baju wisuda itu untuk dikenakannya. Hana si gadis kecil ingin terlihat besar dengan memakai  baju wisuda. Tidak hanya baju, Hana juga minta dipasangkan toga dan kalung wisuda. Aha jadilah si Rayhana kecil yang ikut wisuda. Hasbi terlihat sayang sekali sama adik  perempuan satu satunya itu, apa permintaan adiknya selalu diturutinya. Setelah semua perlengkapan wisuda dipasangkan Hasbi ke adiknya, si Hana meminta pula untuk difoto.

Kuperhatikan Hasbi  terhibur dangan tingkah dan permintaan adiknya. Wajah sedih dan cemberutnya telah berubah dengan senyuman melihat kelucuan Hana dengan memakai pakaian yang lapang dan kedodoran itu. Akhirnya si Hasbi disibukkan dengan memotret Hana dengan kamera HP mamanya.  Dengan berbagai gaya Hana senang di foto  foto. Setiap selesai difoto Hana minta diperlihatkan . Dia senang melihat wajahnya seperti orang dewasa  dengan pakaian wisuda udanya itu.  Aku menjadi lega dan melanjutkan memasak ke dapur  sambil tersenyum menyaksikan tingkah anak anakku .

Saniang baka Solok, 15 Juni 2020